25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

AirAsia Palembang-Medan Hari Selasa Dibatalkan

Foto: Manahan/PM Para penumpang AirAsia mengamuk di counter chek in AirAsia, Selasa (6/1/2015).
Foto: Manahan/PM
Para penumpang AirAsia mengamuk di counter chek in AirAsia, Selasa (6/1/2015).

PALEMBANG, SUMUTPOS.CO – Tak hanya penerbangan Medan-Palembang, penerbangan pesawat AirAsia QZ 8041 tujuan Palembang-Medan dengan jadwal 09.30 WIB, juga dibatalkan, Selasa (6/12). Akibatnya, 113 penumpang yang berada di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II kecewa dengan tindakan AirAsia yang tidak memberikan konfirmasi sebelumnya.

Pantauan di bandara, puluhan menumpang mendatangi loket tiket Air Asia untuk meminta pertanggung jawaban atas pembatalan rute perjalanan Palembang-Medan. Tidak sedikit, penumpang menunjukkan kekesalan kepada petugas di loket tersebut.

Seperti yang diungkapkan seorang penumpang, Hamunangan Tambunan. Pria yang berprofesi sebagai guru itu mengaku sangat kecewa atas tindakan pihak airlines yang tidak menginformasikan pembatalan keberangkatan sebelum dirinya ke Bandara. “Saya dari desa pedalaman sukajaya ke bandara ini sengaja nyater mobil dengan biaya satu juta. Sampai disini, pesawat tidak jadi terbang,” ungkapnya.

Kerugian juga dialami Maryani yang harus kehilangan dua tiket sekaligus. Diakuinya, jadwal keberangkatan Palembang–Medan dan Banda Aceh hangus lantaran rute dari Palembang batal. “Saya beli tiket dua perjalanan sekaligus. Dari Palembang ke Medan, nanti sorenya saya berangkat ke Aceh. Gara-gara hal ini, saya harus kehilangan dua tiket,” ungkapnya.

Hal yang sama juga dialami Hj Hafni, wanita asal medan ini tidak terima tindakan pihak AirAsia yang dianggap lepas tangan dan tidak ada koordinasi sebelumnya. “Kami sampai di bandara baru ada pemberitahuan penerbangan batal. Hal ini sangat merugikan saya jika kemarin tidak jadi berangkat,” keluhnya.

Diakui Dedy Admaja, Customer Experience AirAsia, pihaknya mendapatkan informasi pembatalan dari pusat, Senin (5/12) sekitar pukul 22.00 WIB. Dari pihak Air Asia memberikan dua opsi berupa penundaan penerbangan yang dilakukan Kamis dan Sabtu mendatang atau pengembalian uang tiket dengan mengunjungi website www.airasia.com sesuai petunjuk yang ada.

Namun, tidak semua penumpang memilih opsi yang diberikan. Beberapa penumpang memaksa untuk diberangkatkan kemarin. Karenanya, pihak Air Asia mengalihkan penerbangan 22 penumpang dengan maskapai Garuda Indonesia GA 107 ke Jakarta pukul 10.40 WIB . “Sampai di Jakarta, penumpang akan menaiki peswat tujuan Medan,” ungkapnya. Sisanya dialihkan penerbangan Kamis atau Sabtu.

Saat ditanya mengenai alasan pembatalan, Dedy mengaku belum tahu alasan jelas karena yang memiliki wewenang konfimrasi yakni petugas pusat di Jakarta. Dia menegaskan, untuk penerbangan Air Asia di hari Selasa, Rabu dan Sabtu untuk saat ini dibatalkan. Penerbangan hanya berlaku di jadwal Senin, Kamis, Jumat dan Minggu. “Jadi, penumpang hari ini akan diberitahu melalui pesan atau email,” bebernya.

Ketika menghubungi pihak AirAsia pusat terkait hal ini, melalui sekretaris perusahaan PT AirAsia Indonesia, Audrey Progastama Petriny, pihak AirAsia melalui Audrey merespon pertanyaan melalui layanan Short Massage System (SMS), dengan statement tanggapan Presiden Direktur AirAsia Indonesia, Sunu Widyatmoko.

“Regulator berpendapat bahwa perlu adanya eveluasi di rute tersebut (Palembang – Medan), dan AirAsia akan kooperatif dalam pelaksanaannya, namun mohom maaf, kami tidak dapat menyampaikan lebih detail lagi mengenai proses evaluasi ini sampai hasil di dapat,” ujar isi SMS tersebut.

Sementara itu, General Manager PT Angkasa Pura II, Zulfahmi mengatakan jadwal AirAsia semestinyatidak setiap hari, melainkan senin, kamis, jumat dan minggu. “Jadi seminggu hanya empat kali penerbangan dengan jadwal penerbangan pukul 09.30 WIB,” terangnya.

Lebih lanjut dikatakan Zulfahmi, penerbangan kemarin memang belum ada izin, karena izin penerbangan hanya berlaku di jadwal empat hari tersebut. Persetujuan izin diperoleh dari ditangud bukan dari bandara. “Pihak AP II tidak punya kewenangan mengijinkan atau tidaknya. Itu domain pemerintah kemenhub,” tegasnya.(mag1/gir/jpnn/trg)

Foto: Manahan/PM Para penumpang AirAsia mengamuk di counter chek in AirAsia, Selasa (6/1/2015).
Foto: Manahan/PM
Para penumpang AirAsia mengamuk di counter chek in AirAsia, Selasa (6/1/2015).

PALEMBANG, SUMUTPOS.CO – Tak hanya penerbangan Medan-Palembang, penerbangan pesawat AirAsia QZ 8041 tujuan Palembang-Medan dengan jadwal 09.30 WIB, juga dibatalkan, Selasa (6/12). Akibatnya, 113 penumpang yang berada di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II kecewa dengan tindakan AirAsia yang tidak memberikan konfirmasi sebelumnya.

Pantauan di bandara, puluhan menumpang mendatangi loket tiket Air Asia untuk meminta pertanggung jawaban atas pembatalan rute perjalanan Palembang-Medan. Tidak sedikit, penumpang menunjukkan kekesalan kepada petugas di loket tersebut.

Seperti yang diungkapkan seorang penumpang, Hamunangan Tambunan. Pria yang berprofesi sebagai guru itu mengaku sangat kecewa atas tindakan pihak airlines yang tidak menginformasikan pembatalan keberangkatan sebelum dirinya ke Bandara. “Saya dari desa pedalaman sukajaya ke bandara ini sengaja nyater mobil dengan biaya satu juta. Sampai disini, pesawat tidak jadi terbang,” ungkapnya.

Kerugian juga dialami Maryani yang harus kehilangan dua tiket sekaligus. Diakuinya, jadwal keberangkatan Palembang–Medan dan Banda Aceh hangus lantaran rute dari Palembang batal. “Saya beli tiket dua perjalanan sekaligus. Dari Palembang ke Medan, nanti sorenya saya berangkat ke Aceh. Gara-gara hal ini, saya harus kehilangan dua tiket,” ungkapnya.

Hal yang sama juga dialami Hj Hafni, wanita asal medan ini tidak terima tindakan pihak AirAsia yang dianggap lepas tangan dan tidak ada koordinasi sebelumnya. “Kami sampai di bandara baru ada pemberitahuan penerbangan batal. Hal ini sangat merugikan saya jika kemarin tidak jadi berangkat,” keluhnya.

Diakui Dedy Admaja, Customer Experience AirAsia, pihaknya mendapatkan informasi pembatalan dari pusat, Senin (5/12) sekitar pukul 22.00 WIB. Dari pihak Air Asia memberikan dua opsi berupa penundaan penerbangan yang dilakukan Kamis dan Sabtu mendatang atau pengembalian uang tiket dengan mengunjungi website www.airasia.com sesuai petunjuk yang ada.

Namun, tidak semua penumpang memilih opsi yang diberikan. Beberapa penumpang memaksa untuk diberangkatkan kemarin. Karenanya, pihak Air Asia mengalihkan penerbangan 22 penumpang dengan maskapai Garuda Indonesia GA 107 ke Jakarta pukul 10.40 WIB . “Sampai di Jakarta, penumpang akan menaiki peswat tujuan Medan,” ungkapnya. Sisanya dialihkan penerbangan Kamis atau Sabtu.

Saat ditanya mengenai alasan pembatalan, Dedy mengaku belum tahu alasan jelas karena yang memiliki wewenang konfimrasi yakni petugas pusat di Jakarta. Dia menegaskan, untuk penerbangan Air Asia di hari Selasa, Rabu dan Sabtu untuk saat ini dibatalkan. Penerbangan hanya berlaku di jadwal Senin, Kamis, Jumat dan Minggu. “Jadi, penumpang hari ini akan diberitahu melalui pesan atau email,” bebernya.

Ketika menghubungi pihak AirAsia pusat terkait hal ini, melalui sekretaris perusahaan PT AirAsia Indonesia, Audrey Progastama Petriny, pihak AirAsia melalui Audrey merespon pertanyaan melalui layanan Short Massage System (SMS), dengan statement tanggapan Presiden Direktur AirAsia Indonesia, Sunu Widyatmoko.

“Regulator berpendapat bahwa perlu adanya eveluasi di rute tersebut (Palembang – Medan), dan AirAsia akan kooperatif dalam pelaksanaannya, namun mohom maaf, kami tidak dapat menyampaikan lebih detail lagi mengenai proses evaluasi ini sampai hasil di dapat,” ujar isi SMS tersebut.

Sementara itu, General Manager PT Angkasa Pura II, Zulfahmi mengatakan jadwal AirAsia semestinyatidak setiap hari, melainkan senin, kamis, jumat dan minggu. “Jadi seminggu hanya empat kali penerbangan dengan jadwal penerbangan pukul 09.30 WIB,” terangnya.

Lebih lanjut dikatakan Zulfahmi, penerbangan kemarin memang belum ada izin, karena izin penerbangan hanya berlaku di jadwal empat hari tersebut. Persetujuan izin diperoleh dari ditangud bukan dari bandara. “Pihak AP II tidak punya kewenangan mengijinkan atau tidaknya. Itu domain pemerintah kemenhub,” tegasnya.(mag1/gir/jpnn/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/