26 C
Medan
Saturday, October 5, 2024

Kapolda Baru Sumut Itu Lulusan Terbaik Akpol 1988

Di samping itu, dia menambahkan, ada penuntasan kasus dari Kapolda lama yang belum terselasaikan sampai saat ini seperti kasus pembunuhan, asusila hingga korupsi.”Kita harapkan Kapolda baru memberikan penegakan hukum yang adil bagi masyakarat Sumut,” tandasnya.

Diketahui, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel lahir di Bogor, Jawa Barat pada 14 Agustus 1966. Dia menyelesaikan pendidikan SDN (1979), SMPN (1982) dan SMAN (1985) di Cibinong, Bogor. Kemudian melanjutkan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang dan menjadi lulusan terbaik dengan predikat Adhi Makayasa, lalu kemudian dilantik oleh Presiden Soeharto di Istana Merdeka pada 23 Juli 1988.

Rycko adalah lulusan Magister (S2) Ilmu Administrasi di Universitas Indonesia pada tahun 2001 dan Doktoral (S3) pada Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia pada tahun 2008 dengan predikat cum laude.

Penugasan pertama yang dia jalani adalah di Polres Metro Jakarta Pusat sebagai Kepala Unit Kejahatan dengan Kekerasan, selanjutnya ditugaskan sebagai instruktur di Akademi Kepolisian Semarang. Tahun 1993 dia mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus dengan predikat terbaik, selanjutnya kembali bertugas di Polres Metro Jakarta Pusat, lalu Kasat Reserse Polres Jakarta Selatan, dan kemudian sebagai Wakasat Ekonomi Polda Metro Jaya. Tahun 2002 ia mengikuti pendidikan Sespimpol dan lulus dengan predikat terbaik untuk penulisan Naskah Strategis.

Dilansir dari Medan Bagus (grup rmol) Rycko tercatat pernah menduduki sejumlah jabatan penting di antaranya Kapolres Jakarta Utara. Setelah itu, ia dipromosikan jadi ajudan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (2009-2012). Dia kemudian menjabat Kepala Lembaga Kerjasama Pendidikan Dit PPITK PTIK, lembaga yang menginduk pada Lemdikpol, lalu sebagai Wakapolda Jabar dan kini menjadi Ketua STIK dulu dikenal sebagai PTIK.

Rycko termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005[2]. Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Pol Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, serta Idham Azis, dan lainnya.(gus/rmol/adz)

Di samping itu, dia menambahkan, ada penuntasan kasus dari Kapolda lama yang belum terselasaikan sampai saat ini seperti kasus pembunuhan, asusila hingga korupsi.”Kita harapkan Kapolda baru memberikan penegakan hukum yang adil bagi masyakarat Sumut,” tandasnya.

Diketahui, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel lahir di Bogor, Jawa Barat pada 14 Agustus 1966. Dia menyelesaikan pendidikan SDN (1979), SMPN (1982) dan SMAN (1985) di Cibinong, Bogor. Kemudian melanjutkan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang dan menjadi lulusan terbaik dengan predikat Adhi Makayasa, lalu kemudian dilantik oleh Presiden Soeharto di Istana Merdeka pada 23 Juli 1988.

Rycko adalah lulusan Magister (S2) Ilmu Administrasi di Universitas Indonesia pada tahun 2001 dan Doktoral (S3) pada Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia pada tahun 2008 dengan predikat cum laude.

Penugasan pertama yang dia jalani adalah di Polres Metro Jakarta Pusat sebagai Kepala Unit Kejahatan dengan Kekerasan, selanjutnya ditugaskan sebagai instruktur di Akademi Kepolisian Semarang. Tahun 1993 dia mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus dengan predikat terbaik, selanjutnya kembali bertugas di Polres Metro Jakarta Pusat, lalu Kasat Reserse Polres Jakarta Selatan, dan kemudian sebagai Wakasat Ekonomi Polda Metro Jaya. Tahun 2002 ia mengikuti pendidikan Sespimpol dan lulus dengan predikat terbaik untuk penulisan Naskah Strategis.

Dilansir dari Medan Bagus (grup rmol) Rycko tercatat pernah menduduki sejumlah jabatan penting di antaranya Kapolres Jakarta Utara. Setelah itu, ia dipromosikan jadi ajudan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (2009-2012). Dia kemudian menjabat Kepala Lembaga Kerjasama Pendidikan Dit PPITK PTIK, lembaga yang menginduk pada Lemdikpol, lalu sebagai Wakapolda Jabar dan kini menjadi Ketua STIK dulu dikenal sebagai PTIK.

Rycko termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005[2]. Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Pol Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, serta Idham Azis, dan lainnya.(gus/rmol/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/