Namun berapa lama setelah disuntik, Alpario tiba-tiba kejang dan menggigil. Melihat kondisi anaknya, Mairawati yang ketakutan sempat menanyakan obat apa yang disuntikkan tersebut.
“Saya tanya obat apa yang dikasih sama anakku. Tapi suster itu bilang kejang-kejang itu nggak masalah. Tapi suster itu kutengok sudah ketakutan. Tak berapa lama, datang lagi suster lain dan langsung mengompres anak saya,” katanya.
Tak lama setelah itu, Alpario sempat sadar sebentar, dan menit berikutnya kejang-kejang lagi.
“Karena lemas kejang terus, anak saya sempat terduduk. Saat duduk itulah anak saya tiba-tiba muntah darah sampai empat kali. Di situ saya dan keluarga yang lain semakin cemas. Saya sempat emosi dan menanyakan kembali obat apa yang disuntikkan suster itu. Tapi para suster itu mengaku hanya menyuntikkan obat penurun panas,” ceritanya sambil menangis.
Karena kondisinya makin parah, pihak klinik akhirnya merujuk korban ke RSUD dr Pirngadi Medan menggunakan ambulance. Sesampainya di sana, Alpario langsung ditangani secara intensif.
“Kalau pas sampai di Pirngadi anakku langsung ditangani dengan cepat. Penanganan pertama, anakku dikasih obat lambung karena kata dokter, lambung anakku luka,” katanya.
Setelah itu,Alpario dimasukkan ke ruangan kemoterapi. “Di situ anakku sudah bangun, tapi gak berselang lama dia muntah darah lagi. Melihat itu dokter menyarankan supaya anakku dimasukkan ke ruang ICU. Karena anakku sudah lemas dan banyak mengeluarkan darah, dokter menyarankan kami beli darah. Kami belilah sampai tiga kantong dan langsung didonorkan ke anak aku,” kenangnya.
Setelah darah itu masuk, kata dokter kondisi korban sudah stabil dengan dalih darah yang dimuntahkannya sudah tergantikan. “Senanglah hati kami dibilang dokter begitu. Tapi sekira pukul 05.00 WIB, anakku malah menghembuskan nafas terakhirnya. Saya curiga suster klinik itu salah mengasih obat,” kisahnya.
Pihak Klinik Rizki yang diwakili Bidan Lia (23) saat dikonfirmasi mengaku penanganan yang dilakukan pihaknya sudah sesuai prosedur. “Pada saat kita pegang, kita memberikan suntikan penurun panas, obat muntah, obat mual, dan yang terakhir kita beri obat anti kejang yang pada saat tubuh pasien panasnya sampai 43°c,” akunya. (cr8/deo)