30.6 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Mereka Bicara Sumut Empat Tahun ke Depan

SEJUMLAH tokoh Sumut yang segera berkompetisi dalam Pilgubsu Maret 2013 memenuhi undangan di acara ‘Silaturahmi dan Buka Bersama Tokoh-tokoh Sumut’ di Kasuari Room, Garuda Plaza Hotel, Jalan SM Raja Medan, Senin (6/8) petang. Peta Sumatera UtaraPara tokoh yang sudah mendaftar sebagai balon gubsu 2013-2018 di sejumlah parpol itu adalah Anuar Shah (Aweng), Benny Pasaribu, Chairuman Harahap, Cornel Simbolon, DR RE Nainggolan, Gus Irawan, Hasbullah Hadi, dan Rohana Sianipar. Turut hadir pula Kapoldasu Irjen Wisjnu Amat Sastro yang juga digadang-gadang sebagai balon oleh sejumlah parpol papan atas.

Seluruh balon yang datang siap berkomitmen menjadi pemimpin amanah untuk membangun Sumut dalam lima tahun kepemimpinan mereka. Momen ini dirangkaikan dengan presentasi halaman di Harian Sumut Pos, yakni ‘Road to Sumut 1’ yang merupakan halaman terobosan baru karena dimuat secara bersamaan di seluruh media di bawah payung Sumut Pos Grup, yakni Sumut Pos, Metro Langkat, Metro Binjai, Metro Simalem, Metro Dairi, Metro Siantar, Metro Asahan, Metro Tapanuli, Metro Tabagsel, e-paper dan website di seluruh koran Sumut Pos Group, situs berita sumutcyber.com, dan streaming MedanTV. Seperti apa pemikiran mereka tentang Sumut untuk lima tahun ke depan? Silakan Anda simak, dan   renungkan! (*)

Cornel Simbolon: Kuncinya Kepemimpinan

Cornel Simbolon
Cornel Simbolon

TIGA hal yang menjadi ‘senjata’ Cornel Simbolon bertarung di Pilgubsu adalah, kepemimpinan yang mencakup kemampuan bertindak dan mengambil keputusan, jaringan dengan tokoh-tokoh nasional seperti menteri dan DPR dan tokoh nasional lain, jaringan organisasi serta kemampuan melobi. “Semua calon pasti punya visi dan misi supaya Sumut bangkit, maju dan terdepan agar masyarakatnya sejahtera. Semua angan-angannya sama. Yang penting, bagaimana sikap dan keberanian mengambil keputusan, bertarung memperjuangkan konsep untuk dikerjakan.

Itu yang penting,” ujar mantan Wakasad ini. Sebagai purnawirawan TNI AD berpangkat letnan jenderal, Cornel menegaskan penguasaan jaringan dan kedekatannya kepada sejumlah pihak di tingkat pusat dan daerah memberinya kemampuan mengambil sikap tegas, tepat dan cepat, memberinya kemampuan dan peluang lobi person by person, by organization dan perkumpulan lain. “Kita semua punya tim ahli. Tinggal bagaimana menyusun prioritas program dan melakukan terobosan-terobosan untuk melaksanakannya. Cornel berkali-kali menegaskan pentingnya jiwa kepemimpinan yang kuat untuk menjadi pemimpin di Sumut.

“Kalau ketemu dan berbicara dengan DPR saja takut, mau jadi apa Sumut ini,” tegasnya. Dia mengingatkan lemahnya kemampuan sejumlah tokoh di Sumut hingga sejumlah anggaran yang mestinya dialokasikan ke Sumatera Utara, lepas begitu saja. “Coba Rp280 miliar (dana pembangunan untuk Sumut) lepas begitu saja. Saya sudah bilang itu sama DPR dari Partai Demokrat,” ujarnya. “Apakah pemimpin sekarang sudah menjalankan tugas yg baik? Ini bukan persoalan persaingan, tersaingi atau tidak. Kita pahami dulu posisi Sumut seperti apa. Dulu Sumut bagian yang penting bagi Indonesia. Banyak devisa yang diberikan oleh Sumut kepada Indonesia. Sumber Daya Alam, minyak, perkebunan, dan sebagainya. SDA punya peran penting bagi Indonesia di semua bidang. Sejak tahun 80-an Sumut jalan di tempat. Tidak lagi bisa disebut sebagai barometer di Indonesia,’’ katanya.  (*)

Wisjnu Amat Sastro: Jaga Kondusifitas Pilgubsu

Wisjnu Amat Sastro
Wisjnu Amat Sastro

JENDERAL bintang dua yang juga orang nomor satu di jajaran Mapoldasu  ini menyebutkan pertemuan sejumlah calon Gubsu dan tokoh masyarakat di bulan suci Ramadan diyakini semakin meningkatkan hubungan silaturahmi diantara para kandidat ‘Sumut-1’. ‘’Kita saling mendoakan agar diberi umur panjang.

Bila perlu kita tunjukan kepedulian pada masyarakat terutama membagi rezeki kepada anak yatim. Inilah saatnya kita berbagi untuk memberikan kepada orang yang tak mampu,’’ kata Wisjnu. Kalau kondisi kebersamaan dapat terus berlanjut, Wisjnu yakin, Sumut akan lebih maju di bawah pemimpin pemerintahan yang lebih memperhatikan orang-orang susah. ‘’Sekarang ini banyak orang yang merasa serba bisa. Padahal yang penting adalah orang yang bisa merasakan kesusahan orang lain,’’ ujarnya. Jenderal bintang dua ini memberi apresiasi kepada Sumut Pos yang sudah menggelar acara buka puasa bersama. ‘’Dengan makan bersama semacam ini ada hal-hal penting yang sebetulnya bisa mencairkan hambatan birokrasi,’’ tukasnya.

Berkaitan dengan keamanan Sumut, Wisjnu yakin situasi keamanan dapat terkendali termasuk suasana hingga pertengahan Ramadan 1433 Hijriah. ‘’Kami berharap kondusifitas Sumut dapat berlangsung hingga Pilgubsu. Saya ajak seluruh masyarakat Sumut untuk secara bersama-sama menjaga situasi Kamtibmas. Insya Allah ke depan Sumut akan lebih baik dari hari ini,’’ ujarnya. Disinggung soal rumor adanya beberapa parpol yang mengadang-gadang dirinya tampil di bursa Pilgubsu, Wisjnu tersenyum simpul. ‘’Ah, tak ada itu,’’ katanya dengan logat Medan yang khas. (*)

Chairuman Harahap: Sumut Butuh Konsep Jelas

Chairuman Harahap
Chairuman Harahap

Pembangunan Provinsi Sumut membuntuhkan konsep yang jelas dalam mengembangkan sumber daya masyarakat. Setidaknya selama 67 tahun merdeka Indonesia belum mampu membangun jalan vital seperti Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum).

Hingga kini Indonesia masih mengandalkan Jalinsum buatan Belanda. Itulah sebab, kini sudah saatnya Jalinsum harus dibangun lagi. Kader Partai Golkar ini mengungkapkan infrastruktur merupakan urat nadi dalam pengembangan potensi masyarakat, sehingga pembangunan itu harus membutuhkan konsep yang jelas agar bisa sesuai dengan kebutuhan.

“Secara geografis Sumut terletak di tempat yang strategis, baik itu lintas darat dan lintas laut. Tapi kenyataannya potensi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan, sehingga pembangunan belum bisa mengangkat masyarakat dari kesulitan,” ujarnya. Menurut Chairuman, Sumut ke depan terletak pada SDM masyarakat, sehingga di masa yang mendatang Sumut bisa lebih maju dalam segala bidang. Chairuman mengatakan bahwa anggota DPR RI perwakilan Sumut cukup banyak, namun sayangnya belum ada konsep Pemerintah Sumut untuk menyatukan mereka agar berjuang untuk kemajuan Sumut. “Akibatnya, pembangunan hanya jalan di tempat dan masyarakat Sumut belum ada perubahan, terutama masyarakat pesisir, karena jalan lintas pesisir belum ada. Dan, hanya memanfaatkan Jalinsum buatan Belanda untuk mengangkut hasil kekayaan alamnya,” dia menambahkan. (*)

Gus Irawan Gali Seluruh Potensi

Gus Irawan
Gus Irawan

MANTAN Dirut Bank Sumut yang juga balon terkuat dari Partai Golkar di Pilgubsu 2013 ini mencermati peningkatan kesejahteraan rakyat akan terbuka dilakukan dengan menggenjot potensi alam yang dimiliki suatu daerah. Begitu juga dengan pengembamngan usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) yang harus dikembangkan bersama rakyat. Dia bercerita soal pengalamannya melihat potensi sumber daya alam di wilayah pesisir barat Sumut.

“Di kawasan pantai Barat Sumut dan wilayah Tapanuli bagian Selatan (Tabagsel) misalnya. Di situ cukup banyak potensi alam yang belum digali dan dikembangkan,” ungkapnya. Menurut Ketua KONI Sumut itu, cukup banyak potensi alam di daerah itu yang muali hilang karena tidak serius dikelola. Perhatian pemerintah yang kurang, termasuk minimnya pemberdayaan masyarakat, menjadi faktor kuat terbengkalainya pariwisata di Tabagsel. Sebagai contoh lain, Tapanuli Tengah dan Sibolga yang dulunya daerah penghasil ikan terbesar di Sumut mulai kehilangan arah pengelolaan. “Pemerintah daerah, provinsi, dan pusat harus bahu-membahu membantu pengembangannya,” dia mengingatkan. Gus juga mengomentari Padanglawas Utara (Paluta) dan Padanglawas (Palas)  yang dikenal sebagai produsen sapi terbesar di Sumut. Bila dikembangkan secara serius, dia mengatakan, kebutuhan sapi di Sumut bisa terpenuhi tanpa mendatangkan sapi dari Aceh, Jawa, atau Australia.

“Paluta dan Palas punya banyak perkebunan kelapa sawit dan karet, artinya bisa disinkronkan antara peternak dan petani. Pemerintah kurang memperhatikan kondisi itu sehingga perekonomian masyarakat berjalan lambat,’’ katanya. Gus melihat pengembangan potensi daerah seyogianya didukung langkah penjaringan investor agar bersedia menanamkan modalnya di berbagai sektor potensial. (*)

Rohana Sianipar: Prioritaskan Mutu Pendidikan

Rohana Sianipar
Rohana Sianipar

ALUMNI SMAN 5 Medan ini datang dengan mengedepankan visi dan misi untuk mengentaskan kemiskinan dan memajukan mutu pendidikan yang ada. Rohana mengatakan melihat orang atau masyarakat yang miskin  membuatnya secara pribadi tersakiti. “Melihat orang miskin membuat kita sakit hati. Pengentasan kemiskinan, adalah yang menjadi prioritas bagi saya, dalam perjuangan untuk membangun Sumut lima tahun ke depan,” tukasnya.

Prioritas yang tak kalah pentingnya, lanjutnya, adalah bidang pendidikan. Menurut dia, sifat, sikap dan mental korup para pejabat dan anak bangsa lainnya, tertempa atau terdidik dari produk pendidikan yang salah. “Orang bilang menuntaskan korupsi karena budaya. Korupsi ini jadi produk pendidikan yang salah. Berani, mau, dan celah untuk melakukan korupsi. Perbaikan mutu pendidikan akan membangun anak bangsa yang lebih baik,” tandasnya.

Dua faktor itu, menurutnya, merupakan hal yang tidak muluk-muluk, tapi punya dampak positif bagi pembangunan Sumut 2013-2018. “Kita tidak perlu muluk-muluk. Kita ingin bekerja dengan sungguh-sungguh, dengan program yang berdampak luas bagi kebaikan masyarakat,” tambahnya lagi.

Apakah keterikutan pada pilgubsu, hanya ingin sebatas ikut-ikutan atau hanya meramaikan pentas Pilgubsu 2013 mendatang? Terkait hal itu, perempuan berkacamata ini menegaskan, jika dirinya optimis akan terpilih sebagai pemenang pada putaran Pilgubsu 2013 mendatang, kendati para pesaingnya adalah para kaum Adam. “Jangan rendahkan wanita. Saya pasti menang. Karena masyarakat Sumut rindu seorang ibu di tengah ‘kekerasan’ selama ini,” ungkapnya. (*)

Hasbullah Hadi: Perjuangkan Hak Tanah Rakyat

Hasbullah Hadi
Hasbullah Hadi

ANGGOTA DPRDSU dari Partai Demokrat ini menyatakan komitmennya maju sebagai cagubsu dari jalur independen. Untuk itu posisi yang dincarnya bukan ‘Sumut-2’, melainkan ‘Sumut-1’. “Saya akan maju cagub, bukan cawagub. Itu permintaan kader Al-Washliyah. Bagi yang ingin ikut, mari bergabung dan sebisa mungkin dari jalur independen juga. Kami  optimistis pada realitas yang ada. Sejauh ini kami sudah mengumpulkan 300.000 KTP, dan itu tanpa  dibayar. ‘’Tinggal butuh 200.000 KTP lagi, dan itu akan terpenuhi sebelum pendaftaran di KPU. Pada September mendatang kami optimistis sudah dapat 500.000 KTP,” tegasnya.

Bagaimana nantinya, jika ada calon lain yang katakanlah lebih populer dari dirinya, dan meminangnya sebagai cawagubsu? Soal itu Hasbullah menyatakan semuanya bisa terwujud berdasar kesepakatan. Jika terpilih sebagai Gubsu 2013-2018, prioritas yang akan dilakukannya adalah program pemberantasan korupsi, pengembalian hak rakyat atas tanah adat dan ulayat, perbaikan infrastruktur, serta menciptakan masyarakat Sumut yang cerdas. “Pemberantasan korupsi dan mafia anggaran, dan selanjutnya perbaikan infrastruktur. Perjuangan rakyat mendapatkan tanah-tanah ulayat dan adat adalah program yang sudah saya ancang-ancang,” paparnya. (*)

DR RE Nainggolan: Jadikan Sumut Provinsi Terbaik

DR RE Nainggolan
DR RE Nainggolan

SAYA bertekad menjadikan Sumut menjadi provinsi terbaik di Indonesia. Menurut mantan Sekdaprovsu ini, ada tiga potensi yang bisa dimaksimalkan untuk menggapai cita-cita itu. Ketiga potensi itu, yakni pengembangan dan perbaikan pada sisi infrastruktur ekonomi, seperti pengembangan UMKM dan sebagainya. Kedua adalah infrastruktur budaya yang bertujuan untuk membangun karakter warga masyarakat untuk diajak membangun Sumut secara bersama. Dan, ketiga adalah perbaikan dan pengembangan infrastruktur jalan. Dengan pembenahan infrastruktur jalan, maka percepatan akses akan berdampak pada semua segi pembangunan. “Pembangunan itu semua agar Sumut akan menjadi provinsi terbaik. Ini harus dibangun bersama-sama, dari lingkungan, desa dan kelurahan,” ujarnya. Menurut RE, irigasi di pedesaan adalah satu infrastruktur penting di wilayah Sumut.

Meskipun provinsi bisa membangun, namun  koordinasi lebih baik diarahkan dengan kerja sama Pemkab/Pemko. Masalah lain yang harus diatasi secara cepat agar Sumut bangkit adalah gas dan listrik.  Solusinya, lanjut RE, adalah harusnya bisa memanfaatkan pembangkit listrik di Sumut dimana selama ini pembangkit-pembangkit yang ada kurang optimal diberdayakan. RE juga menyinggung masalah PT Inalum. Dia tegas mengatakan Pemprovsu dan 10 pemkab/pemko  bisa mendapat 80 persen saham, bukannya hanya 60 persen. “Seharusnya yang bisa diperjuangkan mendapat 80 persen. Alasannya, Sumut punya pemodal, serta tanam saham dari pemda. Keuntungannya dialokasikan ke Danau Toba,” tuntasnya. (*)

Annuar Shah: Harus Main Fair

Anuar Shah
Anuar Shah

KETUA MPW Pemuda Pancasila (PP) Sumut yang juga balon Gubsu dari sejumlah parpol ini begitu menyambut sukacita acara silaturahmi dan buka puasa bersama tokoh masyarakat Sumut yang diselenggarakan Sumut Pos Group. ‘’Harapan saya para calon gubernur dapat bersaing secara fair,’’ kata pria tinggi besar yang akrab disapa Aweng ini. Dia mengajak seluruh balon calon Gubsu lima tahun ke depan dapat bermain dengan benar dan tidak menggunakan kampanye hitam. ‘’Apabila ini terjadi dapat menyebabkan konflik horizontal di tengah masyarakat,’’ kata pria juga tokoh pemuda Sumut ini. Aweng mengajak para balon gubernur secara bersama merancang Sumut yang lebih cerah dan lebih baik di masa mendatang.

‘’Hingga ini hari saya  belum tahu siapa saja balon  gubernur yang akan maju. Siapapun itu saya berharap Pilgubsu ke depan akan menghasilkan pemimpin terbaik bagi Sumut lima tahun ke depan,. Potensi sumber daya manusia, khususnya pemuda, dan alam Sumut itu begitu besar. Seluruh kekayaan ini hendaknya optimal di tangan yang benar untuk kesejahteraan bersama,’’ katanya. (*)

Benny Pasaribu: Membangun Sumut Baru

Benny Pasaribu
Benny Pasaribu

BALON yang pernah mencalonkan diri sebagai cawagub  berpasangan dengan Tri Tamtomo di Pilgubsu 2008 silam mengatakan ada sejumlah hal yang akan diproyeksikannya untuk membangun Sumut lima tahun ke depan (2013-2018). Benny menegaskan Sumut harus mampu berubah. Selama ini yang tertinggal tak dimanfaatkan secara maksimal. Petani, nelayan, dan UMKM tak diperhatikan pemerintah dan kehidupannya jauh tertinggal. “Kita harus bekerja keras dan bekerja sama untuk membangun Sumut baru. Sumut yang lebih sejahtera adil dan makmur,” urainya. Soal peluangnya maju kembali di kompetisi Pilgubsu tahun depan,  Benny merasa yakin akan mendapat perahu parpol. Dia pun siap memilih maju sebagai ‘Sumut- 1 dan bukan ‘Sumut 2’.

Artinya, majunya dia dalam Pilgubsu bukan hanya sebagai penggembira. “Saya optimistis mendapatkan perahu parpol sebagai cagub dan bukan cawagub seperti yang lalu.  Posisi gubernur akan lebih banyak membuat saya banyak melakukan terobosan ketimbang duduk manis di kursi wakil gubernur,” tukasnya. (*)

 

SEJUMLAH tokoh Sumut yang segera berkompetisi dalam Pilgubsu Maret 2013 memenuhi undangan di acara ‘Silaturahmi dan Buka Bersama Tokoh-tokoh Sumut’ di Kasuari Room, Garuda Plaza Hotel, Jalan SM Raja Medan, Senin (6/8) petang. Peta Sumatera UtaraPara tokoh yang sudah mendaftar sebagai balon gubsu 2013-2018 di sejumlah parpol itu adalah Anuar Shah (Aweng), Benny Pasaribu, Chairuman Harahap, Cornel Simbolon, DR RE Nainggolan, Gus Irawan, Hasbullah Hadi, dan Rohana Sianipar. Turut hadir pula Kapoldasu Irjen Wisjnu Amat Sastro yang juga digadang-gadang sebagai balon oleh sejumlah parpol papan atas.

Seluruh balon yang datang siap berkomitmen menjadi pemimpin amanah untuk membangun Sumut dalam lima tahun kepemimpinan mereka. Momen ini dirangkaikan dengan presentasi halaman di Harian Sumut Pos, yakni ‘Road to Sumut 1’ yang merupakan halaman terobosan baru karena dimuat secara bersamaan di seluruh media di bawah payung Sumut Pos Grup, yakni Sumut Pos, Metro Langkat, Metro Binjai, Metro Simalem, Metro Dairi, Metro Siantar, Metro Asahan, Metro Tapanuli, Metro Tabagsel, e-paper dan website di seluruh koran Sumut Pos Group, situs berita sumutcyber.com, dan streaming MedanTV. Seperti apa pemikiran mereka tentang Sumut untuk lima tahun ke depan? Silakan Anda simak, dan   renungkan! (*)

Cornel Simbolon: Kuncinya Kepemimpinan

Cornel Simbolon
Cornel Simbolon

TIGA hal yang menjadi ‘senjata’ Cornel Simbolon bertarung di Pilgubsu adalah, kepemimpinan yang mencakup kemampuan bertindak dan mengambil keputusan, jaringan dengan tokoh-tokoh nasional seperti menteri dan DPR dan tokoh nasional lain, jaringan organisasi serta kemampuan melobi. “Semua calon pasti punya visi dan misi supaya Sumut bangkit, maju dan terdepan agar masyarakatnya sejahtera. Semua angan-angannya sama. Yang penting, bagaimana sikap dan keberanian mengambil keputusan, bertarung memperjuangkan konsep untuk dikerjakan.

Itu yang penting,” ujar mantan Wakasad ini. Sebagai purnawirawan TNI AD berpangkat letnan jenderal, Cornel menegaskan penguasaan jaringan dan kedekatannya kepada sejumlah pihak di tingkat pusat dan daerah memberinya kemampuan mengambil sikap tegas, tepat dan cepat, memberinya kemampuan dan peluang lobi person by person, by organization dan perkumpulan lain. “Kita semua punya tim ahli. Tinggal bagaimana menyusun prioritas program dan melakukan terobosan-terobosan untuk melaksanakannya. Cornel berkali-kali menegaskan pentingnya jiwa kepemimpinan yang kuat untuk menjadi pemimpin di Sumut.

“Kalau ketemu dan berbicara dengan DPR saja takut, mau jadi apa Sumut ini,” tegasnya. Dia mengingatkan lemahnya kemampuan sejumlah tokoh di Sumut hingga sejumlah anggaran yang mestinya dialokasikan ke Sumatera Utara, lepas begitu saja. “Coba Rp280 miliar (dana pembangunan untuk Sumut) lepas begitu saja. Saya sudah bilang itu sama DPR dari Partai Demokrat,” ujarnya. “Apakah pemimpin sekarang sudah menjalankan tugas yg baik? Ini bukan persoalan persaingan, tersaingi atau tidak. Kita pahami dulu posisi Sumut seperti apa. Dulu Sumut bagian yang penting bagi Indonesia. Banyak devisa yang diberikan oleh Sumut kepada Indonesia. Sumber Daya Alam, minyak, perkebunan, dan sebagainya. SDA punya peran penting bagi Indonesia di semua bidang. Sejak tahun 80-an Sumut jalan di tempat. Tidak lagi bisa disebut sebagai barometer di Indonesia,’’ katanya.  (*)

Wisjnu Amat Sastro: Jaga Kondusifitas Pilgubsu

Wisjnu Amat Sastro
Wisjnu Amat Sastro

JENDERAL bintang dua yang juga orang nomor satu di jajaran Mapoldasu  ini menyebutkan pertemuan sejumlah calon Gubsu dan tokoh masyarakat di bulan suci Ramadan diyakini semakin meningkatkan hubungan silaturahmi diantara para kandidat ‘Sumut-1’. ‘’Kita saling mendoakan agar diberi umur panjang.

Bila perlu kita tunjukan kepedulian pada masyarakat terutama membagi rezeki kepada anak yatim. Inilah saatnya kita berbagi untuk memberikan kepada orang yang tak mampu,’’ kata Wisjnu. Kalau kondisi kebersamaan dapat terus berlanjut, Wisjnu yakin, Sumut akan lebih maju di bawah pemimpin pemerintahan yang lebih memperhatikan orang-orang susah. ‘’Sekarang ini banyak orang yang merasa serba bisa. Padahal yang penting adalah orang yang bisa merasakan kesusahan orang lain,’’ ujarnya. Jenderal bintang dua ini memberi apresiasi kepada Sumut Pos yang sudah menggelar acara buka puasa bersama. ‘’Dengan makan bersama semacam ini ada hal-hal penting yang sebetulnya bisa mencairkan hambatan birokrasi,’’ tukasnya.

Berkaitan dengan keamanan Sumut, Wisjnu yakin situasi keamanan dapat terkendali termasuk suasana hingga pertengahan Ramadan 1433 Hijriah. ‘’Kami berharap kondusifitas Sumut dapat berlangsung hingga Pilgubsu. Saya ajak seluruh masyarakat Sumut untuk secara bersama-sama menjaga situasi Kamtibmas. Insya Allah ke depan Sumut akan lebih baik dari hari ini,’’ ujarnya. Disinggung soal rumor adanya beberapa parpol yang mengadang-gadang dirinya tampil di bursa Pilgubsu, Wisjnu tersenyum simpul. ‘’Ah, tak ada itu,’’ katanya dengan logat Medan yang khas. (*)

Chairuman Harahap: Sumut Butuh Konsep Jelas

Chairuman Harahap
Chairuman Harahap

Pembangunan Provinsi Sumut membuntuhkan konsep yang jelas dalam mengembangkan sumber daya masyarakat. Setidaknya selama 67 tahun merdeka Indonesia belum mampu membangun jalan vital seperti Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum).

Hingga kini Indonesia masih mengandalkan Jalinsum buatan Belanda. Itulah sebab, kini sudah saatnya Jalinsum harus dibangun lagi. Kader Partai Golkar ini mengungkapkan infrastruktur merupakan urat nadi dalam pengembangan potensi masyarakat, sehingga pembangunan itu harus membutuhkan konsep yang jelas agar bisa sesuai dengan kebutuhan.

“Secara geografis Sumut terletak di tempat yang strategis, baik itu lintas darat dan lintas laut. Tapi kenyataannya potensi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan, sehingga pembangunan belum bisa mengangkat masyarakat dari kesulitan,” ujarnya. Menurut Chairuman, Sumut ke depan terletak pada SDM masyarakat, sehingga di masa yang mendatang Sumut bisa lebih maju dalam segala bidang. Chairuman mengatakan bahwa anggota DPR RI perwakilan Sumut cukup banyak, namun sayangnya belum ada konsep Pemerintah Sumut untuk menyatukan mereka agar berjuang untuk kemajuan Sumut. “Akibatnya, pembangunan hanya jalan di tempat dan masyarakat Sumut belum ada perubahan, terutama masyarakat pesisir, karena jalan lintas pesisir belum ada. Dan, hanya memanfaatkan Jalinsum buatan Belanda untuk mengangkut hasil kekayaan alamnya,” dia menambahkan. (*)

Gus Irawan Gali Seluruh Potensi

Gus Irawan
Gus Irawan

MANTAN Dirut Bank Sumut yang juga balon terkuat dari Partai Golkar di Pilgubsu 2013 ini mencermati peningkatan kesejahteraan rakyat akan terbuka dilakukan dengan menggenjot potensi alam yang dimiliki suatu daerah. Begitu juga dengan pengembamngan usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) yang harus dikembangkan bersama rakyat. Dia bercerita soal pengalamannya melihat potensi sumber daya alam di wilayah pesisir barat Sumut.

“Di kawasan pantai Barat Sumut dan wilayah Tapanuli bagian Selatan (Tabagsel) misalnya. Di situ cukup banyak potensi alam yang belum digali dan dikembangkan,” ungkapnya. Menurut Ketua KONI Sumut itu, cukup banyak potensi alam di daerah itu yang muali hilang karena tidak serius dikelola. Perhatian pemerintah yang kurang, termasuk minimnya pemberdayaan masyarakat, menjadi faktor kuat terbengkalainya pariwisata di Tabagsel. Sebagai contoh lain, Tapanuli Tengah dan Sibolga yang dulunya daerah penghasil ikan terbesar di Sumut mulai kehilangan arah pengelolaan. “Pemerintah daerah, provinsi, dan pusat harus bahu-membahu membantu pengembangannya,” dia mengingatkan. Gus juga mengomentari Padanglawas Utara (Paluta) dan Padanglawas (Palas)  yang dikenal sebagai produsen sapi terbesar di Sumut. Bila dikembangkan secara serius, dia mengatakan, kebutuhan sapi di Sumut bisa terpenuhi tanpa mendatangkan sapi dari Aceh, Jawa, atau Australia.

“Paluta dan Palas punya banyak perkebunan kelapa sawit dan karet, artinya bisa disinkronkan antara peternak dan petani. Pemerintah kurang memperhatikan kondisi itu sehingga perekonomian masyarakat berjalan lambat,’’ katanya. Gus melihat pengembangan potensi daerah seyogianya didukung langkah penjaringan investor agar bersedia menanamkan modalnya di berbagai sektor potensial. (*)

Rohana Sianipar: Prioritaskan Mutu Pendidikan

Rohana Sianipar
Rohana Sianipar

ALUMNI SMAN 5 Medan ini datang dengan mengedepankan visi dan misi untuk mengentaskan kemiskinan dan memajukan mutu pendidikan yang ada. Rohana mengatakan melihat orang atau masyarakat yang miskin  membuatnya secara pribadi tersakiti. “Melihat orang miskin membuat kita sakit hati. Pengentasan kemiskinan, adalah yang menjadi prioritas bagi saya, dalam perjuangan untuk membangun Sumut lima tahun ke depan,” tukasnya.

Prioritas yang tak kalah pentingnya, lanjutnya, adalah bidang pendidikan. Menurut dia, sifat, sikap dan mental korup para pejabat dan anak bangsa lainnya, tertempa atau terdidik dari produk pendidikan yang salah. “Orang bilang menuntaskan korupsi karena budaya. Korupsi ini jadi produk pendidikan yang salah. Berani, mau, dan celah untuk melakukan korupsi. Perbaikan mutu pendidikan akan membangun anak bangsa yang lebih baik,” tandasnya.

Dua faktor itu, menurutnya, merupakan hal yang tidak muluk-muluk, tapi punya dampak positif bagi pembangunan Sumut 2013-2018. “Kita tidak perlu muluk-muluk. Kita ingin bekerja dengan sungguh-sungguh, dengan program yang berdampak luas bagi kebaikan masyarakat,” tambahnya lagi.

Apakah keterikutan pada pilgubsu, hanya ingin sebatas ikut-ikutan atau hanya meramaikan pentas Pilgubsu 2013 mendatang? Terkait hal itu, perempuan berkacamata ini menegaskan, jika dirinya optimis akan terpilih sebagai pemenang pada putaran Pilgubsu 2013 mendatang, kendati para pesaingnya adalah para kaum Adam. “Jangan rendahkan wanita. Saya pasti menang. Karena masyarakat Sumut rindu seorang ibu di tengah ‘kekerasan’ selama ini,” ungkapnya. (*)

Hasbullah Hadi: Perjuangkan Hak Tanah Rakyat

Hasbullah Hadi
Hasbullah Hadi

ANGGOTA DPRDSU dari Partai Demokrat ini menyatakan komitmennya maju sebagai cagubsu dari jalur independen. Untuk itu posisi yang dincarnya bukan ‘Sumut-2’, melainkan ‘Sumut-1’. “Saya akan maju cagub, bukan cawagub. Itu permintaan kader Al-Washliyah. Bagi yang ingin ikut, mari bergabung dan sebisa mungkin dari jalur independen juga. Kami  optimistis pada realitas yang ada. Sejauh ini kami sudah mengumpulkan 300.000 KTP, dan itu tanpa  dibayar. ‘’Tinggal butuh 200.000 KTP lagi, dan itu akan terpenuhi sebelum pendaftaran di KPU. Pada September mendatang kami optimistis sudah dapat 500.000 KTP,” tegasnya.

Bagaimana nantinya, jika ada calon lain yang katakanlah lebih populer dari dirinya, dan meminangnya sebagai cawagubsu? Soal itu Hasbullah menyatakan semuanya bisa terwujud berdasar kesepakatan. Jika terpilih sebagai Gubsu 2013-2018, prioritas yang akan dilakukannya adalah program pemberantasan korupsi, pengembalian hak rakyat atas tanah adat dan ulayat, perbaikan infrastruktur, serta menciptakan masyarakat Sumut yang cerdas. “Pemberantasan korupsi dan mafia anggaran, dan selanjutnya perbaikan infrastruktur. Perjuangan rakyat mendapatkan tanah-tanah ulayat dan adat adalah program yang sudah saya ancang-ancang,” paparnya. (*)

DR RE Nainggolan: Jadikan Sumut Provinsi Terbaik

DR RE Nainggolan
DR RE Nainggolan

SAYA bertekad menjadikan Sumut menjadi provinsi terbaik di Indonesia. Menurut mantan Sekdaprovsu ini, ada tiga potensi yang bisa dimaksimalkan untuk menggapai cita-cita itu. Ketiga potensi itu, yakni pengembangan dan perbaikan pada sisi infrastruktur ekonomi, seperti pengembangan UMKM dan sebagainya. Kedua adalah infrastruktur budaya yang bertujuan untuk membangun karakter warga masyarakat untuk diajak membangun Sumut secara bersama. Dan, ketiga adalah perbaikan dan pengembangan infrastruktur jalan. Dengan pembenahan infrastruktur jalan, maka percepatan akses akan berdampak pada semua segi pembangunan. “Pembangunan itu semua agar Sumut akan menjadi provinsi terbaik. Ini harus dibangun bersama-sama, dari lingkungan, desa dan kelurahan,” ujarnya. Menurut RE, irigasi di pedesaan adalah satu infrastruktur penting di wilayah Sumut.

Meskipun provinsi bisa membangun, namun  koordinasi lebih baik diarahkan dengan kerja sama Pemkab/Pemko. Masalah lain yang harus diatasi secara cepat agar Sumut bangkit adalah gas dan listrik.  Solusinya, lanjut RE, adalah harusnya bisa memanfaatkan pembangkit listrik di Sumut dimana selama ini pembangkit-pembangkit yang ada kurang optimal diberdayakan. RE juga menyinggung masalah PT Inalum. Dia tegas mengatakan Pemprovsu dan 10 pemkab/pemko  bisa mendapat 80 persen saham, bukannya hanya 60 persen. “Seharusnya yang bisa diperjuangkan mendapat 80 persen. Alasannya, Sumut punya pemodal, serta tanam saham dari pemda. Keuntungannya dialokasikan ke Danau Toba,” tuntasnya. (*)

Annuar Shah: Harus Main Fair

Anuar Shah
Anuar Shah

KETUA MPW Pemuda Pancasila (PP) Sumut yang juga balon Gubsu dari sejumlah parpol ini begitu menyambut sukacita acara silaturahmi dan buka puasa bersama tokoh masyarakat Sumut yang diselenggarakan Sumut Pos Group. ‘’Harapan saya para calon gubernur dapat bersaing secara fair,’’ kata pria tinggi besar yang akrab disapa Aweng ini. Dia mengajak seluruh balon calon Gubsu lima tahun ke depan dapat bermain dengan benar dan tidak menggunakan kampanye hitam. ‘’Apabila ini terjadi dapat menyebabkan konflik horizontal di tengah masyarakat,’’ kata pria juga tokoh pemuda Sumut ini. Aweng mengajak para balon gubernur secara bersama merancang Sumut yang lebih cerah dan lebih baik di masa mendatang.

‘’Hingga ini hari saya  belum tahu siapa saja balon  gubernur yang akan maju. Siapapun itu saya berharap Pilgubsu ke depan akan menghasilkan pemimpin terbaik bagi Sumut lima tahun ke depan,. Potensi sumber daya manusia, khususnya pemuda, dan alam Sumut itu begitu besar. Seluruh kekayaan ini hendaknya optimal di tangan yang benar untuk kesejahteraan bersama,’’ katanya. (*)

Benny Pasaribu: Membangun Sumut Baru

Benny Pasaribu
Benny Pasaribu

BALON yang pernah mencalonkan diri sebagai cawagub  berpasangan dengan Tri Tamtomo di Pilgubsu 2008 silam mengatakan ada sejumlah hal yang akan diproyeksikannya untuk membangun Sumut lima tahun ke depan (2013-2018). Benny menegaskan Sumut harus mampu berubah. Selama ini yang tertinggal tak dimanfaatkan secara maksimal. Petani, nelayan, dan UMKM tak diperhatikan pemerintah dan kehidupannya jauh tertinggal. “Kita harus bekerja keras dan bekerja sama untuk membangun Sumut baru. Sumut yang lebih sejahtera adil dan makmur,” urainya. Soal peluangnya maju kembali di kompetisi Pilgubsu tahun depan,  Benny merasa yakin akan mendapat perahu parpol. Dia pun siap memilih maju sebagai ‘Sumut- 1 dan bukan ‘Sumut 2’.

Artinya, majunya dia dalam Pilgubsu bukan hanya sebagai penggembira. “Saya optimistis mendapatkan perahu parpol sebagai cagub dan bukan cawagub seperti yang lalu.  Posisi gubernur akan lebih banyak membuat saya banyak melakukan terobosan ketimbang duduk manis di kursi wakil gubernur,” tukasnya. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/