26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Duh, Pasutri Tewas Dilindas Truk di Brayan

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kecelakaan maut kembali terjadi di Jembatan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Barat, Kamis (7/5) sekira pukul 19.00 WIB. Sepasang suami istri, Iswadi (29) dan Siti Rukiah (28) tewas di tempat setelah digilas truk Colt Diesel muatan pasir. Info yang dihimpun, malam itu pasutri yang baru selesai kerja di pabrik mebel Jalan Binjai itu, berniat pulang berboncengan naik sepeda motor ke rumah mereka di Jalan Sentis, Cinta Rakyat, Gang Mulia, Kecamatan Percut Seituan.

Saat melintas di lokasi, Iswandi yang mengendarai sepeda motor Honda Beat BK 6984 AEJ berniat mendahului truk di depannya. Tapi naas, stang kereta mereka malah menyenggol badan truk. Alhasil, kereta itupun oleng dan terpental masuk ke kolong truk. Disaat bersamaan, ban truk itu langsung melindas kedua pasutri tersebut hingga tewas di tempat dengan kondisi kepala pecah. Warga yang melihat kejadian langsung mengamankan sopir truk yang berusaha untuk kabur.

Selang beberapa menit kemudian, warga menghubungi pihak kepolisian agar turun ke lokasi. Usai dilakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan untuk keperluan visum, jasad pasutri satu anak yang masih berusia 4 tahun itu pun dievakuasi ke RSU Pirngadi Medan. Menurut Bahtiar Barus (49), abang ipar Iswadi yang ditemui di kamar mayat mengaku dapat kabar kecelakaan itu dari Kepling Pulo Brayan.

“Kami dapat kabar dari kepling setempat. Dia (kepling) mengatakan bahwa keluarga kami tewas kecelakaan. Makanya kami langsung ke lokasi,” ungkap warga Tanjung Mulia Lingkungan XX itu. Masih kata ayah 5 anak itu, sebelum ke kamar mayat, ia dan istrinya langsung datang ke lokasi kejadian. “Aku tadi ke TKP sama istriku, tiba sampai sana kami lihat memang benar, istriku langsung pingsan,” jelasnya.

Masih kata pria yang bekerja sebagai sopir expedisi ini, istrinya yang pingsan kemudian diantarkan oleh tetangganya menggunakan betor ke rumah, sementara dirinya mengurus kedua jasad tersebut. “Tadi ada tetanggaku di situ, kebetulan lewat, jadi ku suruh lah bawa istriku ke rumah naik betor, sementara aku tinggal di TKP,” jelasnya.

Pria berkulit hitam itu mengaku terkejut atas kejadian yang menimpa adik iparnya. “Gak nyangka kalilah, aku aja terkejut melihat jasadnya,” ujarnya. Menurutnya, pasutri itu sama-sama bekerja di pabrik mebel yang berada di Jalan Binjai. “Mereka sama-sama kerja di perusahaan mebel, setiap hari pergi pulang kerja selalu melewati jalan yang sama,” ungkapnya.

Bahkan tiga minggu lalu, kedua korban yang membawa anak semata wayang mereka, datang ke rumahnya untuk bersilaturahmi. “Terakhir kali jumpa 3 minggu yang lalu, mereka datang sama anaknya bersilaturahmi ke rumah,”lirihnya dengan mata berkaca-kaca. Ketika disinggung tentang pesan terakhir dan perasaan atau firasat buruk tentang kedua korban, Bahtiar mengatakan tidak memiliki firasat buruk apa pun.

“Gak ada firasat buruk, mereka juga gak ada mengatakan pesan terakhir,” ujarnya. Setelah visum luar, kedua jenazah rencananya akan langsung dibawa ke rumah duka. Namun dirinya masih berembuk dengan keluarga yang lain, apakah jasad korban dibawa ke Precut atau ke Tanjung Mulia. “Inilah yang masih dibicarakan, tetapi kami siap jika kedua jenazah dibawa ke rumah kami di Tanjung Mulia, dan jika dibawa ke Percut kami juga mempersilahkannya,” jelasnya (mag-3/deo)

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kecelakaan maut kembali terjadi di Jembatan Pulo Brayan, Kecamatan Medan Barat, Kamis (7/5) sekira pukul 19.00 WIB. Sepasang suami istri, Iswadi (29) dan Siti Rukiah (28) tewas di tempat setelah digilas truk Colt Diesel muatan pasir. Info yang dihimpun, malam itu pasutri yang baru selesai kerja di pabrik mebel Jalan Binjai itu, berniat pulang berboncengan naik sepeda motor ke rumah mereka di Jalan Sentis, Cinta Rakyat, Gang Mulia, Kecamatan Percut Seituan.

Saat melintas di lokasi, Iswandi yang mengendarai sepeda motor Honda Beat BK 6984 AEJ berniat mendahului truk di depannya. Tapi naas, stang kereta mereka malah menyenggol badan truk. Alhasil, kereta itupun oleng dan terpental masuk ke kolong truk. Disaat bersamaan, ban truk itu langsung melindas kedua pasutri tersebut hingga tewas di tempat dengan kondisi kepala pecah. Warga yang melihat kejadian langsung mengamankan sopir truk yang berusaha untuk kabur.

Selang beberapa menit kemudian, warga menghubungi pihak kepolisian agar turun ke lokasi. Usai dilakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan untuk keperluan visum, jasad pasutri satu anak yang masih berusia 4 tahun itu pun dievakuasi ke RSU Pirngadi Medan. Menurut Bahtiar Barus (49), abang ipar Iswadi yang ditemui di kamar mayat mengaku dapat kabar kecelakaan itu dari Kepling Pulo Brayan.

“Kami dapat kabar dari kepling setempat. Dia (kepling) mengatakan bahwa keluarga kami tewas kecelakaan. Makanya kami langsung ke lokasi,” ungkap warga Tanjung Mulia Lingkungan XX itu. Masih kata ayah 5 anak itu, sebelum ke kamar mayat, ia dan istrinya langsung datang ke lokasi kejadian. “Aku tadi ke TKP sama istriku, tiba sampai sana kami lihat memang benar, istriku langsung pingsan,” jelasnya.

Masih kata pria yang bekerja sebagai sopir expedisi ini, istrinya yang pingsan kemudian diantarkan oleh tetangganya menggunakan betor ke rumah, sementara dirinya mengurus kedua jasad tersebut. “Tadi ada tetanggaku di situ, kebetulan lewat, jadi ku suruh lah bawa istriku ke rumah naik betor, sementara aku tinggal di TKP,” jelasnya.

Pria berkulit hitam itu mengaku terkejut atas kejadian yang menimpa adik iparnya. “Gak nyangka kalilah, aku aja terkejut melihat jasadnya,” ujarnya. Menurutnya, pasutri itu sama-sama bekerja di pabrik mebel yang berada di Jalan Binjai. “Mereka sama-sama kerja di perusahaan mebel, setiap hari pergi pulang kerja selalu melewati jalan yang sama,” ungkapnya.

Bahkan tiga minggu lalu, kedua korban yang membawa anak semata wayang mereka, datang ke rumahnya untuk bersilaturahmi. “Terakhir kali jumpa 3 minggu yang lalu, mereka datang sama anaknya bersilaturahmi ke rumah,”lirihnya dengan mata berkaca-kaca. Ketika disinggung tentang pesan terakhir dan perasaan atau firasat buruk tentang kedua korban, Bahtiar mengatakan tidak memiliki firasat buruk apa pun.

“Gak ada firasat buruk, mereka juga gak ada mengatakan pesan terakhir,” ujarnya. Setelah visum luar, kedua jenazah rencananya akan langsung dibawa ke rumah duka. Namun dirinya masih berembuk dengan keluarga yang lain, apakah jasad korban dibawa ke Precut atau ke Tanjung Mulia. “Inilah yang masih dibicarakan, tetapi kami siap jika kedua jenazah dibawa ke rumah kami di Tanjung Mulia, dan jika dibawa ke Percut kami juga mempersilahkannya,” jelasnya (mag-3/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/