SURAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kota Surakarta sedang sibuk. Maklum, warga istimewanya, Presiden Joko Widodo (Jokowi), akan mantu putrinya, Kahiyang Ayu, Rabu (8/11). Segenap penjuru kota bergeliat sejak beberapa hari terakhir untuk menyukseskan hajatan sang mantan wali kota.
Senin (6/11), saat dilaksanakan geladi resik yang diikuti anggota TNI dan Polri, beberapa ruas jalan utama di sana ditutup. “Ini adalah geladi resik terakhir. Besok (hari ini, Red) tidak ada agenda. Acara terpusat di kediaman presiden,” kata Kepala Penerangan Resimen (Kapenrem) Warastratama Surakarta Kapten (Inf) Alfian Yudha P.
Geladi resik kemarin meliputi simulasi pengaturan lalu lintas dari dan menuju Graha Saba Buana, tempat acara pernikahan dilaksanakan. Pihak pengantin lelaki berangkat dari Hotel Alila Surakarta. Sedangkan pengantin perempuan dan keluarga berangkat dari rumah pribadi Presiden Jokowi.
“Pihak pengantin berangkat diantar arak-arakan Wan TNI (anggota perempuan TNI, Red) dan polwan dengan pakaian adat. Keluarga juga diantar dengan kereta kuda,” papar Alfian.
Kemarin enam kereta kuda sudah bersiap di area Jalan Kutai di dekat kediaman Jokowi. Acara geladi resik pagi itu juga disaksikan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Alfian mengungkapkan, persiapan sudah
berlangsung 95 persen. “Semuanya kami uji cobakan hari ini (kemarin). Termasuk mencobakan alur keluar masuk mobil dan tamu hingga geladi resik acara puncak,” imbuhnya.
Karena yang mantu presiden, standar pengamanannya pun yang terbaik. Lebih dari 4.000 personel bakal berjaga. “Dari pihak TNI ada 3.000, sementara kepolisian 1.500,”
bebernya.
Angka tersebut belum termasuk personel dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) serta relawan yang bakal jadi pagar betis. Jumlah relawan mencapai 7.000.
Geladi resik kemarin berlangsung mulai pukul 10.00. Orang tua Bobby Nasution (calon besan Jokowi) juga hadir dalam acara itu. Ade Hanifah Siregar, ibunda Bobby, tiba bersama keluarga. Erwin Nasution, ayah Bobby, telah almarhum.
Ade memilih diam ketika ditanya seputar persiapan menjelang pernikahan. “Kami sekeluarga alhamdulillah sehat. Itu saja ya. Kami buru-buru,” ucapnya.
Sementara itu, pihak pengantin perempuan sibuk melakukan persiapan di rumah. Sejak pagi tenda dipasang untuk persiapan acara. “Acaranya banyak yang di rumah. Sore ini (kemarin sore) ada pengajian tetangga. Besok (hari ini) ada siraman dan midodareni,” papar Umijatsih, pembawa acara panggih dan resepsi pagi dalam pernikahan Kahiyang-Bobby, besok.
Simulasi acara temu manten berlangsung mulai tengah hari. Juru rias pengantin Hj H.S. Sumaryono dan M. Topo Broto serta Umijatsih hadir dalam acara tersebut. Mereka mengecek dekorasi serta simulasi acara panggih hingga sungkeman. Meski telah sepuh, masing-masing berusia lebih dari 60 tahun, ketiganya tampak bersemangat membantu panitia pernikahan menyiapkan acara.
Topo Broto menyatakan, dalam acara pernikahan itu, pihak keluarga presiden menginginkan seluruh rangkaian berlangsung sebagaimana adat keratonan. “Garis besarnya, mirip mantenan Mas Gibran dulu. Cuma, ada perbedaan di beberapa bagian. Karena ini mantu anak perempuan,” paparnya.
Ditemui menjelang geladi resik iring-iringan pengantin sore kemarin, Jokowi yakin pernikahan putrinya berlangsung lancar. “Geladi bersihnya saya lihat sudah
sesuai dengan yang kita rencanakan. Insya Allah semuanya nanti dimudahkan oleh Allah, lancar semuanya,” ujar presiden.
Jokowi menyatakan, banyak pihak akan diundang dalam pernikahan anak keduanya tersebut. Mulai saudara, tetangga, serta sebagian pedagang pasar, PKL, dan tukang
becak. “Namanya tetangga dan saudara, ya harus diajak,” tuturnya.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan, secara adat, menikahkan anak perempuan lebih rumit daripada menikahkan putra pertamanya, Gibran Rakabuming
Raka. “Lebih repot sedikit. Tapi, persiapan organisasinya sama saja. Di Jawa itu yang perempuan namanya mantu. Tapi, laki-laki kayak Mas Gibran namanya ngunduh mantu. Bedanya di situ,” terangnya. (fam/c9/ang/jpg/ril)