25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bobby, Ihwan & Dahnil Berpeluang, Pilkada Medan Diprediksi Jadi Ajang Pertarungan Tokoh Muda

Pilkada Kota Medan 2020, diprediksi bakal menjadi ajang pertarungan kaum millenial. Sejumlah tokoh muda mulai digadang-gadang bakal maju. Sebut saja Bobby Afif Nasution, Ihwan Ritonga, dan Dahnil Anzar Simanjuntak. Berkaca dari konstelasi politik Pilpres 2019, pertarungan antara ‘jagoan’ PDI Perjuangan dan Partai Gerindra bakal kembali terjadi di Pilkada Medan 2020.

NAMA Bobby Afif Nasution paling hangat dibahas sebagai calon yang layak diusung maju dalam Pilkada Kota Medan. Menantu Presiden Joko Widodo ini dianggap mewakili generasi milenial. Bahkan, hadirnya Bobby di Pilkada Medan akan memberikan angin segar bagi masyarakat yang ingin memiliki pemimpin dari kalangan muda.

“Kalau benar Bobby mau maju di Pilkada Medan, ya tentu saja kita sambut positif. Dia masih muda dan energik dan tidak salah bila kita berharap akan ada perubahan yang dibuat oleh tokoh muda seperti Bobby,” kata Ketua DPW Partai NaDem Sumut, Iskandar ST kepada wartawan.

Iskandar menjelaskan, partainya telah mengantongi sejumlah nama yang direncanakan bakal diusungnya dalam Pilkada Kota Medan 2020. “Kami punya kader sendiri seperti Bachtiar Sibarani yang saat ini menjabat sebagai Bupati Tapteng. Lalu kami punya tokoh muda seperti Afif Abdillah yang merupakan Ketua DPC Partai Nasdem Medan. Selain itu nama Dzulmi Eldin juga kami rasa masih pantas untuk kami usulkan. Dan teranyar, kami juga punya nama lainnya yakni Bobby Nasution,” jelasnya.

Terkait keputusan Dzulmi Eldin yang tak ingin lagi mencalonkan diri sebagai Wali Kota Medan, Iskandar mengaku sangat menghargainya. “Ya kita hargailah itu. Artinya kan, selain itu memang hak politik beliau, itu artinya beliau juga menginginkan adanya regenerasi di Kota Medan dan itu baik,” kata Iskandar.

Namun, terang Iskandar, tidak lah mudah mencari tokoh muda yang dapat menggantikan Eldin dalam memimpin Kota Medan. “Mencari pengganti beliau (Eldin) itukan tak gampang juga. Apalagi kalau tokoh muda. Kalau pun ada, iya kalau partai koalisi mau mendukung. Kalau pun partai mau, iya kalau yang dicalonkan itu bersedia,” pungkasnya.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Medan, Hasyim juga menyambut positif soal bakal majunya Bobby Nasution di Pilkada Medan. “Sekarang kan memang sudah saatnya yang muda yang berbuat dan memimpin, tentu akan kami sambut positif. Kita harapkan tokoh-tokoh muda ini nantinya dapat maju dan membuat terobosan-terobosan untuk Kota Medan,” katanya.

Munculnya nama Bobby Nasution, Ihwan Ritonga, dan Dahnil Anzar Simanjuntak, menurut pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Agus Supriadi, memungkinkan peta politik saat Pilpres 2019 lalu akan berimbas di Pilkada Medan. “Kalau kita mau apple to apple secara riil antara tiga orang itu dari sisi keorganisasian misalnya, Ihwan Ritonga dan Dahnil Anzar jauh lebih baik dibanding Bobby. Apalagi, Dahnil itu disokong oleh organisasi besar, punya pengalaman di Pilpres kemarin,” ujarnya menjawab Sumut Pos, Selasa (6/8).

Akan tetapi, lanjut dia, jika mau apple to apple tiga kandidat itu dari sisi empiris pengalaman tentang Kota Medan, Ihwan Ritonga jauh lebih baik dari dua nama tadi. “Ihwan lebih baik tentang pemahaman wilayah atau locus, karena dia saat ini masih pimpinan DPRD Medan. Artinya, secara konstelasi pemerintah dan persoalan pembangunan Medan pun, Ihwan lebih memahami,” ujarnya.

Namun persoalannya, kata Agus, itu semua berpulang kepada publik bagaimana menilai ketiga nama tersebut. Terlebih politik bukan statistik atau matematika yang bisa dihitung dengan alasan logis dan rasional. Melainkan tidak bisa diprediksi bahwa saat ini nama-nama bakal calon yang muncul, tetap akan mendapat dukungan dan simpati masyarakat.

“Tetapi secara realitas dan rasional, seperti yang tadi saya sebutkan alasannya, Ihwan jauh lebih baik diantara Dahnil dan Bobby,” kata Kaprodi Ilmu Sosial Fisip USU itu. “Artinya kalau mau apple to apple ketiga orang itu, dengan pengalaman dia di legislatif bertahun-tahun maka lebih menguasai persoalan Medan. Namun sekali lagi bahwa politik itu dinamis,” imbuhnya.

Selain tiga nama itu, Agus juga mengungkapkan, akan banyak figur lain yang muncul ke permukaan terlebih jika Dzulmi Eldin sebagai petahana, memang tidak jadi maju lagi. “Artinya di luar itu semua orang punya peluang yang sama. Dan pertarungan itu akan semakin ketat. Okelah kalau petahana maju, namun orang akan melihat rekam jejaknya selama memimpin. Jadi nama-nama seperti Edy Ikhsan, Sakhyan Asmara dan lainnya dari kalangan akademisi yang saya kenal, punya kans yang sama, walaupun sekarang ini masih halo-halo,” katanya.

Skenario politik lainnya, sambung Agus, kalaulah Gerindra dan PDI Perjuangan masing-masing sudah punya calon, bisa saja parpol lain dengan poros ketiga mengusung nama-nama calon independen yang sudah masuk bursa itu.

Akademisi dari Universitas Medan Area (UMA), Rholand Muaray juga sepakat, peta politik nasional bakal kembali terjadi di Pilkada Kota Medan 2020. Dia memprediksi, pertarungan akan mengerucut pada dua nama yang sama-sama merupakan tokoh muda, yakni Bobby Nasution dan Dahnil Anzar Simanjuntak.

Menurut Rholad, Bobby dan Dahnil sebagai representatif peta politik di tingkat nasional. Di mana, Bobby yang merupakan menantu Presiden Jokowi akan sangat berpeluang diusung PDIP, Nasdem, Golkar dan sebagainya. Sedangkan Dahnil representatif dari Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat. “Bisa saja Dahnil diusung Gerindra, wakilnya dari PKS atau PAN. Bobby dengan pasangannya, ini akan sangat menarik,” jelasnya.

Rholand juga menanggapi pernyataan Dzulmi Eldin yang tidak akan maju di Pilkada Medan. Ia berpendapat tentang dua hal yakni sebagai petahana, Dzulmi Eldin ingin melihat respon masyarakat kepadanya. Kedua, memang karena tidak ada partai yang ingin mengusung. Dan memang, belum ada satupun partai yang mendeklarasikan diri bakal mendukungnya meski berstatus petahana.

“Dinamika politik Kota Medan masih sangat dinamis dan Eldin masih berpotensi untuk diusung kembali. Saat ini memang belum ada dukungan politik secara resmi oleh parpol untuk Eldin agar dia bangun gerbong politiknya. Bisa jadi Eldin hingga saat ini belum ada perahu, jadi masih sangat dinamis,” paparnya. “Melihat kedekatan parpol, Eldin sebenarnya dekat dengan Nasdem, di mana anaknya juga lolos DPRD Medan dari Nasdem, jika melihat dari gaya politik Nasdem, biasanya partai besutan Surya Paloh ini selalu ambil start duluan minimal signal dukungan, tapi sepertinya hingga saat ini belum tampak,” jelasnya.

Sementara itu, Dahnil Anzar Simanjuntak masih malu-malu ketika ditanya apakah sudah mendapat restu Prabowo Subianto untuk bertarung di Pilkada Medan 2020. “Insya Allah,” katanya melalui layanan pesan singkat ketika dikonfirmasi. Sedangkan Bobby Nasution sebelumnya menyebut akan membahas kemungkinan bertarung di Pilkada Medan dengan keluarga besarnya.

Sementara Wakil Ketua Partai Gerindra Sumut, Pangihutan Siagian mengatakan, sejauh ini partainya belum ada memutuskan kader terbaik yang akan diusung di Pilkada Medan. Sebelum sampai ketahapan itu, pihaknya tentu akan mempertimbangkan banyak aspek. “Nama-nama yang sudah beredar seperti Ihwan dan Dahnil, memang mendapat simpati positif ditengah masyarakat. Namun sampai kini DPP dan DPD belum ada memutuskan siapa yang akan diusung di Pilkada Medan,” katanya. (prn)

Pilkada Kota Medan 2020, diprediksi bakal menjadi ajang pertarungan kaum millenial. Sejumlah tokoh muda mulai digadang-gadang bakal maju. Sebut saja Bobby Afif Nasution, Ihwan Ritonga, dan Dahnil Anzar Simanjuntak. Berkaca dari konstelasi politik Pilpres 2019, pertarungan antara ‘jagoan’ PDI Perjuangan dan Partai Gerindra bakal kembali terjadi di Pilkada Medan 2020.

NAMA Bobby Afif Nasution paling hangat dibahas sebagai calon yang layak diusung maju dalam Pilkada Kota Medan. Menantu Presiden Joko Widodo ini dianggap mewakili generasi milenial. Bahkan, hadirnya Bobby di Pilkada Medan akan memberikan angin segar bagi masyarakat yang ingin memiliki pemimpin dari kalangan muda.

“Kalau benar Bobby mau maju di Pilkada Medan, ya tentu saja kita sambut positif. Dia masih muda dan energik dan tidak salah bila kita berharap akan ada perubahan yang dibuat oleh tokoh muda seperti Bobby,” kata Ketua DPW Partai NaDem Sumut, Iskandar ST kepada wartawan.

Iskandar menjelaskan, partainya telah mengantongi sejumlah nama yang direncanakan bakal diusungnya dalam Pilkada Kota Medan 2020. “Kami punya kader sendiri seperti Bachtiar Sibarani yang saat ini menjabat sebagai Bupati Tapteng. Lalu kami punya tokoh muda seperti Afif Abdillah yang merupakan Ketua DPC Partai Nasdem Medan. Selain itu nama Dzulmi Eldin juga kami rasa masih pantas untuk kami usulkan. Dan teranyar, kami juga punya nama lainnya yakni Bobby Nasution,” jelasnya.

Terkait keputusan Dzulmi Eldin yang tak ingin lagi mencalonkan diri sebagai Wali Kota Medan, Iskandar mengaku sangat menghargainya. “Ya kita hargailah itu. Artinya kan, selain itu memang hak politik beliau, itu artinya beliau juga menginginkan adanya regenerasi di Kota Medan dan itu baik,” kata Iskandar.

Namun, terang Iskandar, tidak lah mudah mencari tokoh muda yang dapat menggantikan Eldin dalam memimpin Kota Medan. “Mencari pengganti beliau (Eldin) itukan tak gampang juga. Apalagi kalau tokoh muda. Kalau pun ada, iya kalau partai koalisi mau mendukung. Kalau pun partai mau, iya kalau yang dicalonkan itu bersedia,” pungkasnya.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Medan, Hasyim juga menyambut positif soal bakal majunya Bobby Nasution di Pilkada Medan. “Sekarang kan memang sudah saatnya yang muda yang berbuat dan memimpin, tentu akan kami sambut positif. Kita harapkan tokoh-tokoh muda ini nantinya dapat maju dan membuat terobosan-terobosan untuk Kota Medan,” katanya.

Munculnya nama Bobby Nasution, Ihwan Ritonga, dan Dahnil Anzar Simanjuntak, menurut pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Agus Supriadi, memungkinkan peta politik saat Pilpres 2019 lalu akan berimbas di Pilkada Medan. “Kalau kita mau apple to apple secara riil antara tiga orang itu dari sisi keorganisasian misalnya, Ihwan Ritonga dan Dahnil Anzar jauh lebih baik dibanding Bobby. Apalagi, Dahnil itu disokong oleh organisasi besar, punya pengalaman di Pilpres kemarin,” ujarnya menjawab Sumut Pos, Selasa (6/8).

Akan tetapi, lanjut dia, jika mau apple to apple tiga kandidat itu dari sisi empiris pengalaman tentang Kota Medan, Ihwan Ritonga jauh lebih baik dari dua nama tadi. “Ihwan lebih baik tentang pemahaman wilayah atau locus, karena dia saat ini masih pimpinan DPRD Medan. Artinya, secara konstelasi pemerintah dan persoalan pembangunan Medan pun, Ihwan lebih memahami,” ujarnya.

Namun persoalannya, kata Agus, itu semua berpulang kepada publik bagaimana menilai ketiga nama tersebut. Terlebih politik bukan statistik atau matematika yang bisa dihitung dengan alasan logis dan rasional. Melainkan tidak bisa diprediksi bahwa saat ini nama-nama bakal calon yang muncul, tetap akan mendapat dukungan dan simpati masyarakat.

“Tetapi secara realitas dan rasional, seperti yang tadi saya sebutkan alasannya, Ihwan jauh lebih baik diantara Dahnil dan Bobby,” kata Kaprodi Ilmu Sosial Fisip USU itu. “Artinya kalau mau apple to apple ketiga orang itu, dengan pengalaman dia di legislatif bertahun-tahun maka lebih menguasai persoalan Medan. Namun sekali lagi bahwa politik itu dinamis,” imbuhnya.

Selain tiga nama itu, Agus juga mengungkapkan, akan banyak figur lain yang muncul ke permukaan terlebih jika Dzulmi Eldin sebagai petahana, memang tidak jadi maju lagi. “Artinya di luar itu semua orang punya peluang yang sama. Dan pertarungan itu akan semakin ketat. Okelah kalau petahana maju, namun orang akan melihat rekam jejaknya selama memimpin. Jadi nama-nama seperti Edy Ikhsan, Sakhyan Asmara dan lainnya dari kalangan akademisi yang saya kenal, punya kans yang sama, walaupun sekarang ini masih halo-halo,” katanya.

Skenario politik lainnya, sambung Agus, kalaulah Gerindra dan PDI Perjuangan masing-masing sudah punya calon, bisa saja parpol lain dengan poros ketiga mengusung nama-nama calon independen yang sudah masuk bursa itu.

Akademisi dari Universitas Medan Area (UMA), Rholand Muaray juga sepakat, peta politik nasional bakal kembali terjadi di Pilkada Kota Medan 2020. Dia memprediksi, pertarungan akan mengerucut pada dua nama yang sama-sama merupakan tokoh muda, yakni Bobby Nasution dan Dahnil Anzar Simanjuntak.

Menurut Rholad, Bobby dan Dahnil sebagai representatif peta politik di tingkat nasional. Di mana, Bobby yang merupakan menantu Presiden Jokowi akan sangat berpeluang diusung PDIP, Nasdem, Golkar dan sebagainya. Sedangkan Dahnil representatif dari Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat. “Bisa saja Dahnil diusung Gerindra, wakilnya dari PKS atau PAN. Bobby dengan pasangannya, ini akan sangat menarik,” jelasnya.

Rholand juga menanggapi pernyataan Dzulmi Eldin yang tidak akan maju di Pilkada Medan. Ia berpendapat tentang dua hal yakni sebagai petahana, Dzulmi Eldin ingin melihat respon masyarakat kepadanya. Kedua, memang karena tidak ada partai yang ingin mengusung. Dan memang, belum ada satupun partai yang mendeklarasikan diri bakal mendukungnya meski berstatus petahana.

“Dinamika politik Kota Medan masih sangat dinamis dan Eldin masih berpotensi untuk diusung kembali. Saat ini memang belum ada dukungan politik secara resmi oleh parpol untuk Eldin agar dia bangun gerbong politiknya. Bisa jadi Eldin hingga saat ini belum ada perahu, jadi masih sangat dinamis,” paparnya. “Melihat kedekatan parpol, Eldin sebenarnya dekat dengan Nasdem, di mana anaknya juga lolos DPRD Medan dari Nasdem, jika melihat dari gaya politik Nasdem, biasanya partai besutan Surya Paloh ini selalu ambil start duluan minimal signal dukungan, tapi sepertinya hingga saat ini belum tampak,” jelasnya.

Sementara itu, Dahnil Anzar Simanjuntak masih malu-malu ketika ditanya apakah sudah mendapat restu Prabowo Subianto untuk bertarung di Pilkada Medan 2020. “Insya Allah,” katanya melalui layanan pesan singkat ketika dikonfirmasi. Sedangkan Bobby Nasution sebelumnya menyebut akan membahas kemungkinan bertarung di Pilkada Medan dengan keluarga besarnya.

Sementara Wakil Ketua Partai Gerindra Sumut, Pangihutan Siagian mengatakan, sejauh ini partainya belum ada memutuskan kader terbaik yang akan diusung di Pilkada Medan. Sebelum sampai ketahapan itu, pihaknya tentu akan mempertimbangkan banyak aspek. “Nama-nama yang sudah beredar seperti Ihwan dan Dahnil, memang mendapat simpati positif ditengah masyarakat. Namun sampai kini DPP dan DPD belum ada memutuskan siapa yang akan diusung di Pilkada Medan,” katanya. (prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/