Apalagi imbuhnya, di pintu tol Tanjungmorawa selama ini kerap mengalami kemacetan cukup panjang. Untuk itu diharapkan dengan selesainya ruas tol tersebut akan dapat mengurai kemacetan. “Dengan demikian masyarakat yang masuk dari Kualanamu punya dua pilihan, ada jalan arteri dan jalan tol,” katanya.
Pada sisi lain, Erry juga mengungkapkan, seksi I atau MKTT yang telah diresmikan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, yakni pada sektor dua dan keenam. Sementara sektor satu dan sektor tujuh belum selesai dikarenakan masalah pembebasan lahan. “Ada tiga bidang lagi yang masih ada persoalan ahli waris. Dan itu sudah dikonsinyasi ke pengadilan, Insyaallah akhir tahun selesai. Jadi bukan ada masalah lain,” terangnya seraya mengucap terima kasih kepada seluruh stakeholder termasuk masyarakat atas rampungnya ruas tol ini.
Direktur Teknis PT Jasa Marga Kualanamu Tol (JMKT), Agus Choliq yang turut hadir pada tinjauan itu mengungkapkan tiga bidang masalah lahan yang belum bebas itu jumlahnya sekitar hampir 2.000 meter persegi. Meski masih berproses di pengadilan, namun diakui Choliq di lapangan pengerjaan tetap mereka kerjakan. “Target kita selesai konstruksi pada Oktober dan tahun baru bisa dipakai. Pembangunan tidak hanya sampai disini. Nanti akan disambungkan juga ke Rantauprapat, Siantar dan ruas lainnya. Mudah-mudahan seluruh ruas tol kita menjelang 2019 sudah bisa digunakan,” ucapnya.
Saat disinggung soal penerapan e-Toll selama musim Lebaran, dia menegaskan sistem nontunai ini memang harus tetap dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat per 30 Oktober 2017. “Betul, jadi (e-toll) memang harus tetap diterapkan,” ujarnya.(prn/btr/bal/fac)
Apalagi imbuhnya, di pintu tol Tanjungmorawa selama ini kerap mengalami kemacetan cukup panjang. Untuk itu diharapkan dengan selesainya ruas tol tersebut akan dapat mengurai kemacetan. “Dengan demikian masyarakat yang masuk dari Kualanamu punya dua pilihan, ada jalan arteri dan jalan tol,” katanya.
Pada sisi lain, Erry juga mengungkapkan, seksi I atau MKTT yang telah diresmikan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, yakni pada sektor dua dan keenam. Sementara sektor satu dan sektor tujuh belum selesai dikarenakan masalah pembebasan lahan. “Ada tiga bidang lagi yang masih ada persoalan ahli waris. Dan itu sudah dikonsinyasi ke pengadilan, Insyaallah akhir tahun selesai. Jadi bukan ada masalah lain,” terangnya seraya mengucap terima kasih kepada seluruh stakeholder termasuk masyarakat atas rampungnya ruas tol ini.
Direktur Teknis PT Jasa Marga Kualanamu Tol (JMKT), Agus Choliq yang turut hadir pada tinjauan itu mengungkapkan tiga bidang masalah lahan yang belum bebas itu jumlahnya sekitar hampir 2.000 meter persegi. Meski masih berproses di pengadilan, namun diakui Choliq di lapangan pengerjaan tetap mereka kerjakan. “Target kita selesai konstruksi pada Oktober dan tahun baru bisa dipakai. Pembangunan tidak hanya sampai disini. Nanti akan disambungkan juga ke Rantauprapat, Siantar dan ruas lainnya. Mudah-mudahan seluruh ruas tol kita menjelang 2019 sudah bisa digunakan,” ucapnya.
Saat disinggung soal penerapan e-Toll selama musim Lebaran, dia menegaskan sistem nontunai ini memang harus tetap dilaksanakan sesuai Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat per 30 Oktober 2017. “Betul, jadi (e-toll) memang harus tetap diterapkan,” ujarnya.(prn/btr/bal/fac)