32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

AC Mati, Ruang Kelas Panas, Siswa SMAN 1 Medan Tak Nyaman Belajar

SMAN I MEDAN: Gedung SMN Negeri 1 Medan tampak dari luar. Saat ini beberapa AC di ruangan kelas mati sehingga siswa tak nyaman belajar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebagian siswa-siswi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Medan dikabarkan mulai tak nyaman mengikuti proses belajar-mengajar. Pasalnya, udara di ruang kelas mereka panas dan gerah karena fasilitas pendingin ruangan atau air conditioner (AC) tak berfungsi maksimal.

Alat pendingin ruangan di beberapa kelas diduga telah usang, lantaran usia ekonomisnya sudah cukup lama. Bahkan, disebut-sebut ada yang rusak. Keluhan itu disampaikan oleh wali murid yang meminta namanya untuk tidak dikorankan dengan alasan khawatir terjadi intimidasi terhadap si siswa yang bersangkutan di sekolah.

“Belakangan ini, sebagian anak-anak (siswa-siswi) mulai tak nyaman belajar di kelas karena udaranya panas. Sebab, AC di ruangan sudah cukup lama tak diganti-ganti sehingga kurang dingin lagi,” ujarnya kepada Sumut Pos, yang diamini wali murid lainnya,kemarinn

Ia meminta, pihak sekolah dapat segera mengganti AC di beberapa ruangan yang sepertinya sudah tak layak. Dengan begitu, para siswa dapat mengikuti proses pembelajaran yang nyaman. “Bisa dibayangkan kalau udaranya panas, pasti anak-anak di kelas gelisah belajar. Kalau sudah begitu, pelajaran yang disampaikan oleh guru tentu tidak akan masuk ke otak mereka (siswa),” ujarnya.

Sementara, Kepala SMAN 1 Medan, Suhairi yang dikonfirmasi awalnya membantah. Ia mengaku, para anak didiknya belajar dengan nyaman di kelas. “Tidak benar isu-isu miring tersebut, silahkan datang ke sekolah untuk mencari tahu informasi dari berbagai pihak,” katanya ketika dihubungi via selulernya.

Namun begitu, Suhairi mengakui memang ada beberapa AC yang rusak di ruang kelas tetapi sudah diganti. “AC itu (di ruang kelas) sudah berusia sekitar lima tahunan. Jadi, kita ganti dengan yang baru. Ada 10 unit AC yang kita ganti dalam dua bulan terakhir,” akunya.

Suhairi menyebutkan, memang tidak semua AC diganti karena keterbatasan anggaran. Sebab, untuk mengganti AC yang baru secara keseluruhan di kelas berjumlah 160 unit. “Saya ini baru satu tahun memimpin sekolah itu (SMAN 1 Medan). Kalau harus mengganti 160 unit AC, dari mana duitnya? Kemampuan kita kan terbatas,” ucapnya.

Diutarakan Suhairi, rata-rata setiap ruangan dipasang 2 unit AC. Bahkan, ada yang 3 unit dipasang di ruang kelas untuk anak pejabat. “Padahal, kemampuan kita hanya 2 unit tapi tetap kita perjuangan jadi 3 unit dipasang,” sebutnya.

Suhairi juga mengaku, selain mengganti AC juga memperbaiki fasilitas atau sarana dan prasarana sekolah lainnya terutama di kelas. Seperti, papan nama kelas dan lainnya sudah diperbaiki semua.

“Saya heran, semakin kita berbaik hati untuk mengelola sekolah kok semakin banyak yang bicara yang tidak-tidak (negatif). Pada masa kepemimpinan kepala sekolah yang lama, enggak pernah perduli soal AC. Baru inilah, semenjak saya memimpin diganti AC dengan yang baru,” keluhnya.

Jadi, sambung dia, beberapa upaya untuk memberi kenyamanan siswa belajar di kelas telah dilakukan. Bukan sebaliknya, yang acuh atau tak perduli. “Boleh dibandingkan kondisi sekolah yang sekarang dengan setahun lalu, tapi secara keseluruhan jangan hanya melihat fasilitas AC saja. Terus terang aja, seluruhnya bobrok dari A sampai Z (sarana & prasarana sekolah). Artinya apa, papan nama kelas aja enggak punya, pengecatan juga enggak pernah. Tapi, semenjak saya memimpin, semua hal itu telah saya lakukan dan upayakan,” ungkapnya.

Suhairi menambahkan, berbagai isu miring dan tak sedap, mirisnya dilontarkan orang tua siswa yang kurang mampu. “Orang tua siswa rawan melanjutkan pendidikan dan (sumbangan) komite sekolah nol, itu pula yang banyak bicara miring atau ribut, dari apa yang telah saya buat untuk perbaikan sekolah,” pungkas Suhairi. (ris/ila)

SMAN I MEDAN: Gedung SMN Negeri 1 Medan tampak dari luar. Saat ini beberapa AC di ruangan kelas mati sehingga siswa tak nyaman belajar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebagian siswa-siswi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Medan dikabarkan mulai tak nyaman mengikuti proses belajar-mengajar. Pasalnya, udara di ruang kelas mereka panas dan gerah karena fasilitas pendingin ruangan atau air conditioner (AC) tak berfungsi maksimal.

Alat pendingin ruangan di beberapa kelas diduga telah usang, lantaran usia ekonomisnya sudah cukup lama. Bahkan, disebut-sebut ada yang rusak. Keluhan itu disampaikan oleh wali murid yang meminta namanya untuk tidak dikorankan dengan alasan khawatir terjadi intimidasi terhadap si siswa yang bersangkutan di sekolah.

“Belakangan ini, sebagian anak-anak (siswa-siswi) mulai tak nyaman belajar di kelas karena udaranya panas. Sebab, AC di ruangan sudah cukup lama tak diganti-ganti sehingga kurang dingin lagi,” ujarnya kepada Sumut Pos, yang diamini wali murid lainnya,kemarinn

Ia meminta, pihak sekolah dapat segera mengganti AC di beberapa ruangan yang sepertinya sudah tak layak. Dengan begitu, para siswa dapat mengikuti proses pembelajaran yang nyaman. “Bisa dibayangkan kalau udaranya panas, pasti anak-anak di kelas gelisah belajar. Kalau sudah begitu, pelajaran yang disampaikan oleh guru tentu tidak akan masuk ke otak mereka (siswa),” ujarnya.

Sementara, Kepala SMAN 1 Medan, Suhairi yang dikonfirmasi awalnya membantah. Ia mengaku, para anak didiknya belajar dengan nyaman di kelas. “Tidak benar isu-isu miring tersebut, silahkan datang ke sekolah untuk mencari tahu informasi dari berbagai pihak,” katanya ketika dihubungi via selulernya.

Namun begitu, Suhairi mengakui memang ada beberapa AC yang rusak di ruang kelas tetapi sudah diganti. “AC itu (di ruang kelas) sudah berusia sekitar lima tahunan. Jadi, kita ganti dengan yang baru. Ada 10 unit AC yang kita ganti dalam dua bulan terakhir,” akunya.

Suhairi menyebutkan, memang tidak semua AC diganti karena keterbatasan anggaran. Sebab, untuk mengganti AC yang baru secara keseluruhan di kelas berjumlah 160 unit. “Saya ini baru satu tahun memimpin sekolah itu (SMAN 1 Medan). Kalau harus mengganti 160 unit AC, dari mana duitnya? Kemampuan kita kan terbatas,” ucapnya.

Diutarakan Suhairi, rata-rata setiap ruangan dipasang 2 unit AC. Bahkan, ada yang 3 unit dipasang di ruang kelas untuk anak pejabat. “Padahal, kemampuan kita hanya 2 unit tapi tetap kita perjuangan jadi 3 unit dipasang,” sebutnya.

Suhairi juga mengaku, selain mengganti AC juga memperbaiki fasilitas atau sarana dan prasarana sekolah lainnya terutama di kelas. Seperti, papan nama kelas dan lainnya sudah diperbaiki semua.

“Saya heran, semakin kita berbaik hati untuk mengelola sekolah kok semakin banyak yang bicara yang tidak-tidak (negatif). Pada masa kepemimpinan kepala sekolah yang lama, enggak pernah perduli soal AC. Baru inilah, semenjak saya memimpin diganti AC dengan yang baru,” keluhnya.

Jadi, sambung dia, beberapa upaya untuk memberi kenyamanan siswa belajar di kelas telah dilakukan. Bukan sebaliknya, yang acuh atau tak perduli. “Boleh dibandingkan kondisi sekolah yang sekarang dengan setahun lalu, tapi secara keseluruhan jangan hanya melihat fasilitas AC saja. Terus terang aja, seluruhnya bobrok dari A sampai Z (sarana & prasarana sekolah). Artinya apa, papan nama kelas aja enggak punya, pengecatan juga enggak pernah. Tapi, semenjak saya memimpin, semua hal itu telah saya lakukan dan upayakan,” ungkapnya.

Suhairi menambahkan, berbagai isu miring dan tak sedap, mirisnya dilontarkan orang tua siswa yang kurang mampu. “Orang tua siswa rawan melanjutkan pendidikan dan (sumbangan) komite sekolah nol, itu pula yang banyak bicara miring atau ribut, dari apa yang telah saya buat untuk perbaikan sekolah,” pungkas Suhairi. (ris/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/