Nining mengaku tak ada firasat apapun atas kepergian anaknya. Hanya saja sebulan lalu ia pernah bermimpi, Mayang datang bersama teman-temannya menggunakan baju hitam. Lalu tiba-tiba dia memotong cepak rambutnya dengan gunting, kemudian berlalu meninggalkannya.
“Saya panggil, tapi dia hanya menoleh saja. kemudian saya ceritakan mimpi saya itu ke dia. Lalu dia lihat di buku primbon arti mimpi saya. kata primbon akan ada keluarga yang hilang. Saat itu dia bilang ih amit-amit, jangan sampe ya ma,” urainya.
Nining berharap jasad anaknya yang senang sekali makan jengkol ini segera dipulangkan ke Bandarlampung. Ia akan memakamkan anaknya dengan cara Islam. “Dia waktu itu memang telpon saya, akan menikah dengan Markus di gereja di Denmark. Tapi sampai sekarang dia tetap muslim,” tegasnya.
Ia mengaku tak terlalu banyak mengetahui pekerjaan anaknya. Nining mengatakan takut anaknya tersinggung jika ditanya detail. Terkait Markus, menurut Nining, Mayang pun tak banyak bercerita.
Hanya sekitar empat bulan lalu Mayang pernah cerita kalau ia habis bertengkar hebat dengan Markus, karena kelalaian suaminya itu anjing kesayangannya hilang.
Tak hanya Nining yang terpukul dengan kepergian Mayang, Jeni adik bungsunya pun merasakan demikian. Ia yang pernah dihadiahi handphone oleh sang kakak saat ulang tahunnya ini terakhir berkomunikasi 2 Oktober lalu. “Dia Cuma bilang kalau dia sehat, dan salam buat nenek,” katanya. (*)