SUMUTPOS.CO – Bayi kembar siam dempet di bagian perut hingga pelvis anak pasangan Hendri Sinuraya (25) dan Nurhayati br Tarigan (25), yang lahir di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik (RSUP-HAM) hanya memiliki tiga kaki.
Orangtua bayi kembar siam, Hendri Sinuraya saat ditemui Sumut Pos, Selasa (5/11), tampak masih bingung. Wajahnya juga tampak lelah usai mengantarkan termos berisi air panas ke ruang Perinatologi Instalasi Rindu-B tempat anaknya dirawat. Ia harus kembali melihat istrinya yang juga masih dirawat di ruang rawat inap RSUP HAM. Saat itu, bibi Hendri dari Patumbak juga tampak menjenguk, bersama bibinya, Poniem, ia menceritakan keadaan anaknya.
“Sampai sekarang, anak saya baik-baik saja kok. Dokter bilang masih stabil, istri saya juga sudah mulai membaik usai di operasi. Belum kami kasih nama, karena belum tahu jenis kelaminnya. Maunya perempuan biar ada yang nemeni istri di rumah,” katanya.
Yah, istrinya, Nurhayati br Tarigan (25) melahirkan lebih awal dari waktu yang telah dijadwalkan. Seharusnya, bayi warga Telun Kenas, Deli Serdang ini lahir pada hari Senin (11/11) mendatang. Namun karena kondisi ibunya yang lemah, Sabtu (2/11) lalu, operasi sesar akhirnya dilakukan di RSUP HAM.
“Sebenarnya belum jadwalnya kata dokter, tapi karena keadaan istri saya lemah makanya dioperasi. Sebelumnya kami bawa ke RS Sembiring, tapi habis itu dibawa kemari. Yah, sudah lega sebenarnya karena istri sudah bisa melahirkan dengan selamat, kalau anaknya kita serahkan gimana sama dokter,” ujarnya sembari mengatakan ia menikahi istrinya pada 15 Desember 2012 lalu.
Pria yang bekerja di pabrik minuman di Deli Serdang dan pekerja bangunan ini mengaku ia tak pernah mendapatkan firasat buruk selama kehamilan istrinya. Bahkan, ia sering datang ke bidan untuk memeriksakan kondisi kehamilan istrinya. Bahkan, saat usia kandungan masih empat bulan, dengan bantuan pemerintah telah dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
“Nggak ada firasat apa-apa, kelainan saat hamil pun nggak ada. Minum atau makan obat tanpa resep dokter juga nggak pernah. Malah saat periksa kata dokter kondisi kandungan normal, tidak ada masalah dan baik-baik saja,” katanya
Namun saat kandungan memasuki bulan kedelapan, bidan tempat mereka memeriksakan kandungan menyarankan Nurhayati melakukan pemeriksaan USG lagi. Karena sang bidan merasakan ada yang berbeda dengan kondisi janin di kandungannya.
“Kata bidan kondisi janin keras di atas dan di bawah. Makanya itu dibawa untuk ke RS Sembiring, rupanya belum jelas sudah dibawa ke Adam Malik,” katanya.
Namun, Hendri tak putus asa. Ia tetap optimis bila anaknya bisa kembali normal. Meskipun, sebenarnya ia tidak sanggup melihat kondisi anaknya saat ini. “Sedih juga tahu anak kami lahir kembar siam. Namun saya tetap optimis dokter bisa melakukan yang terbaik,” ujarnya sembari mengatakan pengobatan anak dan istrinya hanya menggunakan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda).
Sementara itu, bibi korban Poniem mengaku sangat terpukul sejak tahu anaknya tersebut kembar siam dan hanya memiliki satu jantung dan usus. “Saya dengar informasinya minggu lalu sebelum lahiran, katanya anaknya kembar tapi jantung sama ususnya nyatu. Yah kami kaget, terpukul juga. Kasihan sama keponakanku ini,” katanya.
Tak hanya itu, ia juga sedih karena melihat kondisi keponakannya yang tidak memiliki uang untuk pengobatan. “Kasihan dia orang susah, janganlah diwawancarai, takutnya nanti entah kenapa-kenapa. Kami orang susah, dia juga jangan dipersusah lagi,” ujar bibinya sembari mengatakan kakaknya, ibu Hendrik masih berada di luar kota dan tak bisa ke Medan.
Sementara itu, Ketua Tim Penanganan Bayi Kembar Siam, Makmur Sitepu membenarkan bahwa jadwal untuk melahirkan dipercepat akibat kondisi sang ibu yang lemah dan ia mengaku sebenarnya sebulan sebelum lahir, dokter sudah mengidentifikasi Nurhayati bakal melahirkan bayi kembar siam.
Makmur kembali menjelaskan kondisi sang bayi. “Bayinya dempet di bagian perut hingga pelvis, dan hanya memiliki tiga kaki. Namun, kondisi organ dalam tubuh bayi yang lahir dengan berat total 3,5 kg ini normal, setiap bayi memiliki organ dalam masing-masing dan tim dokter masih mencari tahu jenis kelamin kedua bayi ,” ujarnya sembari mengatakan, bayi lahir hari Sabtu, sekitar pukul 05.30 WIB.
Menurut Makmur, setelah lahir, ternyata salah seorang bayi lahir dengan kondisi kurang baik. Karena ditemukan ada kelainan jantung dan paru-paru. Sehingga tim dokter berencana akan langsung mengadakan operasi pemisahan agar kedua bayi selamat.
Namun, sambungnya, setelah melihat perkembangan saat ini, kondisi kedua bayi masih belum stabil.
“Untuk bayi kembar siam, waktu paling baik untuk dipisahkan (operasi) adalah saat usia sembilan bulan karena melihat perkembangannya. Namun, kita lihat kondisi bayi terlebih dahulu. Karena jika satu sakit, bisa membahayakan bagi yang lainnya,” ujar dokter spesialis kandungan dan kebidanan itu.
Menurut Makmur, untuk penanganan kasus kembar siam ini, sesaat setelah dokter mendiagnosa akan lahir kembar siam, RSUP H Adam Malik Medan langsung membentuk tim yang menangani. Sekitar 20 orang dokter dengan sub spesialis masing-masing nantinya akan terlibat. Diantaranya, spesialis ortopedi, bedah plastik, vaskuler serta obgyn.
“Kasus bayi kembar siam memang sering masuk ke RSUP H Adam Malik Medan. Tapi, tim dokter akan tetap berusaha maksimal dalam menangani perawatannya. Saat ini, kita masih tetap memonitor dan melakukan serangkaian pemeriksaan guna memastikan kondisi kedua bayi yang diberi nama Nurhayati br Tarigan 1 dan Nurhayati br Tarigan 2 ini,” katanya. (put/smg)