Tangisan keluarga tidak terbendung saat menerima kedatangan jenazah Wahyuni. Setelah disalatkan, jenazah kemudian dimakamkan sekitar pukul 14.30 WIB di pemakaman Muslim Gang Damai, Kampung Lalang, Sunggal, tidak begitu jauh dari rumah duka.
Ratusan pelayat termasuk rekan kerja Wahyuni berdatangan ke rumah duka yang berlokasi di Jalan Medan-Binjai, Desa Paya Geli, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Jenazah Wahyuni tiba di kediamannya setelah diotopsi sekitar pukul 13.00 WIB. Jenazah Wahyuni langsung disemayamkan di ruang tengah sesaat setelah diturunkan dari ambulansn
Kepergian Wahyuni Simangunsong memang menyisakan duka mendalam bagi keluarga, sahabat dan para kerabat. Apalagi kepergian Wahyuni sangat tragis. Selain itu keluarga juga mengaku tidak merasakan adanya firasat buruk apapun sebelum kepergiannya menghadap Allah SWT.
“Sebelumnya tak ada firasat apa-apa kalau Ayu (sapaan akrab korban) akan pergi selamanya,” ungkap ibu korban, Chainidar Lubis di rumah duka, Sabtu (6/8).
Chainidar mengaku, sebelum kehilangan kontak dengan anaknya pada hari pertama puasa Senin (1/8) lalu, Ayu sempat menghubungi sang bunda melalui telepon selulernya. Dari penuturan sang ibu, Ayu sempat menanyakan mengenai menu masakan dalam menyambut hari pertama berbuka puasa di kediaman kedua orangtuanya, mengingat Ayu selama ini bermukim di Komplek Waikiki, Blok C VIII Nomor 13, Medan Tuntungan.
“Saat itu Ayu juga sempat nanya ke saya bukaannya hari ini (Senin) apa? Lalu saya bilang ke Ayu, kalau saya masak kolak. Ayu juga sempat berbicara dengan ayahnya, (Rusdianto Simangunsong, Red) dan sempat meminta sepeda motor Honda Scoopy karena sepeda motor miliknya sudah sering rusak. Waktu itu ayahnya juga memenuhi permintaan Ayu,” ungkap Chainidar dengan derai air mata.
Chainidar juga mengatakan jika Ayu berencana mengembalikan sepeda motornya yang lama, jika ayahnya sudah membelikannya sepeda motor baru nanti. Namun Tuhan berkehendak lain. Mereka belum sempat memenuhi permintaan Ayu karena Tuhan sudah memanggilnya. Chainidar harus merelakan kepergian sang buah hati untuk selamanya.
Direktur BRI Syariah Cabang Medan Ridwan mengatakan, jika Wahyuni sempat mengajak teman kerjanya membaca tafsir Alquran secara bersama untuk mendapatkan keberkahan saat bekerja.
“Senin (1/8) lalu merupakan hari terakhirnya bersama kami, setelah itu kami semua kehilangan kontak dan tidak mengetahui keberadannya,” ungkap Ridwan.
Sehari setelah dinyatakan hilang, bilang Ridwan, seluruh teman kerja korban sering memanjatkan dia dan membaca Surah Al Fatihah untuk keselamatannya. Ridwan mengatakan, pihaknya akan terus melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian agar pelakunya segera bisa tertangkap.
Seorang kerabat korban yang enggan namanya ditulis mengaku, Wahyuni adalah sosok yang ramah. “Kami tidak menyangka Wahyuni meninggal dengan kondisi mengenaskan,” kata pria berbaju putih dan menggunakan kopiah putih itu. (uma/jon)