25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Cuaca Ekstrem, Nelayan Belawan Sulit Melaut

FOTO: FACRUL ROZIE/SUMUTPOS Nelayan saat mencari ikan di tengah laut
FOTO: FACRUL ROZI/SUMUTPOS
Seorang nelayan nekat mencari ikan di laut walaupun cuaca tidak bersahabat.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO- Cuaca ekstrem membuat sejumlah nelayan di kawasan pantai utara Kota Medan mengeluhkan hasil tangkapannya. Hal tersebut juga berdampak terhadap minimnya pasokan ikan ke sejumlah pasar tradisional di Medan, kemarin.

Sahlan (45), seorang nelayan asal Bagan Deli Belawan menyebutkan, cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir berupa gelombang tinggi dan angin membuat nelayan tidak berani untuk berangkat melaut. Kalau pun dipaksakan tetap berangkat untuk menangkap ikan sambung dia, biasanya ikan hasil tangkapan tidak banyak didapat.”Kalau sudah musim ombak, nelayan di Belawan ini tidak berani melaut. Apabila tetap dipaksakan, hasil ikan tangkapan pun tak banyak,” ungkap Sahlan.

Akibat dari berkurangnya para nelayan yang berangkat melaut, pasokan ikan ke pasaran tradisional pun minim. Bahkan, dampak dari minimnya pasokan ikan dari nelayan memicu pada terjadinya kenaikan harga ikan di pasaran. “Bisa dikatakanya kondisi saat ini nelayan lagi terkapar, kalau sudah pasokan ikan berkurang, harga penjualan juga tinggi. Hari ini (Selasa, Red) saja rata-rata per kilo ikan naik dari Rp1.000 hingga Rp3.000 per kilo gram,” kata Rahman.

Wakil Ketua DPC HNSI Kota Medan Abdul Rahman mengatakan, saat ini kalangan nelayan berada di pesisir pantai utara Kota Medan memang sedang dilanda musim paceklik. Hal itu sebut dia, dikarena kondisi cuaca belum normal. Walaupun ada nelayan yang tetap melaut hasil tangkapannya masih belum banyak. “Sampai saat ini cuaca masih juga belum mendukung sehingga beberapa minggu ini nelayan belum bekerja normal. Kalau pun ada yang melaut hasil ikannya sangat sedikit,” katanya.

Soal harga, kata Rahman, dipasaran untuk beberapa pekan ke depan masih akan cukup mahal. Pasalnya, persediaannya juga masih terbatas sedangkan permintaannya tinggi. “Paling banyak tangkapan dari laut hanya 10 kg, malah ada juga yang telah seharian melaut hanya bisa dapat 3 kg saja,” ujarnya.(rul/ila)

 

 

FOTO: FACRUL ROZIE/SUMUTPOS Nelayan saat mencari ikan di tengah laut
FOTO: FACRUL ROZI/SUMUTPOS
Seorang nelayan nekat mencari ikan di laut walaupun cuaca tidak bersahabat.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO- Cuaca ekstrem membuat sejumlah nelayan di kawasan pantai utara Kota Medan mengeluhkan hasil tangkapannya. Hal tersebut juga berdampak terhadap minimnya pasokan ikan ke sejumlah pasar tradisional di Medan, kemarin.

Sahlan (45), seorang nelayan asal Bagan Deli Belawan menyebutkan, cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir berupa gelombang tinggi dan angin membuat nelayan tidak berani untuk berangkat melaut. Kalau pun dipaksakan tetap berangkat untuk menangkap ikan sambung dia, biasanya ikan hasil tangkapan tidak banyak didapat.”Kalau sudah musim ombak, nelayan di Belawan ini tidak berani melaut. Apabila tetap dipaksakan, hasil ikan tangkapan pun tak banyak,” ungkap Sahlan.

Akibat dari berkurangnya para nelayan yang berangkat melaut, pasokan ikan ke pasaran tradisional pun minim. Bahkan, dampak dari minimnya pasokan ikan dari nelayan memicu pada terjadinya kenaikan harga ikan di pasaran. “Bisa dikatakanya kondisi saat ini nelayan lagi terkapar, kalau sudah pasokan ikan berkurang, harga penjualan juga tinggi. Hari ini (Selasa, Red) saja rata-rata per kilo ikan naik dari Rp1.000 hingga Rp3.000 per kilo gram,” kata Rahman.

Wakil Ketua DPC HNSI Kota Medan Abdul Rahman mengatakan, saat ini kalangan nelayan berada di pesisir pantai utara Kota Medan memang sedang dilanda musim paceklik. Hal itu sebut dia, dikarena kondisi cuaca belum normal. Walaupun ada nelayan yang tetap melaut hasil tangkapannya masih belum banyak. “Sampai saat ini cuaca masih juga belum mendukung sehingga beberapa minggu ini nelayan belum bekerja normal. Kalau pun ada yang melaut hasil ikannya sangat sedikit,” katanya.

Soal harga, kata Rahman, dipasaran untuk beberapa pekan ke depan masih akan cukup mahal. Pasalnya, persediaannya juga masih terbatas sedangkan permintaannya tinggi. “Paling banyak tangkapan dari laut hanya 10 kg, malah ada juga yang telah seharian melaut hanya bisa dapat 3 kg saja,” ujarnya.(rul/ila)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/