27.8 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Hasil Penyelidikan Dinas LHK Sumut Terkait Banjir Bandang dan Longsor

Dugaan Perambahan Hutan dan Curah Hujan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Sumatera Utara memaparkan hasil penyelidikan penyebab banjir bandang dan longsor di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Humbahas. Hasilnya, ada penebangan pohon di area hutan lindung yang berada di hulu Kabupaten Humbang Hasundutan.

Kepala Dinas LHK Sumut, Yuliani Siregar mengungkapkan pasca terjadi bencana alam itu, pihaknya memerintahkan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) 13 Dolok Sanggul untuk melakukan penyelidikan bersama Polres Humbahas.

“Saat ini, lagi proses penyeledikan terkait masalah adanya di hulu, dari pada lokasi banjir. Adanya penebangan di area lain yang masuk dalam kawasan hutan,” kata Yuliani kepada wartawan, di Kota Medan, Rabu (6/12/2023).

Yuliani menjelaskan terjadi banjir bandang dan longsor itu, bukan keseluruhan karena ada perambahan. Tapi, memang ada curah hujan yang memang sangat tinggi dan faktor iklim.

“Jadi ini, semua saling mendukung antara kesalahan dari pada manusianya sendiri, dan alamnya nyatu,” ucap Yuliani.

Yuliani mengungkapkan bahwa anggotanya melakukan pengecekan di lokasi tersebut, ditemukan di lapangan, ada memang di hulunya ada penebangan pohon sekitar 10 hektare.

“Selanjutnya, di luar kawasan hutan ada sedikit masuk dalam kawasan hutan sekitar 15 hektare itu pun tidak ada izin dari kami,” tutur Yuliani.

Yuliani mengatakan pihaknya melakukan kordinasi dengan pihak kepolisian cukup baik. Termasuk, Dinas LHK Sumut diminta pihak kepolisian sebagai saksi ahli.

“Tim kita juga melakukan pengawasan di sana. Yang menebang itu masih proses penyidikan oleh Polres Humbahas kemungkinan masyarakat setempat,” jelas Yuliani.

Yuliani menjelaskan bahwa di hulu juga terdapat, tebing-tebing yang curam dan bebatuan. Sehingga membuat kondisi di lokasi bencana alam itu, sangat memperihatinkan.

“Akibat gerusan air maka terjadilah banjir bandang ini. Dari mulai banjir bandang terjadi saya sudah perintah anggota yang di sana untuk, cek apa yang terjadi di lapangan,” tandas Yuliani.

Untuk diketahui, banjir bandang dan longsor terjadi di Kabupaten Humbahas ini, terjadi Jumat (1/12/2023) malam, sekitar pukul 21.00 WIB. Dilaporkan dua orang tewas dan 10 masih hilang.

Bencana alam itu, mengakibatkan rumah milik 55 kepala keluarga mengalami kerusakan. 160 jiwa mengungsi di dua lokasi berada Kantor Camat Baktiraja, dan ke Gedung Serbaguna (GSG) HKBP Simanullang Sinambela.Selain itu, bencana alam ini, juga merusak Hotel Senior, Gereja, fasilitas umum hingga lahan pertanian.(gus)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Sumatera Utara memaparkan hasil penyelidikan penyebab banjir bandang dan longsor di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Humbahas. Hasilnya, ada penebangan pohon di area hutan lindung yang berada di hulu Kabupaten Humbang Hasundutan.

Kepala Dinas LHK Sumut, Yuliani Siregar mengungkapkan pasca terjadi bencana alam itu, pihaknya memerintahkan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) 13 Dolok Sanggul untuk melakukan penyelidikan bersama Polres Humbahas.

“Saat ini, lagi proses penyeledikan terkait masalah adanya di hulu, dari pada lokasi banjir. Adanya penebangan di area lain yang masuk dalam kawasan hutan,” kata Yuliani kepada wartawan, di Kota Medan, Rabu (6/12/2023).

Yuliani menjelaskan terjadi banjir bandang dan longsor itu, bukan keseluruhan karena ada perambahan. Tapi, memang ada curah hujan yang memang sangat tinggi dan faktor iklim.

“Jadi ini, semua saling mendukung antara kesalahan dari pada manusianya sendiri, dan alamnya nyatu,” ucap Yuliani.

Yuliani mengungkapkan bahwa anggotanya melakukan pengecekan di lokasi tersebut, ditemukan di lapangan, ada memang di hulunya ada penebangan pohon sekitar 10 hektare.

“Selanjutnya, di luar kawasan hutan ada sedikit masuk dalam kawasan hutan sekitar 15 hektare itu pun tidak ada izin dari kami,” tutur Yuliani.

Yuliani mengatakan pihaknya melakukan kordinasi dengan pihak kepolisian cukup baik. Termasuk, Dinas LHK Sumut diminta pihak kepolisian sebagai saksi ahli.

“Tim kita juga melakukan pengawasan di sana. Yang menebang itu masih proses penyidikan oleh Polres Humbahas kemungkinan masyarakat setempat,” jelas Yuliani.

Yuliani menjelaskan bahwa di hulu juga terdapat, tebing-tebing yang curam dan bebatuan. Sehingga membuat kondisi di lokasi bencana alam itu, sangat memperihatinkan.

“Akibat gerusan air maka terjadilah banjir bandang ini. Dari mulai banjir bandang terjadi saya sudah perintah anggota yang di sana untuk, cek apa yang terjadi di lapangan,” tandas Yuliani.

Untuk diketahui, banjir bandang dan longsor terjadi di Kabupaten Humbahas ini, terjadi Jumat (1/12/2023) malam, sekitar pukul 21.00 WIB. Dilaporkan dua orang tewas dan 10 masih hilang.

Bencana alam itu, mengakibatkan rumah milik 55 kepala keluarga mengalami kerusakan. 160 jiwa mengungsi di dua lokasi berada Kantor Camat Baktiraja, dan ke Gedung Serbaguna (GSG) HKBP Simanullang Sinambela.Selain itu, bencana alam ini, juga merusak Hotel Senior, Gereja, fasilitas umum hingga lahan pertanian.(gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/