32.8 C
Medan
Sunday, May 26, 2024

Sejumlah RS di Pulau Jawa Kesulitan Tabung Oksigen, RSUPHAM dan RS Pirngadi Tak Terdampak Kelangkaan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) dan RSUD dr Pirngadi Medan tak terdampak kelangkaan tabung oksigen medis. Pasokan tabung gas kedua rumah sakit rujukan Covid-19 tersebut mengklaim aman dan tidak ada kendala.

LAYANI: Pekerja melayani pelanggan isi ulang oksigen di agen isi ulang oksigen kawasan Joglo Raya, Jakarta, belum lama ini. Permintaan oksigen untuk kebutuhan medis rumahan meningkat 50 persen sejak pandemi Covid-19 mewabah di Jakarta.

“Gak ada berdampak ke kita, sejauh ini masih aman. Tabung oksigen kita enggak ada masalah,” ujar Kasubbag Humas RSUPHAM, Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa) saat diminta tanggapan terkait kelangkaan tabung oksigen yang terjadi di Pulau Jawa, Selasa (6/7).

Rosa menyebutkan, sistem penggantian dan pengisian tabung oksigen tersebut dilakukan setiap hari oleh pihak distributor. “Sistemnya selalu diisi apabila ada yang kosong setiap hari oleh distributor (PT Aneka Gas Industri). Begitu juga dengan tabung oksigen yang berukuran besar, ketika mau habis maka langsung diisi distributor,” kata Rosa.

Dia menuturkan, sistem penggantian dan pengisian tabung oksigen medis tergantung permintaan dari pihak RSUPHAM. Artinya, tidak ada patokan berapa diisi setiap harinya. “Misalnya ada kosong 15 tabung hari ini, maka besok langsung diisi oleh distributor. Jadi, berapa yang kosong lalu langsung diisi. Selama beberapa hari terakhir, tabung oksigen yang diisi yaitu tabung 1 M sebanyak 63, tabung 2 M 21 dan tabung 6 M 35,” tuturnya.

Menurut Rosa, pihaknya belum terdampak kelangkaan tabung oksigen karena kondisi kasus Covid-19 di Medan berbeda dengan di Pulau Jawa. “Kasus positif Covid-19 di Medan tidak melonjak drastis, sehingga masih terbilang aman pasokan tabung oksigennya. Jadi, berbeda dengan di Jawa,” pungkasnya.

Impor Oksigen Konsentrator dari Singapura

Koordinator PPKM Darurat Jawa dan Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia telah mengimpor oksigen konsentrator dari Singapura. Oksigen konsentrator nantinya digunakan untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan.

Luhut menjelaskan, cara kerja oksigen konsentrator adalah alat untuk mengambil oksigen dari udara bebas dan diproses sedemikian rupa untuk membantu seseorang bernapas.”Oksigen konsentrator ini mengambil dari udara biasa, diproses dan bisa dihirup,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (6/7).

Luhut menegaskan, pemerintah sendiri sudah memesan sebanyak 10.000, dan sebagian sudah mulai datang menggunakan pesawat Hercules dari Singapura. “Dan juga kita akan ambil dari tempat lain, bila kita rasakan masih ada kekurangan,” paparnya.

Luhut mengakui, Indonesia sempat kekurangan pasokan oksigen. Tapi setelah 2-3 hari terakhir pihaknya memobilisasi pasokan oksigen dari berbagai titik, mulai dari Morowali, Cilegon dan Batam “Sekarang kita arahkan 100 persen oksigen yang dari industri untuk membantu dulu kesehatan,” pungkasnya.

Diketahui, Sejumlah Rumah Sakit di Pulau Jawa melaporkan mulai kesulitan pasokan oksigen saat pasien Covid-19 terus bertambah. Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, karena jumlah pasien yang banyak dan adanya masalah pada kapasitas produksi oksigen serta distribusi.

Nadia mengatakan, Kemenkes telah berupaya mendorong produsen menambah kapasitas produksi dan memprioritaskan distribusi ke fasilitas kesehatan, tidak lagi ke industri. “Sudah diusahakan, tetapi sepertinya memang belum memenuhi kapasitas yang dibutuhkan,” ujar Nadia, Senin (5/7).

Sejumlah rumahh sakit yang menyatakan kesulitan oksigen, di antaranya RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Selain itu di Bandung, beberapa rumah sakit juga telah menutup layanan karena kesulitan oksigen. Misalnya, RS Al Islam Bandung yang mengumumkan sejak Minggu pukul 14.00 WIB tidak lagi menerima pasien karena tidak lagi mendapat pasokan tabung oksigen dari distributor, keterbatasan obat, dan banyak karyawan yang terpapar.

Demikian juga di Kota Surabaya, Jawa Timur, RSUD Dr Soetomo tak bisa lagi menampung pasien Covid-19. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya segera membangun tenda darurat khusus untuk pasien Covid-19 di Lapangan Hockey, seberang RSUD.

Tak hanya di Jawa, di Kendari, Sulawesi Tenggara, sejumlah rumah sakit rujukan juga kewalahan menerima pasien. Pasien harus antri masuk ke ruang perawatan untuk mendapatkan oksigen. (ris/jpg)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) dan RSUD dr Pirngadi Medan tak terdampak kelangkaan tabung oksigen medis. Pasokan tabung gas kedua rumah sakit rujukan Covid-19 tersebut mengklaim aman dan tidak ada kendala.

LAYANI: Pekerja melayani pelanggan isi ulang oksigen di agen isi ulang oksigen kawasan Joglo Raya, Jakarta, belum lama ini. Permintaan oksigen untuk kebutuhan medis rumahan meningkat 50 persen sejak pandemi Covid-19 mewabah di Jakarta.

“Gak ada berdampak ke kita, sejauh ini masih aman. Tabung oksigen kita enggak ada masalah,” ujar Kasubbag Humas RSUPHAM, Rosario Dorothy Simanjuntak (Rosa) saat diminta tanggapan terkait kelangkaan tabung oksigen yang terjadi di Pulau Jawa, Selasa (6/7).

Rosa menyebutkan, sistem penggantian dan pengisian tabung oksigen tersebut dilakukan setiap hari oleh pihak distributor. “Sistemnya selalu diisi apabila ada yang kosong setiap hari oleh distributor (PT Aneka Gas Industri). Begitu juga dengan tabung oksigen yang berukuran besar, ketika mau habis maka langsung diisi distributor,” kata Rosa.

Dia menuturkan, sistem penggantian dan pengisian tabung oksigen medis tergantung permintaan dari pihak RSUPHAM. Artinya, tidak ada patokan berapa diisi setiap harinya. “Misalnya ada kosong 15 tabung hari ini, maka besok langsung diisi oleh distributor. Jadi, berapa yang kosong lalu langsung diisi. Selama beberapa hari terakhir, tabung oksigen yang diisi yaitu tabung 1 M sebanyak 63, tabung 2 M 21 dan tabung 6 M 35,” tuturnya.

Menurut Rosa, pihaknya belum terdampak kelangkaan tabung oksigen karena kondisi kasus Covid-19 di Medan berbeda dengan di Pulau Jawa. “Kasus positif Covid-19 di Medan tidak melonjak drastis, sehingga masih terbilang aman pasokan tabung oksigennya. Jadi, berbeda dengan di Jawa,” pungkasnya.

Impor Oksigen Konsentrator dari Singapura

Koordinator PPKM Darurat Jawa dan Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia telah mengimpor oksigen konsentrator dari Singapura. Oksigen konsentrator nantinya digunakan untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan.

Luhut menjelaskan, cara kerja oksigen konsentrator adalah alat untuk mengambil oksigen dari udara bebas dan diproses sedemikian rupa untuk membantu seseorang bernapas.”Oksigen konsentrator ini mengambil dari udara biasa, diproses dan bisa dihirup,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (6/7).

Luhut menegaskan, pemerintah sendiri sudah memesan sebanyak 10.000, dan sebagian sudah mulai datang menggunakan pesawat Hercules dari Singapura. “Dan juga kita akan ambil dari tempat lain, bila kita rasakan masih ada kekurangan,” paparnya.

Luhut mengakui, Indonesia sempat kekurangan pasokan oksigen. Tapi setelah 2-3 hari terakhir pihaknya memobilisasi pasokan oksigen dari berbagai titik, mulai dari Morowali, Cilegon dan Batam “Sekarang kita arahkan 100 persen oksigen yang dari industri untuk membantu dulu kesehatan,” pungkasnya.

Diketahui, Sejumlah Rumah Sakit di Pulau Jawa melaporkan mulai kesulitan pasokan oksigen saat pasien Covid-19 terus bertambah. Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, karena jumlah pasien yang banyak dan adanya masalah pada kapasitas produksi oksigen serta distribusi.

Nadia mengatakan, Kemenkes telah berupaya mendorong produsen menambah kapasitas produksi dan memprioritaskan distribusi ke fasilitas kesehatan, tidak lagi ke industri. “Sudah diusahakan, tetapi sepertinya memang belum memenuhi kapasitas yang dibutuhkan,” ujar Nadia, Senin (5/7).

Sejumlah rumahh sakit yang menyatakan kesulitan oksigen, di antaranya RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Selain itu di Bandung, beberapa rumah sakit juga telah menutup layanan karena kesulitan oksigen. Misalnya, RS Al Islam Bandung yang mengumumkan sejak Minggu pukul 14.00 WIB tidak lagi menerima pasien karena tidak lagi mendapat pasokan tabung oksigen dari distributor, keterbatasan obat, dan banyak karyawan yang terpapar.

Demikian juga di Kota Surabaya, Jawa Timur, RSUD Dr Soetomo tak bisa lagi menampung pasien Covid-19. Oleh karena itu, Pemkot Surabaya segera membangun tenda darurat khusus untuk pasien Covid-19 di Lapangan Hockey, seberang RSUD.

Tak hanya di Jawa, di Kendari, Sulawesi Tenggara, sejumlah rumah sakit rujukan juga kewalahan menerima pasien. Pasien harus antri masuk ke ruang perawatan untuk mendapatkan oksigen. (ris/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/