30 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

AGPP Percaya CH-FN

MEDAN- Keluarga Besar Alumni Gerakan Pelajar Pancasila (AGPP) Sumatera Utara menyatakan yakin pasangan calon Chairuman Harahap-Fadly Nurzal (CH-FN) membawa perubahan untuk kemajuan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

DUKUNGAN: Fadly Nurzal bersama para pedagang. //for sumut pos
DUKUNGAN: Fadly Nurzal bersama para pedagang. //for sumut pos

“Program membangun dari desa yang ditawarkan Chairuman-Fadly memang sangat relevan diterapkan untuk menjawab berbagai ketimpangan pembangunan dan kesenjangan ekonomi di daerah ini,” kata Ketua Keluarga Besar AGPP Sumut, Fauzi Nur di Medan, Selasa (5/2).

Menurut dia, kinerja pembangunan yang dilaksanakan di Sumut selama ini belum merata dan belum secara maksimal menyentuh kebutuhan masyarakat di wilayah pedesaan, sehingga masih banyak desa yang tergolong minim sentuhan pembangunan. Di sektor infrastruktur, misalnya, cukup banyak jalan yang menghubungkan antara ibukota kecamatan dengan desa masih sulit dilalui kendaraan bermotor.

Kondisi infrastruktur jalan yang buruk di pedesaan tersebut menghambat laju pengangkutan barang dan jasa. Hal ini akhirnya menjadi faktor utama yang ikut melemahkan posisi tawar berbagai komoditi dan produk yang dihasilkan penduduk desa. (adv)

MEDAN- Keluarga Besar Alumni Gerakan Pelajar Pancasila (AGPP) Sumatera Utara menyatakan yakin pasangan calon Chairuman Harahap-Fadly Nurzal (CH-FN) membawa perubahan untuk kemajuan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat.

DUKUNGAN: Fadly Nurzal bersama para pedagang. //for sumut pos
DUKUNGAN: Fadly Nurzal bersama para pedagang. //for sumut pos

“Program membangun dari desa yang ditawarkan Chairuman-Fadly memang sangat relevan diterapkan untuk menjawab berbagai ketimpangan pembangunan dan kesenjangan ekonomi di daerah ini,” kata Ketua Keluarga Besar AGPP Sumut, Fauzi Nur di Medan, Selasa (5/2).

Menurut dia, kinerja pembangunan yang dilaksanakan di Sumut selama ini belum merata dan belum secara maksimal menyentuh kebutuhan masyarakat di wilayah pedesaan, sehingga masih banyak desa yang tergolong minim sentuhan pembangunan. Di sektor infrastruktur, misalnya, cukup banyak jalan yang menghubungkan antara ibukota kecamatan dengan desa masih sulit dilalui kendaraan bermotor.

Kondisi infrastruktur jalan yang buruk di pedesaan tersebut menghambat laju pengangkutan barang dan jasa. Hal ini akhirnya menjadi faktor utama yang ikut melemahkan posisi tawar berbagai komoditi dan produk yang dihasilkan penduduk desa. (adv)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/