30 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Satu Lagi Pasien Demam Tinggi Masuk Adam Malik

Foto: Wiwin/PM SPJ setiba di RSUP Adam Malik, sebelum dimasukkan ke dalam ruangan rawat, Rabu (7/5).
Foto: Wiwin/PM
SPJ setiba di RSUP Adam Malik, sebelum dimasukkan ke dalam ruangan rawat, Rabu (7/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pria berusia 55 tahun SPJ dibawa pihak keluarga ke RSUP Adam Malik Medan, Rabu (6/5) pukul 09.00 WIB. Sebelumnya SPJ sempat dibawa ke RSU Medistra, Lubuk Pakam karena mengalami batuk-batuk, pilek, lemas dan demam. Setelah diperiksa, SPJ dirujuk ke RSUP Adam Malik.

“Dokter udah periksa, disuntik, diambil darahnya, tapi dirujuk kemari. Katanya kemarin ada juga pasien seperti ini tapi udah dibawa ke RSU Adam Malik,” ujar TGT (33), anak SPJ.

Amatan wartawan dari balik pintu kaca ruangan infeksius RSUP Adam Malik, SPJ menjalani pemeriksaan intensif. SPJ merupakan salah satu jamaah umroh yang berangkat pada 27 April dan pulang ke Medan pada tanggal 5 Mei.

SDN (47) isteri SPJ mengatakan, suaminya sudah mengeluh sakit sejak 3 April. “Waktu di sana pas malam minggu itu udah ngeluh dia sakit. Tapi masih melakukan kegiatan,”ungkapnya. Keluhan tersebut berlanjut hingga SPJ kembali ke tanah air. Sesampainya di KNIA, SPJ langsung diperiksa oleh dokter bandara. Saat itu, dokter bandara memberikan obatan-obatan kepada SPJ.

“Waktu di bandara dokter bilang kalau dua hari nggak ada perubahan langsung bawa ke rumah sakit terdekat,”ujarnya.

SPJ dan SDN merupakan warga Kota Medan. Mereka adalah pedagang grosir sembako di pasar Simpang Limun. Namun, saat pulang ke tanah air dari umroh, SPJ memilih pulang ke rumah anaknya, TGT, di Jalan Lintas Tanjung Morawa Km 13, Desa Bangun Sari, Tanjung Morawa. Makanya, SPJ sempat dibawa ke RSU Medistra Lubuk Pakam.

Selasa (6/5) sore, dokter bandara menyambagi SPJ di rumah anaknya. Melihat kondisi SPJ tidak ada perubahan, akhirnya dokter bandara tersebut menyarankan SPJ segera di bawa ke RSUP Adam Malik. SPJ berangkat umroh bersama 6 orang keluarga NG (40), adiknya, WA (40), FI (20), RI (15), anak NG, SU (87), tante SPJ serta SK (84), ibu SPJ.

Saat berada di rumah anaknya, SPJ tidur bersama seorang cucu laki-lakinya, HS (6). Ayahnya, TG mengatakan sejak kemarin sang anak mengalami batuk-batuk.

“Batuknya memang ada, cuma uhuk-uhuk aja. Tapi dia nggak demam nggak apa-apa. Hari ini sekolah dia,” ungkap TG. Namun, TGT berharap anak dan ayahnya tidak terserang Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-COV). “Semoga bapak hanya kecapekan saja,” ujar TGT.

Ketua tim dokter penanganan MERS-COV, Prof Dr Luhur Suroso mengatakan pasien tersebut dalam kondisi baik. “Pernafasannya bagus, memang tekanan darahnya agak tinggi karena ada hipertensinya. Lalu ada batuk-batuk sedikit juga. Nah suhu tubuhnya agak tinggi, 38 derajat tadi,”ungkapnya.

Sementara itu, SHN (50), pasien wanita yang kemarin masuk ke RSUP Adam Malik, menurut pemeriksaan tidak ditemukan adanya gejala pneumonia atau bilateral pneumonia. Hasil pemeriksaan darah pun terbilang normal. Namun pihaknya sudah melakukan SWAP terhadap pasien dan sampelnya sudah dikirim ke Jakarta. “Kalau yang meninggal kemarin itu suspect MERS-COV. Kalau yang ini tidak. Leukosit dan trombositnya tidak naik tidak turun,”ujarnya.

Luhur menjelaskan bahwa MERS-COV belum ditemukan obatnya. “Kalau SARS ada obatnya. MERS ini kan penyakit baru. Virusnya sama dengan SARS tapi tipenya beda. Kalau SARS mematikan. Kalau MERS tidak akan menyerang kalau imun kita kuat. Jadi yang kuta tangani itu ya gejalanya,”ujarnya.

Lukmanul Hakim Nasution, SpKk, selaku Direktur RSUP H Adam Malik mengatakan bahwa pihaknya sudah mengantongi SOP dalam menangani kejadian luar biasa (KLB) seperti yang saat ini terjadi. Namun dirinya memohon kepada RS di daerah agar benar-benar menscreening penyakit pasien agar tidak timbul kepanikan. Penyerangan MERS-COV terjadi 14 hari setelah berasal di daerah terjangkutnya virus MERS-COV.

RSUP H Adam Malik pun sudah mempersiapkan tim dokter yang stand by selama 24 jam. Saat ini ruangan infeksius dapat menampung 11 orang pasien. Jika nantinya pasien yang dirawat berlebih dari jumlah kamar, maka pihak RSUP H Adam Malik sudah memiliki sistem penambahan ruang rawat. “Tapi kita harap jangan ada peningkatan lah. Toh baru satu juga yang suspect.MERS-COV,”ujarnya. (cr-2/cr-1/gir)

Foto: Wiwin/PM SPJ setiba di RSUP Adam Malik, sebelum dimasukkan ke dalam ruangan rawat, Rabu (7/5).
Foto: Wiwin/PM
SPJ setiba di RSUP Adam Malik, sebelum dimasukkan ke dalam ruangan rawat, Rabu (7/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pria berusia 55 tahun SPJ dibawa pihak keluarga ke RSUP Adam Malik Medan, Rabu (6/5) pukul 09.00 WIB. Sebelumnya SPJ sempat dibawa ke RSU Medistra, Lubuk Pakam karena mengalami batuk-batuk, pilek, lemas dan demam. Setelah diperiksa, SPJ dirujuk ke RSUP Adam Malik.

“Dokter udah periksa, disuntik, diambil darahnya, tapi dirujuk kemari. Katanya kemarin ada juga pasien seperti ini tapi udah dibawa ke RSU Adam Malik,” ujar TGT (33), anak SPJ.

Amatan wartawan dari balik pintu kaca ruangan infeksius RSUP Adam Malik, SPJ menjalani pemeriksaan intensif. SPJ merupakan salah satu jamaah umroh yang berangkat pada 27 April dan pulang ke Medan pada tanggal 5 Mei.

SDN (47) isteri SPJ mengatakan, suaminya sudah mengeluh sakit sejak 3 April. “Waktu di sana pas malam minggu itu udah ngeluh dia sakit. Tapi masih melakukan kegiatan,”ungkapnya. Keluhan tersebut berlanjut hingga SPJ kembali ke tanah air. Sesampainya di KNIA, SPJ langsung diperiksa oleh dokter bandara. Saat itu, dokter bandara memberikan obatan-obatan kepada SPJ.

“Waktu di bandara dokter bilang kalau dua hari nggak ada perubahan langsung bawa ke rumah sakit terdekat,”ujarnya.

SPJ dan SDN merupakan warga Kota Medan. Mereka adalah pedagang grosir sembako di pasar Simpang Limun. Namun, saat pulang ke tanah air dari umroh, SPJ memilih pulang ke rumah anaknya, TGT, di Jalan Lintas Tanjung Morawa Km 13, Desa Bangun Sari, Tanjung Morawa. Makanya, SPJ sempat dibawa ke RSU Medistra Lubuk Pakam.

Selasa (6/5) sore, dokter bandara menyambagi SPJ di rumah anaknya. Melihat kondisi SPJ tidak ada perubahan, akhirnya dokter bandara tersebut menyarankan SPJ segera di bawa ke RSUP Adam Malik. SPJ berangkat umroh bersama 6 orang keluarga NG (40), adiknya, WA (40), FI (20), RI (15), anak NG, SU (87), tante SPJ serta SK (84), ibu SPJ.

Saat berada di rumah anaknya, SPJ tidur bersama seorang cucu laki-lakinya, HS (6). Ayahnya, TG mengatakan sejak kemarin sang anak mengalami batuk-batuk.

“Batuknya memang ada, cuma uhuk-uhuk aja. Tapi dia nggak demam nggak apa-apa. Hari ini sekolah dia,” ungkap TG. Namun, TGT berharap anak dan ayahnya tidak terserang Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-COV). “Semoga bapak hanya kecapekan saja,” ujar TGT.

Ketua tim dokter penanganan MERS-COV, Prof Dr Luhur Suroso mengatakan pasien tersebut dalam kondisi baik. “Pernafasannya bagus, memang tekanan darahnya agak tinggi karena ada hipertensinya. Lalu ada batuk-batuk sedikit juga. Nah suhu tubuhnya agak tinggi, 38 derajat tadi,”ungkapnya.

Sementara itu, SHN (50), pasien wanita yang kemarin masuk ke RSUP Adam Malik, menurut pemeriksaan tidak ditemukan adanya gejala pneumonia atau bilateral pneumonia. Hasil pemeriksaan darah pun terbilang normal. Namun pihaknya sudah melakukan SWAP terhadap pasien dan sampelnya sudah dikirim ke Jakarta. “Kalau yang meninggal kemarin itu suspect MERS-COV. Kalau yang ini tidak. Leukosit dan trombositnya tidak naik tidak turun,”ujarnya.

Luhur menjelaskan bahwa MERS-COV belum ditemukan obatnya. “Kalau SARS ada obatnya. MERS ini kan penyakit baru. Virusnya sama dengan SARS tapi tipenya beda. Kalau SARS mematikan. Kalau MERS tidak akan menyerang kalau imun kita kuat. Jadi yang kuta tangani itu ya gejalanya,”ujarnya.

Lukmanul Hakim Nasution, SpKk, selaku Direktur RSUP H Adam Malik mengatakan bahwa pihaknya sudah mengantongi SOP dalam menangani kejadian luar biasa (KLB) seperti yang saat ini terjadi. Namun dirinya memohon kepada RS di daerah agar benar-benar menscreening penyakit pasien agar tidak timbul kepanikan. Penyerangan MERS-COV terjadi 14 hari setelah berasal di daerah terjangkutnya virus MERS-COV.

RSUP H Adam Malik pun sudah mempersiapkan tim dokter yang stand by selama 24 jam. Saat ini ruangan infeksius dapat menampung 11 orang pasien. Jika nantinya pasien yang dirawat berlebih dari jumlah kamar, maka pihak RSUP H Adam Malik sudah memiliki sistem penambahan ruang rawat. “Tapi kita harap jangan ada peningkatan lah. Toh baru satu juga yang suspect.MERS-COV,”ujarnya. (cr-2/cr-1/gir)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/