30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Limbah WC Warga Denai Dibuang ke Parit

High Five Galakkan Septic Tank Komunal

MEDAN-Dari 500 kepala keluarga (KK) Lingkungan IV, Kelurahan TSM III, Kecamatan Medan Denai, 80 persen di antaranya tidak memiliki septic tank. Kondisi ini telah terjadi selama puluhan tahun belakangan. Untuk pembuangan kotoran dari WC, warga memanfaatkan Parit Sulang-Saling tak jauh dari kediamannya, sebagai wadah pembuangan akhir.

“Selain rentan penyakit, kondisi ini juga menyebabkan terjadinya genangan air dari sumbatan pipa penyaluran yang dimanfaatkan hampir seluruh warga di lokasi tersebut,” kata Anggota High Five, Sawfani Fitriyanti, di sela-sela acara pembuatan septic tank komunal di Jalan Denai, Gang Kumis II Lingkungan IV, Senin (5/11).

Melihat kondisi ini, High Five di bawah USAID yang bergerak di bidang sanitasi lewat program lima pilarnya, menganggap, kondisi ini rentan untuk penyebaran penyakit sehingga perlu adanya septic tank komunal atau bisa dimanfaatkan orang banyak.

“Setelah melakukan inisiasi sejak Juli lalu kepada masyarakat tentang pentingnya septic tank, akhirnya masyarakat sendiri yang meminta kita untuk mendirikan septic tank. Langkah awalnya adalah membangun septic tank yang bisa dimanfaatkan 15 rumah tangga. Ke depannya kita harapkan masyarakat lain bisa mencontohnya,” ujar Fani.

Dalam kesempatan itu, Ewinur Machdar, spesialis air dan sanitasi High Five mengatakan, sesuai target MDGs, semua masyarakat harus memiliki sanitasi yang baik. Yakni bagaimana pembuangan tidak langsung ke tanah atau sungai, tapi dalam satu wadah yang memiliki seperti septic tank komunal.

“Di Indonesia sendiri banyak rumah yang memiliki WC tapi tidak memiliki septic tank, melainkan pembuangannya ke parit ataupun sungai, seperti di lingkungan IV ini. Setelah melalui Rencana Kerja Masyarakat (RKM), kita coba memfasilitasinya dengan identifikasi kebutuhan dan mencari solusi dengan melibatkan masyarakat,” ujarnya.

Proses pendirian septic tank itu, dilakukan di lokasi sempit dan padat penduduk dengan design yang telah disiapkan. “Jadi lahan septic tank yang kita gunakan adalah tanah milik masyarakat yang ingin memiliki wadah pembuangan kotoran, agar tidak lagi membuang langsung ke parit,” ujarnya.

Mira (35), warga sekitar yang langsung menerima manfaat dari septic tank komunal, mengaku senang dengan adanya wadah tersebut. Selain mengurangi dampak pencemaran lingkungan, juga mengurangi genangan air ketika hujan karena seluruh warga menggunakan satu saluran pembuangan yang dimanfaatkan oleh puluhan warga.

“Dengan adanya septic tank yang baru, maka akan mengurangi resiko penularan penyakit, dan mengurangi resiko genangan air karena hanya digunakan oleh beberapa kepala keluarga sehingga lebih terkontrol,” ujarnya mengakhiri. (uma)

High Five Galakkan Septic Tank Komunal

MEDAN-Dari 500 kepala keluarga (KK) Lingkungan IV, Kelurahan TSM III, Kecamatan Medan Denai, 80 persen di antaranya tidak memiliki septic tank. Kondisi ini telah terjadi selama puluhan tahun belakangan. Untuk pembuangan kotoran dari WC, warga memanfaatkan Parit Sulang-Saling tak jauh dari kediamannya, sebagai wadah pembuangan akhir.

“Selain rentan penyakit, kondisi ini juga menyebabkan terjadinya genangan air dari sumbatan pipa penyaluran yang dimanfaatkan hampir seluruh warga di lokasi tersebut,” kata Anggota High Five, Sawfani Fitriyanti, di sela-sela acara pembuatan septic tank komunal di Jalan Denai, Gang Kumis II Lingkungan IV, Senin (5/11).

Melihat kondisi ini, High Five di bawah USAID yang bergerak di bidang sanitasi lewat program lima pilarnya, menganggap, kondisi ini rentan untuk penyebaran penyakit sehingga perlu adanya septic tank komunal atau bisa dimanfaatkan orang banyak.

“Setelah melakukan inisiasi sejak Juli lalu kepada masyarakat tentang pentingnya septic tank, akhirnya masyarakat sendiri yang meminta kita untuk mendirikan septic tank. Langkah awalnya adalah membangun septic tank yang bisa dimanfaatkan 15 rumah tangga. Ke depannya kita harapkan masyarakat lain bisa mencontohnya,” ujar Fani.

Dalam kesempatan itu, Ewinur Machdar, spesialis air dan sanitasi High Five mengatakan, sesuai target MDGs, semua masyarakat harus memiliki sanitasi yang baik. Yakni bagaimana pembuangan tidak langsung ke tanah atau sungai, tapi dalam satu wadah yang memiliki seperti septic tank komunal.

“Di Indonesia sendiri banyak rumah yang memiliki WC tapi tidak memiliki septic tank, melainkan pembuangannya ke parit ataupun sungai, seperti di lingkungan IV ini. Setelah melalui Rencana Kerja Masyarakat (RKM), kita coba memfasilitasinya dengan identifikasi kebutuhan dan mencari solusi dengan melibatkan masyarakat,” ujarnya.

Proses pendirian septic tank itu, dilakukan di lokasi sempit dan padat penduduk dengan design yang telah disiapkan. “Jadi lahan septic tank yang kita gunakan adalah tanah milik masyarakat yang ingin memiliki wadah pembuangan kotoran, agar tidak lagi membuang langsung ke parit,” ujarnya.

Mira (35), warga sekitar yang langsung menerima manfaat dari septic tank komunal, mengaku senang dengan adanya wadah tersebut. Selain mengurangi dampak pencemaran lingkungan, juga mengurangi genangan air ketika hujan karena seluruh warga menggunakan satu saluran pembuangan yang dimanfaatkan oleh puluhan warga.

“Dengan adanya septic tank yang baru, maka akan mengurangi resiko penularan penyakit, dan mengurangi resiko genangan air karena hanya digunakan oleh beberapa kepala keluarga sehingga lebih terkontrol,” ujarnya mengakhiri. (uma)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/