25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Lima Hotel jadi Lokasi Isolasi WNI, Bobby: Hotelnya di Medan, Pemko Tidak Diberitahu

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution, melayangkan protes kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), dalam hal ini Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi. Pasalnya, Pemprovsu tidak berkoordinasi dengan Pemko Medan terkait lokasi isolasi atau karantina penanganan Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru tiba dari luar negeri.

Protes yang disampaikan Bobby tersebut berkenaan dengan penggunaan lima hotel dan beberapa kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Sumut yang berada di Kota Medan, yang akan dijadikan tempat isolasi terhadap WNI yang tiba di Bandara Kualanamu Internasional Aiport (KNIA).

“Lokasi karantina WNI di Medan. Sedangkan WNA (warga negara asing) di Deliserdang, dekat bandara. Untuk yang di Medan, kabarnya ada beberapa hotel dan kantor dinas milik provinsi yang jadi lokasi isolasi. Memang bukan milik Kota Medan. Tapi kami meminta agar Kota Medan diberi informasi lebih lanjut,” ucap Bobby di Balai Kota Medan, Rabu (5/5) sore.

Menurut Bobby, Pemko Medan harusnya dilibatkan lebih jauh terkait masalah ini agar pihaknya bisa turut membantu. Baik dari sisi personel atau kebutuhan konsumsi WNI yang menjalani isolasi mandiri. Sebab personel yang berjaga di sana sangat dibutuhkan, untuk memperketat pengawasan bagi setiap orang yang menjalani isolasi.

“Misalnya mau ke luar hotel, atau ada keluarganya yang datang, sementara pasukan (Pemko) di sana tidak paham. Harusnya Kota Medan diinformasikan, agar dilakukan penambahan pasukan di sana. Apakah dari BPBD kita, Satpol PP kita, yang bisa membantu Provinsi Sumut menambah personel,” ujarnya.

Dijelaskan Bobby, saat ini setidaknya ada 5 hotel yang digunakan sebagai tempat isolasi WNI yang baru tiba dari luar negeri. Namun dirinya tidak mengetahui nama hotel dan kantor OPD Pemprovsu mana saja yang akan dijadikan lokasi isolasi. Hal itu karena Pemprovsu tidak memberikan informasi dimaksud kepada Pemko Medan.

“Saya minta lokasi isolasi dapat segera diinformasikan kepada Pemko Medan. Masyarakat ‘kan harus tahu. Agar apa? Agar masyarakat yang menginap di situ terinformasikan. Saya sudah tanya kemarin ke provinsi. Dan kita ajukan protokol kesehatan sangat ketat sama provinsi,” jelasnya.

Meski belum mengetahui lokasi isolasi WNI di Kota Medan, Bobby mengaku, telah menjadwalkan untuk melakukan peninjauan. “Saya sudah tanya kepada provinsi. Kata mereka, sudah dilakukan protokol kesehatan yang ketat. Mudah-mudahan kami akan melihat hotel-hotelnya, bagaimana penerapan protokol kesehatannya,” pungkas Wali Kota.

Sebelumnya, untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan, Bobby menyatakan telah menutup sementara seluruh kegiatan di Kesawan City Walk (KCW). Sejumlah ruas jalan yang selama ini ditutup, akan dibuka kembali seperti biasa dan seluruh pedagang tidak diperbolehkan berjualan.

Penutupan sementara ini dilakukan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri dan mengantisipasi terjadinya konsentrasi masyarakat di KCW. Terutama mereka yang datang dari kawasan Binjai, Deliserdang, dan Tanah Karo. Namun Bobby menolak jika penutupan ini disebut karena KCW melanggar protokol kesehatan.

Bobby juga mengimbau jajarannya di Pemko Medan, untuk membatasi tempat-tempat wisata yang ada di Kota Medan agar pengunjungnya tidak lebih dari 50 persen kapasitas yang ada. (map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution, melayangkan protes kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), dalam hal ini Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi. Pasalnya, Pemprovsu tidak berkoordinasi dengan Pemko Medan terkait lokasi isolasi atau karantina penanganan Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru tiba dari luar negeri.

Protes yang disampaikan Bobby tersebut berkenaan dengan penggunaan lima hotel dan beberapa kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Sumut yang berada di Kota Medan, yang akan dijadikan tempat isolasi terhadap WNI yang tiba di Bandara Kualanamu Internasional Aiport (KNIA).

“Lokasi karantina WNI di Medan. Sedangkan WNA (warga negara asing) di Deliserdang, dekat bandara. Untuk yang di Medan, kabarnya ada beberapa hotel dan kantor dinas milik provinsi yang jadi lokasi isolasi. Memang bukan milik Kota Medan. Tapi kami meminta agar Kota Medan diberi informasi lebih lanjut,” ucap Bobby di Balai Kota Medan, Rabu (5/5) sore.

Menurut Bobby, Pemko Medan harusnya dilibatkan lebih jauh terkait masalah ini agar pihaknya bisa turut membantu. Baik dari sisi personel atau kebutuhan konsumsi WNI yang menjalani isolasi mandiri. Sebab personel yang berjaga di sana sangat dibutuhkan, untuk memperketat pengawasan bagi setiap orang yang menjalani isolasi.

“Misalnya mau ke luar hotel, atau ada keluarganya yang datang, sementara pasukan (Pemko) di sana tidak paham. Harusnya Kota Medan diinformasikan, agar dilakukan penambahan pasukan di sana. Apakah dari BPBD kita, Satpol PP kita, yang bisa membantu Provinsi Sumut menambah personel,” ujarnya.

Dijelaskan Bobby, saat ini setidaknya ada 5 hotel yang digunakan sebagai tempat isolasi WNI yang baru tiba dari luar negeri. Namun dirinya tidak mengetahui nama hotel dan kantor OPD Pemprovsu mana saja yang akan dijadikan lokasi isolasi. Hal itu karena Pemprovsu tidak memberikan informasi dimaksud kepada Pemko Medan.

“Saya minta lokasi isolasi dapat segera diinformasikan kepada Pemko Medan. Masyarakat ‘kan harus tahu. Agar apa? Agar masyarakat yang menginap di situ terinformasikan. Saya sudah tanya kemarin ke provinsi. Dan kita ajukan protokol kesehatan sangat ketat sama provinsi,” jelasnya.

Meski belum mengetahui lokasi isolasi WNI di Kota Medan, Bobby mengaku, telah menjadwalkan untuk melakukan peninjauan. “Saya sudah tanya kepada provinsi. Kata mereka, sudah dilakukan protokol kesehatan yang ketat. Mudah-mudahan kami akan melihat hotel-hotelnya, bagaimana penerapan protokol kesehatannya,” pungkas Wali Kota.

Sebelumnya, untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan, Bobby menyatakan telah menutup sementara seluruh kegiatan di Kesawan City Walk (KCW). Sejumlah ruas jalan yang selama ini ditutup, akan dibuka kembali seperti biasa dan seluruh pedagang tidak diperbolehkan berjualan.

Penutupan sementara ini dilakukan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri dan mengantisipasi terjadinya konsentrasi masyarakat di KCW. Terutama mereka yang datang dari kawasan Binjai, Deliserdang, dan Tanah Karo. Namun Bobby menolak jika penutupan ini disebut karena KCW melanggar protokol kesehatan.

Bobby juga mengimbau jajarannya di Pemko Medan, untuk membatasi tempat-tempat wisata yang ada di Kota Medan agar pengunjungnya tidak lebih dari 50 persen kapasitas yang ada. (map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/