30 C
Medan
Thursday, July 4, 2024

Hingga Akhir Oktober, Hujan Terjadi Menjelang Sore

MEDAN-Hujan deras yang melanda Kota Medan belakangan ini mengakibatkan mayoritas ruas jalan di Kota Medan tergenang banjir. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah Sumatera Utara (Sumut) memprediksi selama Bulan Oktober ini Kota Medan akan mengalami cuaca ekstrem.
Curah hujan di Bulan Oktober ini relatif tinggi, menyebabkan Kota Medan sering diguyur hujan.

Menurut Kepala Bidang Data dan Informasi (Kabid Datin) BMKG Sumut, Hendra Suwarta, faktor yang menyebabkan tingginya curah hujan disebabkan karena curah hujan juga relatif tinggi di Wilayah Pantai Timur Sumatera.
“Pantai Timur curah hujannya cukup tinggi,” katanya.

Kemudian, lanjutnya, faktor lainnya juga adalah terjadinya kumpulan awan tebal atau biasa disebut awan Comulunimbus. Dan itu biasanya, berpeluang terjadi pada sekira sore dan malam hari.

“Awan tebal dari pantai timur, terjadi sore dan malam. Jadi, potensi hujan relatif pada sore dan malam hari,” tambahnya lagi.
Dijelaskannya, dengan curah hujan yang berintensitas tinggi dan disebabkan awan Comulunimbus itu, pada akhirnya hujan yang turun akan disertai guntur dan angin kencang.

“Pola anginnya mengumpul di wilayah pantai timur. Curah hujannya, berkisar sampai 100 milimeter per bulan,” jelasnya lagi.
Ditambahkannya, wilayah yang berpotensi mengalami curah hujan tinggi, serta cuaca ekstrim selain Medan, Deliserdang, Serdangbedagai, Langkat dan beberapa daerah lainnya.

Selain itu juga, sambung Hendra, di daerah Pantai Barat Sumatera, seperti Tapanuli Tengah (Tapteng), Mandailing Natal (Madina), dan beberapa daerah lainnya diperkirakan hujan akan terus terjadi hingga Desember mendatang.

Kepala Data dan Informasi (Datin) BMKG Stasiun Polonia Medan, Mega Sirait juga mengaku, peluang hujan deras disertai angin kencang terjadi pekan depan dan di wilayah Sumut, tapi paling tinggi di wilayah pesisir Pantai Timur seperti Medan, Deliserdang, Langkat, Sergai dan Asahan.
Mega mengaku penyebab utama karena di wilayah Sumut terbentuk arus udara masuk sehingga uap air cukup tinggi dan kondisi udaranya menjadi labil dan pembentukan awan.

“Untuk Medan dipengaruhi topografi yang berada di antara Selat Malaka dan Pegunungan Bukit Barisan yang berpotensi tercipatnya awan yang cukup kuat,” bebernya.

Mega menuturkan, hujan cenderung terjadinya sore dan malam hari. “Masyarakat Medan diimbau agar mewaspadai banjir dan hujan yang disertai angin kencang khususnya di pinggiran,” katanya.

Untuk jarak pandang, Mega mengakui, jarak pandang sekitar 1 km.

“Kemarin sudah mengganggu karena disertai angin kencang,” pungkasnya.
Untuk suhu, kata Mega Sirait, pagi hari 27-28 derajat Celsius, siang hari 32 derajat Celsius dan malam hari 24-28 derajat Celsius. “Kecepatan angin mencapai 25 knot atau sekitar 37 km/jam. Daerah yang berpotensi longsor Langkat, Dairi, Karo, Taput dan Tapteng,” bebernya.(jon)

(ari)

MEDAN-Hujan deras yang melanda Kota Medan belakangan ini mengakibatkan mayoritas ruas jalan di Kota Medan tergenang banjir. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah Sumatera Utara (Sumut) memprediksi selama Bulan Oktober ini Kota Medan akan mengalami cuaca ekstrem.
Curah hujan di Bulan Oktober ini relatif tinggi, menyebabkan Kota Medan sering diguyur hujan.

Menurut Kepala Bidang Data dan Informasi (Kabid Datin) BMKG Sumut, Hendra Suwarta, faktor yang menyebabkan tingginya curah hujan disebabkan karena curah hujan juga relatif tinggi di Wilayah Pantai Timur Sumatera.
“Pantai Timur curah hujannya cukup tinggi,” katanya.

Kemudian, lanjutnya, faktor lainnya juga adalah terjadinya kumpulan awan tebal atau biasa disebut awan Comulunimbus. Dan itu biasanya, berpeluang terjadi pada sekira sore dan malam hari.

“Awan tebal dari pantai timur, terjadi sore dan malam. Jadi, potensi hujan relatif pada sore dan malam hari,” tambahnya lagi.
Dijelaskannya, dengan curah hujan yang berintensitas tinggi dan disebabkan awan Comulunimbus itu, pada akhirnya hujan yang turun akan disertai guntur dan angin kencang.

“Pola anginnya mengumpul di wilayah pantai timur. Curah hujannya, berkisar sampai 100 milimeter per bulan,” jelasnya lagi.
Ditambahkannya, wilayah yang berpotensi mengalami curah hujan tinggi, serta cuaca ekstrim selain Medan, Deliserdang, Serdangbedagai, Langkat dan beberapa daerah lainnya.

Selain itu juga, sambung Hendra, di daerah Pantai Barat Sumatera, seperti Tapanuli Tengah (Tapteng), Mandailing Natal (Madina), dan beberapa daerah lainnya diperkirakan hujan akan terus terjadi hingga Desember mendatang.

Kepala Data dan Informasi (Datin) BMKG Stasiun Polonia Medan, Mega Sirait juga mengaku, peluang hujan deras disertai angin kencang terjadi pekan depan dan di wilayah Sumut, tapi paling tinggi di wilayah pesisir Pantai Timur seperti Medan, Deliserdang, Langkat, Sergai dan Asahan.
Mega mengaku penyebab utama karena di wilayah Sumut terbentuk arus udara masuk sehingga uap air cukup tinggi dan kondisi udaranya menjadi labil dan pembentukan awan.

“Untuk Medan dipengaruhi topografi yang berada di antara Selat Malaka dan Pegunungan Bukit Barisan yang berpotensi tercipatnya awan yang cukup kuat,” bebernya.

Mega menuturkan, hujan cenderung terjadinya sore dan malam hari. “Masyarakat Medan diimbau agar mewaspadai banjir dan hujan yang disertai angin kencang khususnya di pinggiran,” katanya.

Untuk jarak pandang, Mega mengakui, jarak pandang sekitar 1 km.

“Kemarin sudah mengganggu karena disertai angin kencang,” pungkasnya.
Untuk suhu, kata Mega Sirait, pagi hari 27-28 derajat Celsius, siang hari 32 derajat Celsius dan malam hari 24-28 derajat Celsius. “Kecepatan angin mencapai 25 knot atau sekitar 37 km/jam. Daerah yang berpotensi longsor Langkat, Dairi, Karo, Taput dan Tapteng,” bebernya.(jon)

(ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/