26.7 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Impikan Pesantren Berbasis Perkebunan dan Penangkaran Rusa

Sahur Bersama Tokoh Otomotif Muda, H Musa Rajeck Shah

Melalui jalan bebas hambatan, rombongan ‘Sahur Bersama Tokoh Harian Sumut Pos’ membelah kesunyian Sabtu (6/8). Dengan hangat petugas keamanan Kompleks Cemara Asri pun menyapa sebelum menghantar langsung ke kediaman H Musa Rajeckshah, pengusaha muda dan penggiat olahraga di Sumatera Utara.

INDRA JULI, Medan

Setelah beberapa kali kelokan di Kompleks Cemara Asri, pukul 03.55 WIB rombongan akhirnya tiban
di sebuah bangunan bertingkat berwarna putih yang terlihat simetris. Dinding pagar unik seolah memberi gambaran suasana eksotis yang menanti di dalam. Tak lama terdengar suara pintu pagar terbuka diikuti dengan seorang pengurus rumah wanita yang langsung mempersilakan rombongan untuk masuk. Melewati taman mini nun asri di sisi kiri-kanan menuju pintu masuk bergaya eropa yang terdapat di sisi kiri.

Satu set sofa beralas ambal bulu terpasang di situ didampingi lampu hias unik di sudut kiri dan tergantung di atas. Satu lukisan kaligrafi berukuran besar menempel di dinding menghadirkan keindahan religius. Begitu juga di sisi kanan dipisahkan dengan pembatas dari kayu tersedia ruang untuk melaksanakan solat. Sementara di antara kedua sisi terdapat lemari kayu dimana terpajang beberapa foto pria dengan panggilan Ijeck itu dengan keempat buah hati, beberapa koleksi buku, dan maket beberapa jenis satwa liar. Penerangan dengan bentuk yang unik tepasang di sana.
Tak menunggu lama, Ijeck yang mengenakan kaos kerah abu-abu dengan jeans biru terlihat menuruni anak tangga.

Dengan ketenangan namun hangat, Pimpinan PT Alam Langkat Makmur ini menyapa anggota rombongan yang terdiri dari Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Hari Sumut Pos Zulkifli, Wakil Pemimpin Redaksi Pandapotan MT Siallagan dan Redaktur Foto Redyanto. “Yang lain masih siap-siap untuk sahur,” ucap Ijeck mengenai anggota keluarga lainnya.
Pembicaraan ringan pun mengalir dalam kisah sang ayah (H Anif, Red) mengembangkan bisnis. Dengan kiat sederhana dan diwariskan secara turun-temurun di antara bersaudara. Bahwa kesuksesan yang didapat adalah untuk dirasakan oleh masyarakat sekitarnya. “Memang Bapak menerapkan itu dalam berusaha. Selalu memberi untuk masyarakat sekitar. Ibarat kita makan enak jangan yang lain cuma mencium aromanya saja. Itu lah pesan Bapak untuk anak-anaknya,” tutur Ijeck.

Hal itu yang ingin diwujudkannya dari keinginan membangun yayasan pendidikan berupa pesantren di salah satu daerah Deli Serdang. Tidak seperti lembaga pendidikan pada umumnya, melainkan berbasis perkebunan sebagai andalan Sumatera Utara dalam menopang perekonomian daerah. Selain pendidikan formal, para siswa dan masyarakat nantinya dapat berkesempatan merasakan wisata agribisnis yang juga bahagian edukasi bagi generasi muda. Begitu juga dengan rencana penangkaran rusa sebagai investasi di masa yang akan datang. Tanah seluas 25 Hektar bahkan sudah disiapkan menunggu partisipasi dari berbagai elemen yang ada untuk mewujudkan.

Diskusi ringan tadi pun berlanjut ke beranda yang terdapat di bagian belakang. Gambaran lebih luas dari taman mini yang ditemui di depan tadi pun terpampang di situ. Dari meja bundar di sudut kanan dapat dilihat lantai papan menjadi jembatan menuju pekarangan luas. Pencahayaan temaram terpantul dari air mancur mini melengkapi segarnya udara pagi. Sekilas Ijeck berkenan memberi penjelasan tentang bangunan kediamannya itu.

Saat waktu sahur tiba, Ijeck mengajak rombongan menuju ruang makan dimana sang istri Sri Ayu Mihari bersama buah hati Arji (12), Anisa (10), Fahira (8), juga si bungsu Musanif (6) sudah menunggu. Tampak menu sahur yang cukup sederhana di situ; nasi putih, sambal udang dengan telur puyuh, telur rebus, ikan goreng, sambal teri medan, daging rusa, sayur daun ubi gulai, kerupuk, buah papaya dan kurma untuk pencuci mulut, ditemani dengan air putih dan secangkir kecil teh pahit. “Gak ada menu khusus, apa yang anak-anak suka saja. Paling telur ya. Itu kesukaan Bapak (Ijeck, Red),” jelas Sri Ayu Mihari.

Nuansa kasih sayang yang kental mengiringi santap sahur Ijeck dan keluarga. Sebagai ibu, Sri Ayu Mihari terlihat dengan sabar meladeni keinginan buah hatinya. Begitu juga saat menurunkan ilmu keagamaan saat mengajarkan doa untuk berbuka kepada Fahira, Anisa, dan Musanif. Pun sebagai kepala keluarga, Ijeck tak pernah mengabaikan komunikasi yang coba dijalin dengan manja.
Usai bersantap sahur, Ijeck bertutur bagaimana pengalaman ketika mengawali usaha burung walet di daerah Tapanuli Selatan yang kala itu dipimpin Taharudin sebagai Bupati. Seperti jenis-jenis burung walet di ketiga gua, Singkuang, Kajang, dan Pabuyung yang dibedakan dari ukuran dan warnanya. Termasuk khasiat berbeda dari ketiganya. Bagaimana ketertarikan terhadap satu bidang diikuti dengan pemahaman yang matang pula. Begitu juga keinginan untuk mengenal dunia media melalui harian Sumut Pos yang merupakan grup perusahaan dari Jawa Pos, media dengan jaringan terluas di Indonesia.
Azan yang terdengar kemudian menghentikan pembicaraan sejenak. Ijeck lalu mengajak rombongan menuju ruang salat yang terletak di ruang depan. Setelah mengambil lobe putih di kamarnya, Ijeck bertindak sebagai imam untuk salat berjamaah pagi itu.
Usai salat, Ketua Pengurus Provinsi Ikatan Motor Indonesia Sumatera Utara (Pengprov IMI Sumut) ini kembali menyegarkan suasana dengan melihat koleksi otomotif yang dimilikinya. Dengan alas kaki yang disediakan, rombongan diajak berkeliling di garasi miliknya. Di awali dengan mobil Moris tahun 1976 warna hitam liris putih. Mobil yang dikenal lewat film komedi Mr Bean itu tampak begitu terawat. Berlanjut ke koleksi terbarunya yaitu mobil Ford Mustang hitam produksi 1968. Legenda mobil sport Amerika yang terkenal lewat film Gone in 60 Seconds-nya Nicolas Cage.
Koleksi roda empat lainnya adalah satu Moris terbaru, satu mobil Jeep CJ7, dua unit Jeep Wrangler, dan satu unit mobil Toyota Kijang Inova. Di garasi berikutnya tampak dua unit Special Engine 85 CC dan 250 CC dan dua unit motor Harley Davidson. “Untuk Arji yang 85 CC. Kalau ada waktu saya juga ikut rombongan trail offroad. Itu Harley saya pertama yang dibelikan Bapak,” papar Ijeck. (*)

Sahur Bersama Tokoh Otomotif Muda, H Musa Rajeck Shah

Melalui jalan bebas hambatan, rombongan ‘Sahur Bersama Tokoh Harian Sumut Pos’ membelah kesunyian Sabtu (6/8). Dengan hangat petugas keamanan Kompleks Cemara Asri pun menyapa sebelum menghantar langsung ke kediaman H Musa Rajeckshah, pengusaha muda dan penggiat olahraga di Sumatera Utara.

INDRA JULI, Medan

Setelah beberapa kali kelokan di Kompleks Cemara Asri, pukul 03.55 WIB rombongan akhirnya tiban
di sebuah bangunan bertingkat berwarna putih yang terlihat simetris. Dinding pagar unik seolah memberi gambaran suasana eksotis yang menanti di dalam. Tak lama terdengar suara pintu pagar terbuka diikuti dengan seorang pengurus rumah wanita yang langsung mempersilakan rombongan untuk masuk. Melewati taman mini nun asri di sisi kiri-kanan menuju pintu masuk bergaya eropa yang terdapat di sisi kiri.

Satu set sofa beralas ambal bulu terpasang di situ didampingi lampu hias unik di sudut kiri dan tergantung di atas. Satu lukisan kaligrafi berukuran besar menempel di dinding menghadirkan keindahan religius. Begitu juga di sisi kanan dipisahkan dengan pembatas dari kayu tersedia ruang untuk melaksanakan solat. Sementara di antara kedua sisi terdapat lemari kayu dimana terpajang beberapa foto pria dengan panggilan Ijeck itu dengan keempat buah hati, beberapa koleksi buku, dan maket beberapa jenis satwa liar. Penerangan dengan bentuk yang unik tepasang di sana.
Tak menunggu lama, Ijeck yang mengenakan kaos kerah abu-abu dengan jeans biru terlihat menuruni anak tangga.

Dengan ketenangan namun hangat, Pimpinan PT Alam Langkat Makmur ini menyapa anggota rombongan yang terdiri dari Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Hari Sumut Pos Zulkifli, Wakil Pemimpin Redaksi Pandapotan MT Siallagan dan Redaktur Foto Redyanto. “Yang lain masih siap-siap untuk sahur,” ucap Ijeck mengenai anggota keluarga lainnya.
Pembicaraan ringan pun mengalir dalam kisah sang ayah (H Anif, Red) mengembangkan bisnis. Dengan kiat sederhana dan diwariskan secara turun-temurun di antara bersaudara. Bahwa kesuksesan yang didapat adalah untuk dirasakan oleh masyarakat sekitarnya. “Memang Bapak menerapkan itu dalam berusaha. Selalu memberi untuk masyarakat sekitar. Ibarat kita makan enak jangan yang lain cuma mencium aromanya saja. Itu lah pesan Bapak untuk anak-anaknya,” tutur Ijeck.

Hal itu yang ingin diwujudkannya dari keinginan membangun yayasan pendidikan berupa pesantren di salah satu daerah Deli Serdang. Tidak seperti lembaga pendidikan pada umumnya, melainkan berbasis perkebunan sebagai andalan Sumatera Utara dalam menopang perekonomian daerah. Selain pendidikan formal, para siswa dan masyarakat nantinya dapat berkesempatan merasakan wisata agribisnis yang juga bahagian edukasi bagi generasi muda. Begitu juga dengan rencana penangkaran rusa sebagai investasi di masa yang akan datang. Tanah seluas 25 Hektar bahkan sudah disiapkan menunggu partisipasi dari berbagai elemen yang ada untuk mewujudkan.

Diskusi ringan tadi pun berlanjut ke beranda yang terdapat di bagian belakang. Gambaran lebih luas dari taman mini yang ditemui di depan tadi pun terpampang di situ. Dari meja bundar di sudut kanan dapat dilihat lantai papan menjadi jembatan menuju pekarangan luas. Pencahayaan temaram terpantul dari air mancur mini melengkapi segarnya udara pagi. Sekilas Ijeck berkenan memberi penjelasan tentang bangunan kediamannya itu.

Saat waktu sahur tiba, Ijeck mengajak rombongan menuju ruang makan dimana sang istri Sri Ayu Mihari bersama buah hati Arji (12), Anisa (10), Fahira (8), juga si bungsu Musanif (6) sudah menunggu. Tampak menu sahur yang cukup sederhana di situ; nasi putih, sambal udang dengan telur puyuh, telur rebus, ikan goreng, sambal teri medan, daging rusa, sayur daun ubi gulai, kerupuk, buah papaya dan kurma untuk pencuci mulut, ditemani dengan air putih dan secangkir kecil teh pahit. “Gak ada menu khusus, apa yang anak-anak suka saja. Paling telur ya. Itu kesukaan Bapak (Ijeck, Red),” jelas Sri Ayu Mihari.

Nuansa kasih sayang yang kental mengiringi santap sahur Ijeck dan keluarga. Sebagai ibu, Sri Ayu Mihari terlihat dengan sabar meladeni keinginan buah hatinya. Begitu juga saat menurunkan ilmu keagamaan saat mengajarkan doa untuk berbuka kepada Fahira, Anisa, dan Musanif. Pun sebagai kepala keluarga, Ijeck tak pernah mengabaikan komunikasi yang coba dijalin dengan manja.
Usai bersantap sahur, Ijeck bertutur bagaimana pengalaman ketika mengawali usaha burung walet di daerah Tapanuli Selatan yang kala itu dipimpin Taharudin sebagai Bupati. Seperti jenis-jenis burung walet di ketiga gua, Singkuang, Kajang, dan Pabuyung yang dibedakan dari ukuran dan warnanya. Termasuk khasiat berbeda dari ketiganya. Bagaimana ketertarikan terhadap satu bidang diikuti dengan pemahaman yang matang pula. Begitu juga keinginan untuk mengenal dunia media melalui harian Sumut Pos yang merupakan grup perusahaan dari Jawa Pos, media dengan jaringan terluas di Indonesia.
Azan yang terdengar kemudian menghentikan pembicaraan sejenak. Ijeck lalu mengajak rombongan menuju ruang salat yang terletak di ruang depan. Setelah mengambil lobe putih di kamarnya, Ijeck bertindak sebagai imam untuk salat berjamaah pagi itu.
Usai salat, Ketua Pengurus Provinsi Ikatan Motor Indonesia Sumatera Utara (Pengprov IMI Sumut) ini kembali menyegarkan suasana dengan melihat koleksi otomotif yang dimilikinya. Dengan alas kaki yang disediakan, rombongan diajak berkeliling di garasi miliknya. Di awali dengan mobil Moris tahun 1976 warna hitam liris putih. Mobil yang dikenal lewat film komedi Mr Bean itu tampak begitu terawat. Berlanjut ke koleksi terbarunya yaitu mobil Ford Mustang hitam produksi 1968. Legenda mobil sport Amerika yang terkenal lewat film Gone in 60 Seconds-nya Nicolas Cage.
Koleksi roda empat lainnya adalah satu Moris terbaru, satu mobil Jeep CJ7, dua unit Jeep Wrangler, dan satu unit mobil Toyota Kijang Inova. Di garasi berikutnya tampak dua unit Special Engine 85 CC dan 250 CC dan dua unit motor Harley Davidson. “Untuk Arji yang 85 CC. Kalau ada waktu saya juga ikut rombongan trail offroad. Itu Harley saya pertama yang dibelikan Bapak,” papar Ijeck. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/