Senada dengan Arik, Evy menegaskan, yang terjadi pada Hendro murni disebabkan memakan benda-benda asing itu sehingga masuk tubuh.
”Jadi, tidak ada yang aneh-aneh (klenik, Red) dan memang benda tajam ini dimakan sendiri oleh pasien karena ada gangguan jiwa,” tegas Evy.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jember yang juga spesialis penyakit dalam dr Yuli Hermansyah SpPD Finasim menambahkan, kalau melihat sekilas dari foto rontgen RSUD Situbondo yang beredar di media, berbagai benda tersebut sudah masuk usus. Mungkin di usus 12 jari atau usus besar.
”Dengan kondisi itu, memang kemungkinan besar benda-benda seperti paku, paku payung, dan bentuk pisau itu masuk melalui oral alias mulut,” katanya.
Yang mengherankan pihak keluarga, tidak ada bekas luka pada mulut Hendro. Selama dirawat di rumah sakit, Hendro juga bisa dengan lancar makan bubur dan pisang.
Jika dibandingkan dengan ketika berada di rumah, kondisinya kini membaik. Sudah tidak terlalu mengeluh.
”Sudah tiga hari ini dia juga tidak buang air. Kalau sekarang, dipasangi popok. Jadi, tidak tahu apakah buang air besar atau tidak,” katanya.
RSD dr Soebandi belum menentukan tim dokter yang akan menangani Hendro. Tapi, menurut Yuli, untuk mengambil berbagai benda di perut bujangan dari Panarukan itu, harus dilakukan operasi.
Memang ada alternatif endoskopi via oral alias mulut jika posisi benda di usus 12 jari. Atau melalui anus di posisi paku dan lain-lain itu di usus besar.
Cuma, yang bisa diambil alat endoskopi tidak terlalu besar. Juga tidak sebanyak yang terjadi pada Hendro.
”Yang ini harus dengan operasi,” tegas dia. (*/ram/hdi/c11/ttg)