MEDAN-Puluhan warga yang menempati perumahan Korpri di Jalan Pasar VI, Martubung, Kecamatan Medan Labuhan mendatangi kantor PT Cedana di Jalan Juanda, Selasa (7/5) sekitar pukul 10.00 WIB.
Perusahaan pengembang di bidang perumahan ini diserbu warga yang menuntut fasilitas rumah yang tak kunjung dipenuhi pihak pengembangn
Aksi ini pun berakhir ricuh dengan pemukulan yang dilakukan Direktur Utama (Dirut) PT Cedana bernama Dodi Taher terhadap seorang ibu, Anita (33) warga jalan Platina I No.90 Lingkungan VII, Kecamatan Medan Marelan.
Akibatnya, korban mengalami luka memar di bagian pipi sebelah kiri, dagu bagian bawah dan rahang sebelah kiri. Tak senang mendapat perlakuan tersebut, Anita melaporkannya ke Polsekta Medan Kota.
Menurut informasi yang dihimpun Sumut Pos, aksi ini dilakukan menuntut hak fasilitas, dimana seharusnya pihak pengembang memberikan fasilitas dari rumah yang dibangun berupa air dari PDAM Tirtanadi dan listrik dari PLN, namun tidak dipenuhi oleh pihak pengembang.
Warga pun mendatangi kantor ini sebagai bentuk protes karena sudah bertahun-tahun warga Perumahan Korpri berada dalam kegelapan dan tidak mendapatkan air bersih. Warga menuding pihak developer menipu konsumen karena tidak menyediakan air dan listrik semenjak ditempati pada Tahun 2009.
“Aksi ini yang ke-3 kali kami buat dengan maksud meminta pertanggung jawaban pihak developer untuk menyediakan fasilitas PLN dan PDAM Tirtanadi. Kami ada sekitar puluhan rumah tidak memiliki listrik dan PDAM Tirtanadi,” jelas Anita, korban pemukulan, usai membuat laporan di Polsekta Medan Kota.
Anita juga menambahkan, saat ia dan ibu-ibu lainnya berorasi untuk menuntut hak mereka. Tiba-tiba saja Dirut PT Cendana memukul dirinya hingga terjatuh dan kepalanya menghantam pot bunga. “Saat itu saya meminta langsung sama Dirut PT Cendana untuk memasangkan listrik dan PDAM Tirtanadi ke Perumahan Korpri Martubung. Namun tiba-tiba saja Dirut PT Cendana Dodi Taher menggampar saya hingga saya jatuh dan kepala saya menghantam pot bunga. Barang buktinya pot bunga yang mengenai kepala saya itu hancur bang,” ucapnya.
Anita berharap agar pelaku penganiayaan terhadap dirinya dihukum sesuai hukum yang berlaku. “Saya berharap agar Dodi Taher segera ditangkap untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya,” harapnya sembari menunjukkan surat Permintaan visum Et Revertum Luka ke Rsu Bakti di Jalan HM.Joni Medan dengan No.Pol : Ver/108/V/2013.
Selain itu, Anita juga menambahkan bahwa dirinya sudah membuat laporan ke Polsekta Medan Kota No.STPL/686/K/V/2013/SU/Polresta Medan/Sek M.Kota tanggal 07 Mei 2013. Laporan tersebut diterima oleh petugas Sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT) AIPTU.A E Siregar. “Sudah saya buat laporan dan saya juga sudah visum,” urainya.
Ibu rumah tangga ini mengungkapkan, setelah kejadian tersebut, baru lah pihak pengembangan memenuhi tuntutan warga tersebut.”Setelah kejadian ini, baru dilakukan mediasi, mereka (pengembang,Red) memenuhinya. Tapi sikap pihak merekan terhadap saya ini, tetap lanjut di kantor polisi ini,” tegasnya.
Sementara itu, Kapolsekta Medan Kota PH Sinaga mengatakan belum menerima laporannya dari anggota, namun dirinya akan mengecek laporan tersebut. “Belum menerima, saya cek dulu sama anggota, takut pula saya, salah ngasih keterangan,”ucapnya dengan singkat.(gus)