Sementara, Sales & Marketing Director of Sampoerna Academy, Melly Liem menambahkan, lewat sistem pendidikan berfokus pada STEAM, ruang kelas didesain khusus untuk menghasilkan suasana belajar-mengajar yang interaktif dan menyenangkan. Kursi dan meja tidak disusun secara berderet atau kaku, melainkan dapat dipindahkan secara fleksibel sesuai kebutuhan belajar siswa.
Fleksibilitas juga tercermin dari peletakan papan tulis yang tidak terpaku pada satu sisi ruangan. Sehingga, guru dan murid dapat leluasa menuangkan idenya di papan tulis yang tersebar di berbagai sudut ruangan. Selain itu, dinding ruang kelas didesain menarik dengan aneka ragam warna yang disesuaikan usia anak didik untuk memaksimalkan daya kreativitas anak.
“Metode pembelajaran STEAM ini sangat cocok untuk membesarkan anak di tengah perkembangan era digital yang semakin pesat saat ini. Kemudahan mendapatkan informasi dari segala sumber serta kecanggihan teknologi yang kian lama, membuat masyarakat modern menjadi ketergantungan sehingga jelas bukan perkara mudah,” jabarnya.
Diutarakan Melly, orang tua mau tak mau harus peka terhadap perubahan zaman dan mengikuti perkembangan teknologi agar dapat membimbing anak untuk menggunakan teknologi secara bijak dan tepat.
Dalam mendidik, seharusnya orang tua bisa mendorong anak untuk mengeksplorasi, menciptakan, dan mencari cara baru dalam memecahkan masalah. Hak ini guna membentuk problem solving skill sejak dini. “STEAM, mengasah keterampilan berkomunikasi dan daya pikir kritis anak. Pola pendidikan ini sangat penting, karena kehadirannya tidak bisa terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Siswa yang melek STEAM, akan menjadi seorang inovator dan pemikir kritis,” sebutnya.
Namun demikian, sambung Melly, pembelajaran seperti ini tidak bisa hanya diserahkan kepada pihak sekolah. Butuh dukungan dan bantuan dari pihak orang tua untuk berpartisipasi merangsang tumbuhnya minat anak belajar.
Orang tua bisa mengenalkan pembelajaran berbasis STEAM dengan aktivitas sehari-hari. Misalnya, saat menyeduh susu atau memasak sayur sup, anak bisa dikenalkan dengan konsep panas dan dingin.
“Peran orang tua dalam mengenalkan anak dengan teknologi juga penting. Tapi, sudah benarkah cara yang dilakukan. Jadi, sebagai orang tua, juga harus membekali diri dengan pengetahuan yang mumpuni,” ujarnya. (ris/ila)

