25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

RS Mitra Sejati Tahan Pasien Miskin

Tak Punya Uang Bayar Persalinan

MEDAN-Lagi pasien miskin ditahan rumah sakit. Kali ini menimpa Diana (33). Warga Jalan Brigjen Katamso, Kelurahan Aur, Medan Maimun itu tak diperbolehkan pulang oleh Rumah Sakit Mitra Sejati usai melahirkan, karena tidak memiliki biaya yang dibebankan oleh pihak rumah sakit kepadanya.

Keterangan keluarga korban, Melda (28) saat ditemui di ruang inap kamar 318 lantai 3, Diana sebelumnya masuk ke RS Mitra Sejati sebagai pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) atas nama Fadilah yang merupakan keluarga korban, karena kartu Jamkesmas miliknya hanyut ketika kediamannya terendam banjir besar setahun yang lalu.

“Kami terpaksa memakai Jamkesmas dengan nama lain, karena tidak ada biaya dan kondisi sangat mendesak. Soalnya, dia (Diana) harus melahirkan,” jelas  Melda.
Melda menjelaskan, setelah Diana melahirkan anak ketiganya, pihak rumah sakit tidak bisa mengklaim, karena Diana tidak memiliki kartu Jamkesmas.

“Dokter yang menangani  kakak saya meminta uang seikhlas hati,” kata Melda.
Menurutnya, keluarga kemudian menyerahkan yang Rp300 ribu kepada dokter tersebut, namun dokter itu menolak dan meminta uang Rp1 juta.
“Bagaimana mungkin saya bisa membayar sebesar itu sedangkan untuk ongkos becak pulang ke rumah saja saya tidak ada,” sambung Diana.

Menurut Diana, dokter tersebut kemudian menyarankan untuk mengurus Jampersal. Namun, Diana tak bisa mengurus karena KK, KTP, dan buku nikah milik Diana juga hilang.
Direktur RS Mitra Sejati, dr Pram S Dhilon menyebutkan, dirinya tidak mengetahui persoalan tersebut sebab dia sedang berada di luar kota.

“Setahu saya kalau pasien Jamkemas itu tidak ada dipungut biaya. Tapi kalau memang ada berarti itu oknum,” sebutnya. (mag 19)

Tak Punya Uang Bayar Persalinan

MEDAN-Lagi pasien miskin ditahan rumah sakit. Kali ini menimpa Diana (33). Warga Jalan Brigjen Katamso, Kelurahan Aur, Medan Maimun itu tak diperbolehkan pulang oleh Rumah Sakit Mitra Sejati usai melahirkan, karena tidak memiliki biaya yang dibebankan oleh pihak rumah sakit kepadanya.

Keterangan keluarga korban, Melda (28) saat ditemui di ruang inap kamar 318 lantai 3, Diana sebelumnya masuk ke RS Mitra Sejati sebagai pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) atas nama Fadilah yang merupakan keluarga korban, karena kartu Jamkesmas miliknya hanyut ketika kediamannya terendam banjir besar setahun yang lalu.

“Kami terpaksa memakai Jamkesmas dengan nama lain, karena tidak ada biaya dan kondisi sangat mendesak. Soalnya, dia (Diana) harus melahirkan,” jelas  Melda.
Melda menjelaskan, setelah Diana melahirkan anak ketiganya, pihak rumah sakit tidak bisa mengklaim, karena Diana tidak memiliki kartu Jamkesmas.

“Dokter yang menangani  kakak saya meminta uang seikhlas hati,” kata Melda.
Menurutnya, keluarga kemudian menyerahkan yang Rp300 ribu kepada dokter tersebut, namun dokter itu menolak dan meminta uang Rp1 juta.
“Bagaimana mungkin saya bisa membayar sebesar itu sedangkan untuk ongkos becak pulang ke rumah saja saya tidak ada,” sambung Diana.

Menurut Diana, dokter tersebut kemudian menyarankan untuk mengurus Jampersal. Namun, Diana tak bisa mengurus karena KK, KTP, dan buku nikah milik Diana juga hilang.
Direktur RS Mitra Sejati, dr Pram S Dhilon menyebutkan, dirinya tidak mengetahui persoalan tersebut sebab dia sedang berada di luar kota.

“Setahu saya kalau pasien Jamkemas itu tidak ada dipungut biaya. Tapi kalau memang ada berarti itu oknum,” sebutnya. (mag 19)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/