26.7 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Kasek SMAN 18 Medan Digoyang

Dituding tak Transparan Soal Keuangan

MEDAN-Kepala Sekolah (Kasek) SMA Negeri 18 Dra Hj Yurmaini Siregar Msi digoyang. Puluhan guru meminta untuk meletakkan jabatan. Mereka menilai kepala sekolah tidak transparan dalam menjalankan manajemen keuangan di sekolah negeri yang terletak di Jalan Wahidin Medan tersebut.
Selain itu kepala sekolah juga diduga melakukan pungutan liar kepada siswa dan guru.

“Kami akan adukan kepada Dinas Pendidikan Medan besok (hari ini, Red),” ungkap perwakilan para guru, LT Girsang dan Iba Sabirin yang ditemui wartawan di sekolah tersebut, Senin (6/2) siang.

Dijelaskannya, dugaan aliran keuangan yang bermasalah tersebut antara lain terkait pengeluaran uang Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) sebesar Rp5 juta diduga fiktif.

“Kami juga menduga adanya ketidakjelasan besaran pengutipan pemberkasan sertifikasi terhadap para guru. Besarnya uang sertifikasi guru itu bervariasi, mulai dari Rp60 ribu per guru, hingga Rp250 ribu per guru pada tahun 2011 ini,” terangnya.

Dijelaskannya, terkait penggunaan uang OSIS sebesar Rp10 ribu, kepada lebih kurang 560 siswa selama tujuh bulan.
“Kami menduga ada ketidakjelasan pengelolaan uang OSIS selama tujuh bulan dengan nilai Rp39.200.000. Karena sampai kini kami tidak pernah mendapat penjelasan rinci mengenai uang dimaksud,” timpal LT Girsang.

Guru juga meminta kejelasan uang komite sekolah yang tidak pernah mendapat penjelasan dari pihak sekolah.
“Bagaimana penggunaan dan berapa besar uang komite sekolah yang terkumpul, sama sekali tak pernah dijelaskan kepada para guru. Tak salah kalau kami menduga ada ketidakberesan dalam pengelolaan uang ini. Sebab, oknum kepsek ternyata merangkap jabatan sebagai bendahara komite sekolah,” ungkapnya.

Akibatnya, hubungan para guru dan oknum kepsek tak harmonis.

“Akibat penilaian yang subjektif program les tambahan yang tahun-tahun sebelumnya kerap diadakan terpaksa tahun ini tak digelar. Penyebabnya, karena kami (para guru) dinilai tidak disiplin dan kompeten,” tambah Iba Sabirin.

Menurutnya, les tambahan mendapat dana dari komite sekolah senilai Rp10 juta. Namun, karena les tambahan tak jadi digelar tahun 2012, maka dana tersebut dialihkan kepada kegiatan lain.

“Tapi, lagi-lagi kami tidak mendapat penjelasan rinci ke mana dan untuk apa dana les tambahan dari komite sekolah itu. Setahu kami les tambahan untuk para siswa didik itu dimaksudkan untuk menghadapi Ujian Nasional 2012,” ujarnya.

Kepala Sekolah SMA 18 Medan, Dra Hj Yurmaini Siregar MSi yang berupaya dikonfirmasi wartawan tak berhasilditemui.

Menurut salah satu wakil kepala sekolah dari tiga yang ada, yakni Drs Panggana Nasution, Yurmaini Siregar MSi sedang rapat.
“Silakan tunggu. Ibu Kepala Sekolah sedang rapat,” ucap Panggana Nasution sembari menanyakan apa keperluan dan maksud menemui kepala sekolah.
Ketika mengetahui maksud dan tujuan menemui Kepala Sekolah, Panggana Nasution langsung mempersilakan wartawan untuk ikut dalam rapat tersebut.
Namun, niat baik Panggana Nasution itu kurang mendapat respon dari sang kepala sekolah dan peserta rapat.

Terbukti, setelah menunggu  beberapa saat lamanya, rapat yang dipimpin Kepala Sekolah SMA 18 Medan dengan sejumlah pihak yang diduga merupakan unsur komite sekolah serta pihak terkait lainnya itu, tidak  memperbolehkan wartawan untuk masuk. (ari)

Dituding tak Transparan Soal Keuangan

MEDAN-Kepala Sekolah (Kasek) SMA Negeri 18 Dra Hj Yurmaini Siregar Msi digoyang. Puluhan guru meminta untuk meletakkan jabatan. Mereka menilai kepala sekolah tidak transparan dalam menjalankan manajemen keuangan di sekolah negeri yang terletak di Jalan Wahidin Medan tersebut.
Selain itu kepala sekolah juga diduga melakukan pungutan liar kepada siswa dan guru.

“Kami akan adukan kepada Dinas Pendidikan Medan besok (hari ini, Red),” ungkap perwakilan para guru, LT Girsang dan Iba Sabirin yang ditemui wartawan di sekolah tersebut, Senin (6/2) siang.

Dijelaskannya, dugaan aliran keuangan yang bermasalah tersebut antara lain terkait pengeluaran uang Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) sebesar Rp5 juta diduga fiktif.

“Kami juga menduga adanya ketidakjelasan besaran pengutipan pemberkasan sertifikasi terhadap para guru. Besarnya uang sertifikasi guru itu bervariasi, mulai dari Rp60 ribu per guru, hingga Rp250 ribu per guru pada tahun 2011 ini,” terangnya.

Dijelaskannya, terkait penggunaan uang OSIS sebesar Rp10 ribu, kepada lebih kurang 560 siswa selama tujuh bulan.
“Kami menduga ada ketidakjelasan pengelolaan uang OSIS selama tujuh bulan dengan nilai Rp39.200.000. Karena sampai kini kami tidak pernah mendapat penjelasan rinci mengenai uang dimaksud,” timpal LT Girsang.

Guru juga meminta kejelasan uang komite sekolah yang tidak pernah mendapat penjelasan dari pihak sekolah.
“Bagaimana penggunaan dan berapa besar uang komite sekolah yang terkumpul, sama sekali tak pernah dijelaskan kepada para guru. Tak salah kalau kami menduga ada ketidakberesan dalam pengelolaan uang ini. Sebab, oknum kepsek ternyata merangkap jabatan sebagai bendahara komite sekolah,” ungkapnya.

Akibatnya, hubungan para guru dan oknum kepsek tak harmonis.

“Akibat penilaian yang subjektif program les tambahan yang tahun-tahun sebelumnya kerap diadakan terpaksa tahun ini tak digelar. Penyebabnya, karena kami (para guru) dinilai tidak disiplin dan kompeten,” tambah Iba Sabirin.

Menurutnya, les tambahan mendapat dana dari komite sekolah senilai Rp10 juta. Namun, karena les tambahan tak jadi digelar tahun 2012, maka dana tersebut dialihkan kepada kegiatan lain.

“Tapi, lagi-lagi kami tidak mendapat penjelasan rinci ke mana dan untuk apa dana les tambahan dari komite sekolah itu. Setahu kami les tambahan untuk para siswa didik itu dimaksudkan untuk menghadapi Ujian Nasional 2012,” ujarnya.

Kepala Sekolah SMA 18 Medan, Dra Hj Yurmaini Siregar MSi yang berupaya dikonfirmasi wartawan tak berhasilditemui.

Menurut salah satu wakil kepala sekolah dari tiga yang ada, yakni Drs Panggana Nasution, Yurmaini Siregar MSi sedang rapat.
“Silakan tunggu. Ibu Kepala Sekolah sedang rapat,” ucap Panggana Nasution sembari menanyakan apa keperluan dan maksud menemui kepala sekolah.
Ketika mengetahui maksud dan tujuan menemui Kepala Sekolah, Panggana Nasution langsung mempersilakan wartawan untuk ikut dalam rapat tersebut.
Namun, niat baik Panggana Nasution itu kurang mendapat respon dari sang kepala sekolah dan peserta rapat.

Terbukti, setelah menunggu  beberapa saat lamanya, rapat yang dipimpin Kepala Sekolah SMA 18 Medan dengan sejumlah pihak yang diduga merupakan unsur komite sekolah serta pihak terkait lainnya itu, tidak  memperbolehkan wartawan untuk masuk. (ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/