26 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Tak Mampu Bayar, Ibu dan Bayi Disandera di RS Bahagia

Saya Hanya Sanggup Cicil…

MEDAN-Akibat tak mampu membayar biaya persalinan, Eva Hailani (26) dan anak yang baru dilahirkannnya bernama Ratu Safila disandera RS Bahagia di Jalan Bahagia Medan.
Keterangan suami Eva Hailani, Rusli menyebutkan, istrinya melahirkan anak pertamanya melalui operasi sesar di RSU Bahagia, Minggu (27/2) lalu.

Menurut warga Jalan Air Bersih itu, hingga kemarin bayi seberat 4 kg itu dalam kondisi sehat dan belum juga bisa dibawa pulang. Rusli menerangkan, sebelum melahirkan di rumah sakit itu dia terlebih dahulu membawa istrinya ke bidan bernama Atun. Karena tidak bisa melahirkan secara normal, Atun merujuk istrinya ke RSU.Bahagia.

Minggu (27/2) pada Pukul 19.00 WIB, Rusli membawa ke rumah sakit tersebut. Setelah diperiksa dokter di RS Bahagia, dokter mengatakan istrinya tidak bisa bersalin secara normal harus dilakukan operasi sesar.

Pihak RSU Bahagia pun langsung memberikan sepucuk kertas untuk segera ditandatangani. “Saat itu pihak RS Bahagia menyatakan kalau tidak ditandatangani anak dan istri saya akan meninggal harus segera menadapatkan pertolongan medis,” ungkapnya.

Karena sudah panik, Rusli menandatangani surat itu dan menyarankan dioperasi. tepat pukul 20.30 WIB anaknya pun lahir dengan selamat begitu juga istrinya. Tapi, Rusli harus membayar biaya bersalin sebesar Rp3, 2 juta. Itu belum termasuk biaya menginap di rumah sakit semalamnya dikenakan biaya Rp90 ribu.

“Saya bingung untuk membayarnya, saya hanya bekerja sebagai pegawai kebersihan sampah di Pasar Petisah. Penghasilan saya hanya cukup untuk makan,” katanya.

Tapi, katanya, pihak rumah sakit terus memberitahu agar segera melunaskan biaya bersalin istrinya, kalau tidak dibayar istri dan anaksaya tidak diperbolehkan pulang.
“Sampai kamar tempat istri saya dirawat pintunya dipalang dengan besi gantungan infus, agar kami tidak melarikan diri dari rumah sakit ini,” bebernya.

“Saya tidak bisa membayar lunas semua uang biaya persalinan istri saya akan tetapi saya sanggup hanya membayar cicil setiap bulannya. Saya ingin istri dan anak saya pulang. Lama-lama anak istri saya di sini bakal besar uang yang harus saya bayar dan saya mengaharapkan ada keringan dari pihak rumah sakit untuk istri dan anak saya,” katanya.

Saat Sumut Pos menjenguk istri dan anak Rusli di RS Bahagia terlihat Eva Hailani ditemani oleh ibu mertuanya di ruang rawat inap RS Bahagia. Kondisi Eva masih lemah pasca operasi.

“Saya minta pengertian pihak rumah sakit untuk membantu kami karena suami saya tidak mempunyai uang, kami hanya sanggup membayar cicil semua biaya bersalin dan saya minta pulang karena kalau lama-lama kami di sini takut biayanya tambah mahal lagi.
Suami saya hanya bekerja sebagai pegawai kebersihan gajinya hanya cukup untuk makan sehari-hari saja,” kata Eva.

Manajemen RS Bahagia yang coba ditemui wartawan Sumut Pos sedang berada di luar kota. Sedangkan dr Aidil Akbar, dokter yang sedang bertugas di RS Bahagia mengatakan, tidak tahu kenapa kelaurga Rusli tidak diperbolehkan pulang. “Yang berhak memberikan keterangan hanya manajemen rumah sakit, saya hanya bertugas di sini sebagai dokter umum saja,” katanya.

Aidil Akbar juga melarang wartawan untuk mengambil gambar dan merekam wawancaranya. (mag-1/mag-7)

Saya Hanya Sanggup Cicil…

MEDAN-Akibat tak mampu membayar biaya persalinan, Eva Hailani (26) dan anak yang baru dilahirkannnya bernama Ratu Safila disandera RS Bahagia di Jalan Bahagia Medan.
Keterangan suami Eva Hailani, Rusli menyebutkan, istrinya melahirkan anak pertamanya melalui operasi sesar di RSU Bahagia, Minggu (27/2) lalu.

Menurut warga Jalan Air Bersih itu, hingga kemarin bayi seberat 4 kg itu dalam kondisi sehat dan belum juga bisa dibawa pulang. Rusli menerangkan, sebelum melahirkan di rumah sakit itu dia terlebih dahulu membawa istrinya ke bidan bernama Atun. Karena tidak bisa melahirkan secara normal, Atun merujuk istrinya ke RSU.Bahagia.

Minggu (27/2) pada Pukul 19.00 WIB, Rusli membawa ke rumah sakit tersebut. Setelah diperiksa dokter di RS Bahagia, dokter mengatakan istrinya tidak bisa bersalin secara normal harus dilakukan operasi sesar.

Pihak RSU Bahagia pun langsung memberikan sepucuk kertas untuk segera ditandatangani. “Saat itu pihak RS Bahagia menyatakan kalau tidak ditandatangani anak dan istri saya akan meninggal harus segera menadapatkan pertolongan medis,” ungkapnya.

Karena sudah panik, Rusli menandatangani surat itu dan menyarankan dioperasi. tepat pukul 20.30 WIB anaknya pun lahir dengan selamat begitu juga istrinya. Tapi, Rusli harus membayar biaya bersalin sebesar Rp3, 2 juta. Itu belum termasuk biaya menginap di rumah sakit semalamnya dikenakan biaya Rp90 ribu.

“Saya bingung untuk membayarnya, saya hanya bekerja sebagai pegawai kebersihan sampah di Pasar Petisah. Penghasilan saya hanya cukup untuk makan,” katanya.

Tapi, katanya, pihak rumah sakit terus memberitahu agar segera melunaskan biaya bersalin istrinya, kalau tidak dibayar istri dan anaksaya tidak diperbolehkan pulang.
“Sampai kamar tempat istri saya dirawat pintunya dipalang dengan besi gantungan infus, agar kami tidak melarikan diri dari rumah sakit ini,” bebernya.

“Saya tidak bisa membayar lunas semua uang biaya persalinan istri saya akan tetapi saya sanggup hanya membayar cicil setiap bulannya. Saya ingin istri dan anak saya pulang. Lama-lama anak istri saya di sini bakal besar uang yang harus saya bayar dan saya mengaharapkan ada keringan dari pihak rumah sakit untuk istri dan anak saya,” katanya.

Saat Sumut Pos menjenguk istri dan anak Rusli di RS Bahagia terlihat Eva Hailani ditemani oleh ibu mertuanya di ruang rawat inap RS Bahagia. Kondisi Eva masih lemah pasca operasi.

“Saya minta pengertian pihak rumah sakit untuk membantu kami karena suami saya tidak mempunyai uang, kami hanya sanggup membayar cicil semua biaya bersalin dan saya minta pulang karena kalau lama-lama kami di sini takut biayanya tambah mahal lagi.
Suami saya hanya bekerja sebagai pegawai kebersihan gajinya hanya cukup untuk makan sehari-hari saja,” kata Eva.

Manajemen RS Bahagia yang coba ditemui wartawan Sumut Pos sedang berada di luar kota. Sedangkan dr Aidil Akbar, dokter yang sedang bertugas di RS Bahagia mengatakan, tidak tahu kenapa kelaurga Rusli tidak diperbolehkan pulang. “Yang berhak memberikan keterangan hanya manajemen rumah sakit, saya hanya bertugas di sini sebagai dokter umum saja,” katanya.

Aidil Akbar juga melarang wartawan untuk mengambil gambar dan merekam wawancaranya. (mag-1/mag-7)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/