29 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Sumut Tak Punya Alat Deteksi Tsunami

TERDAMPAR: Buoy tsunami terdampar di pinggir pantai, beberapa waktu lalu. Menurut BNPB, saat ini beberapa alat pendeteksi tsunami tersebut hilang dicuri sejak 2012.

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Sumatera Utara (Sumut) ternyata tidak memiliki alat deteksi tsunami. Sumut hanya punya alat sirine peringatan tsunami sebanyak dua unit yang ditempatkan di Sibolga, dan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah.

“Sumut tak punya alat deteksi tsunami. Alat itu adanya di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),” ujar Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, Syahnan, Jumat (5/10).

Dikatakan Syahnan, keadaan sirine itu saat ini masih dalam kondisi baik. Bahkan, sirine itu juga beberapa kali dibunyikan sebagai perawatan saja.

Selain itu, kata Syahnan, di Sumut juga ada dipasang alat pengukur gempa. Alat itu dipasang di Medan, Tuntungan, Parapat, Aek Godang, Onowoembo dan Teluk Dalam. “Alat ini kondisinya juga baik. Biasanya, kalau tsunami, kita melihat ukuran gempa dari alat yang terpasang.

Namun, lebih baik lagi memamg kalau dikorelasi dengan alat deteksi tsunami,” papar Syahnan.

Ditanya apakah Sumatera Utara tidak termasuk berpotensi terjadi tsunami, Syahnan mengakui kalau Sumut termasuk daerah gempa aktif. Aktivitas sesar lokal yang memiliki karakteristik kedalaman sumber yang dangkal yang menjadi alasannya. “Sesar-sesar ini sangat aktif yang dapat meyebabkan terjadinya gempa bersifat lokal yang sering kita rasakan,” ungkap Syahnan lagi.

Menurut Syahnan, untuk sumber gempa akibat subduksi lempeng di Pulau Sumatera, mempunyai kisaran kedalaman hingga ratusan kilometer. Dengan begitu, dapat memicu gempa kuat dan luas di Pulau Sumatera. Namun, untuk Sumut umumnya gempayang berpusat di darat dengan kedalaman dangkal, 10-33 Km.

“Meskipun skala kekuatan gempa kecil, tetapi dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan dan infrastruktur juga. Begitu juga dengan korban jiwa. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kali kejadian gempa di Sumut, seperti di Tarutung, di Deliserdang dan di Karo,” sambungnya.

Sementara untuk tsunami berpotensi terjadi di Sumut, Syahnan bilang, berpotensi terjadi pantai barat, termasuk di Kepulauan Nias. Apabila terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami, ada simulasi yang bisa diprediksi tinggi gelombang dan jangkauan tsunami berdasar data-data.

TERDAMPAR: Buoy tsunami terdampar di pinggir pantai, beberapa waktu lalu. Menurut BNPB, saat ini beberapa alat pendeteksi tsunami tersebut hilang dicuri sejak 2012.

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Sumatera Utara (Sumut) ternyata tidak memiliki alat deteksi tsunami. Sumut hanya punya alat sirine peringatan tsunami sebanyak dua unit yang ditempatkan di Sibolga, dan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah.

“Sumut tak punya alat deteksi tsunami. Alat itu adanya di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),” ujar Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, Syahnan, Jumat (5/10).

Dikatakan Syahnan, keadaan sirine itu saat ini masih dalam kondisi baik. Bahkan, sirine itu juga beberapa kali dibunyikan sebagai perawatan saja.

Selain itu, kata Syahnan, di Sumut juga ada dipasang alat pengukur gempa. Alat itu dipasang di Medan, Tuntungan, Parapat, Aek Godang, Onowoembo dan Teluk Dalam. “Alat ini kondisinya juga baik. Biasanya, kalau tsunami, kita melihat ukuran gempa dari alat yang terpasang.

Namun, lebih baik lagi memamg kalau dikorelasi dengan alat deteksi tsunami,” papar Syahnan.

Ditanya apakah Sumatera Utara tidak termasuk berpotensi terjadi tsunami, Syahnan mengakui kalau Sumut termasuk daerah gempa aktif. Aktivitas sesar lokal yang memiliki karakteristik kedalaman sumber yang dangkal yang menjadi alasannya. “Sesar-sesar ini sangat aktif yang dapat meyebabkan terjadinya gempa bersifat lokal yang sering kita rasakan,” ungkap Syahnan lagi.

Menurut Syahnan, untuk sumber gempa akibat subduksi lempeng di Pulau Sumatera, mempunyai kisaran kedalaman hingga ratusan kilometer. Dengan begitu, dapat memicu gempa kuat dan luas di Pulau Sumatera. Namun, untuk Sumut umumnya gempayang berpusat di darat dengan kedalaman dangkal, 10-33 Km.

“Meskipun skala kekuatan gempa kecil, tetapi dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan dan infrastruktur juga. Begitu juga dengan korban jiwa. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kali kejadian gempa di Sumut, seperti di Tarutung, di Deliserdang dan di Karo,” sambungnya.

Sementara untuk tsunami berpotensi terjadi di Sumut, Syahnan bilang, berpotensi terjadi pantai barat, termasuk di Kepulauan Nias. Apabila terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami, ada simulasi yang bisa diprediksi tinggi gelombang dan jangkauan tsunami berdasar data-data.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/