
Organisasi Hizbut Tahrir Indonesia berunjuk rasa.
JAKARTA, SUMUTPOS.CO โ Pembubaran organisasi Hizbut Tahrir Indonesia yang dianggap bertentangan dengan dasar negara ditanggapi beragam oleh pengguna media sosial.
Selagi sebagian pengguna menyerukan dukungan lewat berbagai seruan โNKRI harga matiโ dan โbubarkan ormas radikalโ, sebagian lagi mempertanyakan apakah tindakan ini efektif atau malah menjadikan pemerintah menjadi seperti anti demokrasi.
Menko Polhukam Wiranto dalam konferensi pers mengatakan, โpemerintah perlu mengambil langkah-langkah hukum untuk membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di seluruh Indonesia.โ
Sejumlah alasan pembubaran tersebut antara lain karena kegiatan HTI terindikasi kuat โbertentangan dengan tujuan, azas, dan ciri yang berdasarkan Pancasila dan sebagaimana diatur dalam Undang-undang nomor 17 tahun 2013 tentang ormas,โ katanya.
โSEKALIAN FPI PAKโฆโ
โIni sinyal kuat agar jangan takut dengan ancaman kaum radikal. Hukum kita masih dalam jalur yang benar dan tidak bisa dibajak intimidasi demo apapun,โ kata Eddy Hindarto Handoko melalui Facebook.
Beberapa orang juga mendukung pemerintah untuk membubarkan sejumlah organisasi Islam lain yang juga dianggap tidak sejalan dengan dasar negara.
โFPI juga Pakโฆ bubarkan segeraโฆ bikin resah rakyat NKRI Pak, berpolitik tapi agama Islam yang dijual-jual,โ kata pengguna Facebook Muhamad Imron.
Lainnya mengatakan, โYes!!! Lanjutkan ke ormas-ormas radikal lainnya yang anti NKRI!โ
LANGKAH YANG ANTI DEMOKRASI?
Namun sejumlah pengguna media sosial mempertanyakan keefektivitas langkah ini. Teguh Tw melalui Facebook mengatakan, โmembubarkan itu tidak menyelesaikan masalah, karena mereka bisa ganti nama, yang penting adalah adanya program deradikalisasi dan penguatan pendidikan kewarganegaraan bagi siswa di Indonesia.โ
Gerakan yang mendukung sistem pemerintahan Islam khilafah menguat di kampus-kampus pascareformasi yang antara lain dilakukan oleh ormas Hizbut Thahrir Indonesia, HTI, yang berniat mendirikan negara Islam.
Lainnya berdebat soal demokrasi, mempertanyakan apakah dalam iklim demokrasi, pemerintah bisa semaunya membubarkan organisasi Islam.
โSaya bukan pendukung HTI, bukan juga penggila demokrasi, Pancasila maupun UUD. Saya berprinsip tiap orang bebas berkumpul dan berpendapat,โ kaya Bagus Nur Muhammadโ melalui @bagusnurm74 di Twitter.
โDalam sistem demokrasi, yang anti demokrasi juga dijamin kebebasannya. Jadi aku tak setuju dengan pembubaran HTI itu,โ kata yang lainnya.
Namun Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika, Akhmad Sahal menulis, โHTI men-thoghut-kan demokrasi dan konstitusi RI. Tapi pas dibubarin berlindung di balik demokrasi dan konstitusi, yang mereka kafir-kafirkan.โ (BBC)