28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Peringatan Harganas ke-29 di Medan, Jokowi Minta Semua Pihak Bekerjasama Turunkan Stunting

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo meminta Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Wali Kota Medan Bobby Nasution bersama seluruh kepala daerah tingkat Kabupaten/Kota di Sumatera Utara untuk fokus dalam menekan angka stunting.

Pasalnya di tahun 2021, angka stunting di Sumatera Utara mencapai 25,8 persen atau masih di atas angka rata-rata nasional yang berada di angka 24,4 persen. Sedangkan di Kota Medan yang merupakan ibu kota provinsi Sumut, angka stunting masih berada di angka 19 persen lebih.

“Tingginya angka stunting ini mohon agar jadi perhatian. Stunting di Indonesia di tahun 2021 sebesar 24,4 persen. Target kita di 2024 harus bisa turun ke 14 persen,” ucap Jokowi dihadapan Gubernur Sumut dan Bupati/Wali Kota se-Sumut dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 yang dilaksanakan di Lapangan Merdeka Kota Medan, Kamis (7/7).

Untuk bisa mencapai penurunan stunting ke angka 14 persen pada tahun 2024 itu, kata Jokowi, dibutuhkan kerja keras dari semua pihak.

“Pada Harganas ini, saya mengajak seluruh kekuatan bangsa agar bersama-sama menurunkan angka stunting untuk menyiapkan generasi bangsa yang berkualitas,” ujarnya.

Menurut Presiden Jokowi, anak Indonesia harus dalam kondisi yang sehat dan tidak boleh kekurangan gizi. Sebab bila banyak generasi bangsa yang menderita stunting, maka anak-anak Indonesia akan sulit untuk bersaing dengan negara-negara lain di dunia.

“Para pendamping keluarga harus ada di setiap desa/kelurahan dan bekerja keras untuk melayani masyarakat dalam menurunkan angka stunting,” katanya.

Pantauan Sumut Pos, Presiden Jokowi meminta salah seorang pendamping keluarga untuk naik ke atas podium tempatnya menyampaikan kata sambutan.

Dalam kesempatan itu, salah seorang pendamping keluarga, Dewi mengaku siap dalam melayani masyarakat guna menekan angka stunting di Sumut pada umumnya dan di Kota Medan pada khususnya.

“Wali Kota Medan sudah menganggarkan biaya untuk menekan angka stunting di Kota Medan. Kami optimis, angka stunting di Kota Medan bisa turun ke angka 14 persen pada tahun 2024,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala BKKBN Dr. dr. Hasto Wardoyo Sp.Og (k) memberikan apresiasi kepada Gubsu Edy Rahmayadi dan kepala daerah kabupaten/kota di Sumut yang telah memberikan dukungan besar kepada pemerintah dalam menekan angka stunting.

Dikatakan Hasto, BKKBN telah melakukan berbagai upaya dalam menekan angka stunting, baik dengan menangani secara langsung dengan pemberian asupan gizi yang cukup hingga penanganan pola hidup bersih dan sehat.

“Untuk menekan stunting, setiap desa/kelurahan minimal memiliki satu orang pendamping keluarga. Selain itu, juga harus ada satgas penanganan stunting,” pungkasnya. (map/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo meminta Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Wali Kota Medan Bobby Nasution bersama seluruh kepala daerah tingkat Kabupaten/Kota di Sumatera Utara untuk fokus dalam menekan angka stunting.

Pasalnya di tahun 2021, angka stunting di Sumatera Utara mencapai 25,8 persen atau masih di atas angka rata-rata nasional yang berada di angka 24,4 persen. Sedangkan di Kota Medan yang merupakan ibu kota provinsi Sumut, angka stunting masih berada di angka 19 persen lebih.

“Tingginya angka stunting ini mohon agar jadi perhatian. Stunting di Indonesia di tahun 2021 sebesar 24,4 persen. Target kita di 2024 harus bisa turun ke 14 persen,” ucap Jokowi dihadapan Gubernur Sumut dan Bupati/Wali Kota se-Sumut dalam peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 yang dilaksanakan di Lapangan Merdeka Kota Medan, Kamis (7/7).

Untuk bisa mencapai penurunan stunting ke angka 14 persen pada tahun 2024 itu, kata Jokowi, dibutuhkan kerja keras dari semua pihak.

“Pada Harganas ini, saya mengajak seluruh kekuatan bangsa agar bersama-sama menurunkan angka stunting untuk menyiapkan generasi bangsa yang berkualitas,” ujarnya.

Menurut Presiden Jokowi, anak Indonesia harus dalam kondisi yang sehat dan tidak boleh kekurangan gizi. Sebab bila banyak generasi bangsa yang menderita stunting, maka anak-anak Indonesia akan sulit untuk bersaing dengan negara-negara lain di dunia.

“Para pendamping keluarga harus ada di setiap desa/kelurahan dan bekerja keras untuk melayani masyarakat dalam menurunkan angka stunting,” katanya.

Pantauan Sumut Pos, Presiden Jokowi meminta salah seorang pendamping keluarga untuk naik ke atas podium tempatnya menyampaikan kata sambutan.

Dalam kesempatan itu, salah seorang pendamping keluarga, Dewi mengaku siap dalam melayani masyarakat guna menekan angka stunting di Sumut pada umumnya dan di Kota Medan pada khususnya.

“Wali Kota Medan sudah menganggarkan biaya untuk menekan angka stunting di Kota Medan. Kami optimis, angka stunting di Kota Medan bisa turun ke angka 14 persen pada tahun 2024,” tuturnya.

Sebelumnya, Kepala BKKBN Dr. dr. Hasto Wardoyo Sp.Og (k) memberikan apresiasi kepada Gubsu Edy Rahmayadi dan kepala daerah kabupaten/kota di Sumut yang telah memberikan dukungan besar kepada pemerintah dalam menekan angka stunting.

Dikatakan Hasto, BKKBN telah melakukan berbagai upaya dalam menekan angka stunting, baik dengan menangani secara langsung dengan pemberian asupan gizi yang cukup hingga penanganan pola hidup bersih dan sehat.

“Untuk menekan stunting, setiap desa/kelurahan minimal memiliki satu orang pendamping keluarga. Selain itu, juga harus ada satgas penanganan stunting,” pungkasnya. (map/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/