MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus dugaan malpraktek kembali terjadi. Kali ini giliran Alpario Junaidi (10), anak kedua pasangan M.Junaidi (36) dan istrinya Mairawati (36), warga Jalan Sepat Medan Area yang jadi korban. Diduga karena salah suntik obat, Alpario mengalami kejang, muntah darah lalu meninggal dunia.
Mairawati yang ditemui di rumah duka menuturkan, peristiwa itu bermula saat Apario mengalami demam tinggi pada Jumat (4/3) lalu. Karena panasnya tak kunjung turun, Alpario pun dilarikan ke klinik dekat rumah. Namun sehari dirawat di sana, panas korban tak kunjung turun.
Karena khawatir, Mairawati membawa Alpario ke Klinik Rizki, Jalan Perjuangan Gang Perkauman, Kecamatan Medan Perjuangan. Di sana, korban langsung ditangani dokter wanita yang identitasnya belum diketahui.
”Karena panas anakku gak berkurang, makanya aku bawa dia ke Klinik Rizki itu, Dek. Harapanku, keadaannya bisa lebih baik,” lirih ibu dua anak itu berlinang air mata.
Usai memeriksa Alpario, sang dokter mendiagnosa korban menderita typus hingga harus diinfus dan disuntik obat penurun demam, muntah, dan mual.
Setelah mendapat penanganan medis itu, Alpario kemudian dipindahkan ke kamar rawat. Beberapa jam berselang, kondisi korban sempat membaik.
“Saat dipindahkan ke kamar rawatan, kondisi anak saya sudah membaik. Saya kasih obat empat jam sekali sesuai anjuran dokternya. Panasnya sudah turun dan sudah mau makan. Malah dia sudah sanggup bermain-main. Dia juga sudah minta pulang dengan dalih tak betah karena gak bisa nonton tivi,” kenang Mairawati.
Melihat kondisi korban yang sudah membaik, kedua orangtua dan keluarga yang menjenguk sontak senang. Namun sekira pukul 18.00 WIB, kamar Alpario didatangi suster yang sudah berganti shift dengan yang jaga pagi. Kala itu, suster yang belum diketahui identitasnya itu ingin menyuntik korban.
“Saat itu saya sempat bertanya itu suntik untuk apa? Dan dijawab suster itu, untuk obat penurun panas. Terus saya bilang, anak saya sudah gak panas lagi, namun si suster itu bilang obat itu juga berfungsi untuk mengobati typus anakku. Karena suster itu bilang dokter yang suruh, ya saya percaya ajalah,” beber Mairawati mengulang percakapannya dengan sang suster.