SUMUTPOS.CO- TIDAK seperti dua hari sebelumnya, pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SMP sederajat pada hari terakhir di Kota Medan, Kamis (7/5) relatif berjalan lancar. Tim Ombusdman juga mengaku tidak ada menemukan kejanggalan dugaan kunci jawaban UN saat melakukan pengawasan hari terakhir di SMPN 7 Medan, SMPN 10 Medan, dan SMPN 16 Medan.
Usai melaksanakan UN terakhir mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), para siswa SMP di Kota Medan meluapkan kegembiraann
Namun kegembiraan kali ini terlihat positif dan tidak berlebihan.
Malah ada pelajar yang menyumbangkan seragamnya untuk para pengungsi Gunung Sinabung. Seperti yang terjadi di SMP An Nizam, Jalan Perjuangan/Tuba 2 Medan. Para siswa kelas IX mengumpulkan seragamnya untuk kemudian disumbangkan kepada pengungsi erupsi Gunung Sinabung.
Wakil Kepala SMP An Nizam Medan, Syafril Aritonang mengungkapkan, kegiatan ini sudah tahun kedua dilaksanakan pihaknya. Menurut dia, melalui kegiatan seperti itu, selain menghindari siswa dari berbagai aktivitas negatif usai UN, juga bernilai ibadah.
“Selama inikan anak-anak euforianya banyak yang salah arah. Ada yang berkonvoi, coret-coret seragam sekolah, dan lain sebagainya. Justru di sekolah ini kita melarang mereka berbuat seperti itu. Kalau seperti inikan jadi lebih bermanfaat dan mengandung nilai ibadah,” katanya kepada Sumut Pos, Kamis (7/5).
Selain pakaian, para pelajar juga menyumbangkan celana dan jilbab yang kemudian dikumpulkan dalam satu goni. Setelah itu pakaian-pakaian tersebut terlebih dulu akan dicuci dan disetrika sebelum disumbangkan kepada yang membutuhkan.
“Sebanyak 126 siswa yang turut menyumbangkan pakaian dan seragam sekolah mereka. Nantinya tanggal 30 ini kita syukuran di sekolah, selepas itu besoknya akan segera kita antarkan ke Sinabung,” ujar Aritonang seraya menyebut pihaknya juga akan menggalang bantuan lain seperti uang dan makanan kepada para pengungsi Sinabung.
Lain halnya di SMPN 7 Medan, Jalan Adam Malik Medan. Di mana terlihat sekelompok siswa bercengkrama satu sama lain. Mereka tidak ada yang melakukan corat-coret seragam. Pakaian putih-biru dan batik-biru ciri khas siswa sekolah tersebut masih bersih dari coretan. Sejumlah siswa ada yang duduk berbincang dengan rekannya di salah satu restoran waralaba di depan sekolah itu. “Enggak ikut-ikutan (corat-coret). Sudah kuno,” kata seorang siswi bernama Desi.
Sementara, di SMPN 14 Medan, Jalan Pandan Medan, kerumunan siswa terlihat lebih sepi. Disinyalir, sebagian siswa sudah meninggalkan sekolah. Namun, sebagian lagi terlihat masih duduk santai di kantin sekolah tersebut yang terlihat dari Jalan Bawean Medan.
“Kami enggak coret-coretan kok. Dilarang sama wali kelas,” ucap salah seorang siswi. (prn/adz)