26 C
Medan
Sunday, December 22, 2024
spot_img

Hasil Pemeriksaan Swab di RS USU, 541 Sampel, 50 Positif Corona

TEMU PERS: Ketua Tim Laboratorium Pemeriksaan Covid-19 RS USU, dr Dewi Indah Sari Siregar bersama Jubir GTTP Covid-19 Sumut Mayor Kes dr Whiko Irwan D SpB, Kamis (7/5).
TEMU PERS: Ketua Tim Laboratorium Pemeriksaan Covid-19 RS USU, dr Dewi Indah Sari Siregar bersama Jubir GTTP Covid-19 Sumut Mayor Kes dr Whiko Irwan D SpB, Kamis (7/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga saat ini, sebanyak 541 sampel spesimen swab pasien terkait Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) telah diperiksa tim Laboratorium Covid-19 Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU). Dari jumlah tersebut, terdapat sekitar 50 di antaranya positif terinfeksi virus Corona.

Ketua Tim Laboratorium Pemeriksaan Covid-19 RS USU, dr Dewi Indah Sari Siregar MKed (CLINPATH) SpPK mengatakan, kapasitas per hari dalam keadaan normal pemeriksaan swab dengan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) ini bisa melakukan hingga 96 sampel. Dengan adanya diagnosa baik yang positif maupun negatif, tentunya sangat membantu dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya terhadap pasien.

“Sejak hari pertama menerima pemeriksaan swab hingga hari ini (kemarin, red) sudah 541 sampel swab diperiksa dari pasien yang tersebar di seluruh Provinsi Sumut. Dari 541 sampel tersebut, ada sekitar 50 sampel yang positif,” ujar Dewi melalui video streaming Youtube bersama Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTTP) Covid-19 Sumut Mayor Kes dr Whiko Irwan D SpB, Kamis (7/5).

Dijelaskan Dewi, alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan swab pasien Covid-19 di RS USU terdiri dari 2 tahap. Pertama, adalah pemeriksaan Pre PCR-nya dan itu dilakukan ekstraksi (proses pemisahan senyawa/zat). Kedua, PCR-nya menggunakan alat/mesin PCR. Jadi, fasenya yaitu pengambilan sampel swab dan dimasukkan ke VTM (Virus Transport Media). Selanjutnya, masa ekstraksi dan aplikasi PCR.

“USU punya mesin PCR. Selain itu, alat ekstrasi yang sifatnya otomatis USU juga punya. Alat-alat tersebut tentunya sangat membantu kami dalam pemeriksaan ini. Untuk bahan-bahannya dibeli oleh USU, ada juga bantuan dari Kemenristekdikti, Balitbangkes Kemenkes dan BNPB,” terang Dewi.

Menurutnya, metode dari pemeriksaan untuk menentukan diagnosa seorang pasien positif atau negatif Covid-19 ini sama dengan yang dilakukan Balitbangkes Kemenkes RI. Sebab, harus berkoordinasi dengan Balitbangkes baik itu hasil, quality control, pemantapan kualitas eksternal dan sebagainya. Bahkan, seluruh Indonesia juga metodenya diyakini sama. “Swab yang kita dapat dari penderita berasal dari 2 tempat, yaitu nasofaring dan orofaring (saluran pernafasan atas). Jadi, 2 swab tersebut kemudian dimasukkan dalam satu tempat yaitu Virus Transport Media (VTM) atau Universal Transport Media (UTM),” ungkapnya.

Terkait hasil swab yang bisa berbeda-beda, Kata Dewi, lantaran ada beberapa hal antara lain pra analitik yaitu persiapan pada pengambilan sampelnya. Hal ini berpengaruh bagaimana cara penyimpanan VTM, dan pengiriman sampel itu sangat berpengaruh. Selain itu, kapan diambil sampel ini apakah terlalu awal atau terlambat juga berpengaruh. Faktor-faktor ini yang menyebabkan apakah gen yang diperiksa positif atau tidak,” papar Dewi.

Lebih lanjut dia mengatakan, bagi masyarakat yang memiliki gejala seperti Covid-19 dan ingin tahu apakah dirinya terpapar maka bisa datang melakukan pemeriksaan swab di RS USU. Nantinya, ada tim khusus yang akan melakukan wawancara terlebih dahulu dan dilanjutkan skrining serta ada penilaian apakah pasien Orang Dengan Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Tanpa Gejala (OTG) dan sebagainya.

“Setelah itu, bisa dilanjutkan dengan rapid test. Kemudian, pasien juga bisa diperiksa swab. Boleh terlebih dahulu datang ke Puskesmas lalu dilanjut ke RS USU. Kalau di RS USU kita bukan 10-12 skrining setiap hari kerja. Setiap alur pemeriksaan wajib dibuat laporannya ke Balitbangkes Kemenkes melalui sistem online dan dinas terkait,” pungkasnya.

Ia menambahkan, pemeriksaan swab PCR yang dilakukan setiap hari ibarat roller cooster atau naik turun. Artinya, tidak bisa dipastikan berapa jumlah swab per hari yang masuk. Sedangkan ketersediaan reagensia diibaratkan hanya cukup seperti makan untuk besok. “Persoalan yang dihadapi dalam pemeriksaan swab PCR sudah skala global, karena bahan-bahannya memang susah untuk mendapatkannya. Walaupun kita memiliki uang, belum tentu kita mendapatkannya karena memang stoknya tidak ada. Belum lagi adanya perubahan jenis reagensia,” imbuhnya.

Positif Tambah Satu, Lima Dinyatakan Sembuh

Jumlah penderita penyakit Coronavirus Disease (Covid-19) di Provinsi Sumut terus bertambah. Artinya, hingga kini kejadian kasus penularan masih saja terjadi di masyarakat. Hingga Kamis (7/5) sore, berdasarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Sumut angka pasien positif telah mencapai 142 orang. Padahal, dua hari sebelumnya hanya 130 orang. Hal ini berarti ada penambahan 12 orang.

Juru Bicara (Jubir) GTPP Covid-19 Provinsi Sumut Mayor Kes dr Whiko Irwan SpB mengatakan, jumlah pasien positif terbanyak berada di Kota Medan yakni 104 orang. “Untuk jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dirawat mengalami penurunan 5 orang menjadi 146 orang dibanding hari sebelumnya 151 orang. Sedangkan jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 1.471 orang,” ujar Whiko dalam keterangan persnya melalui video streaming Youtube.

Melalui data ini, lanjut Whiko, diketahui masih ada penularan virus corona diantara Sumut. Karenanya, Pemprovsu dan instansi terkait akan terus berupaya untuk menanggulangi pandemi Covid-19. Untuk itu, kepada masyarakat diminta agar jangan mudik dan selalu jaga jarak, gunakanlah masker serta selalu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir.

Namun demikian, sebut Whiko, terdapat 5 pasien positif Covid-19 dinyatakan sembuh. Kelimanya yaitu, tiga berasal dari Medan, satu Deliserdang, dan satu lagi Simalungun. “Total pasien Covid-19 di Sumut yang sembuh sudah mencapai sebanyak 48 orang. Sementara yang meninggal dunia 16 orang,” terangnya.

Terpisah, Jubir GTPP Provinsi Sumut lainnya dr Aris Yudhariansyah menambahkan, adapun kelima pasien positif yang sembuh masing-masing pasien berinisial HLS dirawat di RS Columbia Asia, J di RS Siloam dan NOS di Puskesmas PB Selayang. Kemudian, NS dirawat di RSUD Perdagangan, serta WS di RS USU. “Untuk pasien yang dinyatakan positif berinisial SUT, dirawat di Puskesmas Rantang,” tukasnya. (ris)

TEMU PERS: Ketua Tim Laboratorium Pemeriksaan Covid-19 RS USU, dr Dewi Indah Sari Siregar bersama Jubir GTTP Covid-19 Sumut Mayor Kes dr Whiko Irwan D SpB, Kamis (7/5).
TEMU PERS: Ketua Tim Laboratorium Pemeriksaan Covid-19 RS USU, dr Dewi Indah Sari Siregar bersama Jubir GTTP Covid-19 Sumut Mayor Kes dr Whiko Irwan D SpB, Kamis (7/5).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga saat ini, sebanyak 541 sampel spesimen swab pasien terkait Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) telah diperiksa tim Laboratorium Covid-19 Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU). Dari jumlah tersebut, terdapat sekitar 50 di antaranya positif terinfeksi virus Corona.

Ketua Tim Laboratorium Pemeriksaan Covid-19 RS USU, dr Dewi Indah Sari Siregar MKed (CLINPATH) SpPK mengatakan, kapasitas per hari dalam keadaan normal pemeriksaan swab dengan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) ini bisa melakukan hingga 96 sampel. Dengan adanya diagnosa baik yang positif maupun negatif, tentunya sangat membantu dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya terhadap pasien.

“Sejak hari pertama menerima pemeriksaan swab hingga hari ini (kemarin, red) sudah 541 sampel swab diperiksa dari pasien yang tersebar di seluruh Provinsi Sumut. Dari 541 sampel tersebut, ada sekitar 50 sampel yang positif,” ujar Dewi melalui video streaming Youtube bersama Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTTP) Covid-19 Sumut Mayor Kes dr Whiko Irwan D SpB, Kamis (7/5).

Dijelaskan Dewi, alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan swab pasien Covid-19 di RS USU terdiri dari 2 tahap. Pertama, adalah pemeriksaan Pre PCR-nya dan itu dilakukan ekstraksi (proses pemisahan senyawa/zat). Kedua, PCR-nya menggunakan alat/mesin PCR. Jadi, fasenya yaitu pengambilan sampel swab dan dimasukkan ke VTM (Virus Transport Media). Selanjutnya, masa ekstraksi dan aplikasi PCR.

“USU punya mesin PCR. Selain itu, alat ekstrasi yang sifatnya otomatis USU juga punya. Alat-alat tersebut tentunya sangat membantu kami dalam pemeriksaan ini. Untuk bahan-bahannya dibeli oleh USU, ada juga bantuan dari Kemenristekdikti, Balitbangkes Kemenkes dan BNPB,” terang Dewi.

Menurutnya, metode dari pemeriksaan untuk menentukan diagnosa seorang pasien positif atau negatif Covid-19 ini sama dengan yang dilakukan Balitbangkes Kemenkes RI. Sebab, harus berkoordinasi dengan Balitbangkes baik itu hasil, quality control, pemantapan kualitas eksternal dan sebagainya. Bahkan, seluruh Indonesia juga metodenya diyakini sama. “Swab yang kita dapat dari penderita berasal dari 2 tempat, yaitu nasofaring dan orofaring (saluran pernafasan atas). Jadi, 2 swab tersebut kemudian dimasukkan dalam satu tempat yaitu Virus Transport Media (VTM) atau Universal Transport Media (UTM),” ungkapnya.

Terkait hasil swab yang bisa berbeda-beda, Kata Dewi, lantaran ada beberapa hal antara lain pra analitik yaitu persiapan pada pengambilan sampelnya. Hal ini berpengaruh bagaimana cara penyimpanan VTM, dan pengiriman sampel itu sangat berpengaruh. Selain itu, kapan diambil sampel ini apakah terlalu awal atau terlambat juga berpengaruh. Faktor-faktor ini yang menyebabkan apakah gen yang diperiksa positif atau tidak,” papar Dewi.

Lebih lanjut dia mengatakan, bagi masyarakat yang memiliki gejala seperti Covid-19 dan ingin tahu apakah dirinya terpapar maka bisa datang melakukan pemeriksaan swab di RS USU. Nantinya, ada tim khusus yang akan melakukan wawancara terlebih dahulu dan dilanjutkan skrining serta ada penilaian apakah pasien Orang Dengan Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Tanpa Gejala (OTG) dan sebagainya.

“Setelah itu, bisa dilanjutkan dengan rapid test. Kemudian, pasien juga bisa diperiksa swab. Boleh terlebih dahulu datang ke Puskesmas lalu dilanjut ke RS USU. Kalau di RS USU kita bukan 10-12 skrining setiap hari kerja. Setiap alur pemeriksaan wajib dibuat laporannya ke Balitbangkes Kemenkes melalui sistem online dan dinas terkait,” pungkasnya.

Ia menambahkan, pemeriksaan swab PCR yang dilakukan setiap hari ibarat roller cooster atau naik turun. Artinya, tidak bisa dipastikan berapa jumlah swab per hari yang masuk. Sedangkan ketersediaan reagensia diibaratkan hanya cukup seperti makan untuk besok. “Persoalan yang dihadapi dalam pemeriksaan swab PCR sudah skala global, karena bahan-bahannya memang susah untuk mendapatkannya. Walaupun kita memiliki uang, belum tentu kita mendapatkannya karena memang stoknya tidak ada. Belum lagi adanya perubahan jenis reagensia,” imbuhnya.

Positif Tambah Satu, Lima Dinyatakan Sembuh

Jumlah penderita penyakit Coronavirus Disease (Covid-19) di Provinsi Sumut terus bertambah. Artinya, hingga kini kejadian kasus penularan masih saja terjadi di masyarakat. Hingga Kamis (7/5) sore, berdasarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Sumut angka pasien positif telah mencapai 142 orang. Padahal, dua hari sebelumnya hanya 130 orang. Hal ini berarti ada penambahan 12 orang.

Juru Bicara (Jubir) GTPP Covid-19 Provinsi Sumut Mayor Kes dr Whiko Irwan SpB mengatakan, jumlah pasien positif terbanyak berada di Kota Medan yakni 104 orang. “Untuk jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dirawat mengalami penurunan 5 orang menjadi 146 orang dibanding hari sebelumnya 151 orang. Sedangkan jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 1.471 orang,” ujar Whiko dalam keterangan persnya melalui video streaming Youtube.

Melalui data ini, lanjut Whiko, diketahui masih ada penularan virus corona diantara Sumut. Karenanya, Pemprovsu dan instansi terkait akan terus berupaya untuk menanggulangi pandemi Covid-19. Untuk itu, kepada masyarakat diminta agar jangan mudik dan selalu jaga jarak, gunakanlah masker serta selalu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir.

Namun demikian, sebut Whiko, terdapat 5 pasien positif Covid-19 dinyatakan sembuh. Kelimanya yaitu, tiga berasal dari Medan, satu Deliserdang, dan satu lagi Simalungun. “Total pasien Covid-19 di Sumut yang sembuh sudah mencapai sebanyak 48 orang. Sementara yang meninggal dunia 16 orang,” terangnya.

Terpisah, Jubir GTPP Provinsi Sumut lainnya dr Aris Yudhariansyah menambahkan, adapun kelima pasien positif yang sembuh masing-masing pasien berinisial HLS dirawat di RS Columbia Asia, J di RS Siloam dan NOS di Puskesmas PB Selayang. Kemudian, NS dirawat di RSUD Perdagangan, serta WS di RS USU. “Untuk pasien yang dinyatakan positif berinisial SUT, dirawat di Puskesmas Rantang,” tukasnya. (ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru