Yessy Artada, Jakarta
SUMUTPOS.CO – Datang mengenakan baju panjang biru berbalut kerudung bermotif menutupi kepalanya, Karen nampak ceria melangkah seolah tanpa beban. Ada yang berbeda pada Karen, dirut yang terkenal sulit untuk diwawancarai dan kerap menghilang dari kejaran media itu, nampak lebih bersahabat dengan awak media.
Ibu tiga anak itu bahkan kerap mengumbar senyum manis, bukan senyum kecut seperti ketika masih menjabat sebagai Dirut Pertamina.
Tak terlihat penjagaan ekstra ketat di sekitaran Karen, tiga bodyguard yang biasanya ada, hari itu tak terlihat. Hanya terlihat satu orang bodyguard berseragam hitam yang menjaganya ketika Karen dikerubuti wartawan saat hendak menuju mobil.
“Ayo pada makan dulu, wawancaranya nanti saja. Kalian makan dulu,” ujar Karen pada awak media yang berusaha mengulik tentang kehidupannya pasca jadi dirut.
Kesempatan berharga itu memang tak dilewatkan oleh awak media untuk mewawancarai Karen. Sejak ia datang di Doubletree by Hilton, Karen selalu dibuntuti wartawan silih berganti untuk menanyakan apa saja kesibukannya saat ini. Berkali-kali ditanya apa kesibukannya saat ini, Karen tanpa lelah menjawab pertanyaan tersebut.
“Belum sempat liburan, saya masih menikmati waktu dengan keluarga di rumah,” jawabnya.
“Udah nanyanya nanti lagi, Bu Karen kasian belum nyuap satu sendok udah ditanya lagi. Kapan selesai makannya kalau gitu,” tegur VP Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir yang duduk satu meja makan dengan Karen.
Wanita berumur 55 tahun ini memang tengah asik menikmati hidupnya kembali menjadi seorang ibu. Sebab selama 6,5 tahun terakhir waktunya tersita penuh untuk mengabdi di Pertamina. Itu pula yang menjadi salah satu alasan mengapa ia mengundurkan diri dari Dirut Pertamina.
“Anak-anak sekarang senang, karena pagi-pagi ada yang bisa dipamitin, kalau malam ada yang mengontrol masakan,” katanya sembari menyantap makanan.
Untuk saat ini jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Fisika itu hanya ingin menikmati waktunya bersama keluarga di rumah. Sebelum berangkat ke Amerika Serikat akhir bulan ini untuk mengisi seminar tentang energi di school of Kennedy Harvard, Karen berniat menengok kakaknya di Sidney.
“Belum ada persiapan untuk pergi karena masih akhir bulan nanti. Mau nengok kaka dulu di Sidney,” serunya.
Soal Pertamina, wanita asal Bandung ini enggan berkomentar banyak. Mengingat kapasitasnya sudah tidak lagi menjabat sebagai dirut Pertamina. Karen berharap ia bukan wanita pertama dan terakhir yang bisa menjabat sebagai dirut.
“Soal Pertamina saya no comment, saya berharap ada regenerasi. Kasihan pekerja Pertamina yang perempuan, iya dong harus ada wanita lain yang jadi dirut,” harap dirut kebanggaan Menteri BUMN Dahlan Iskan itu. (chi/jpnn)