26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kapal Malaysia Diledakkan di Laut Belawan

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Kapal patroli milik Polisi Air Polda Sumatera Utara meledakkan sebuah kapal berbendera Malaysia yang tertangkap melakukan ilegal fishing di lampu V peraian laut Belawan, Kamis (8/1/2015).
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Kapal patroli milik Polisi Air Polda Sumatera Utara meledakkan sebuah kapal berbendera Malaysia yang tertangkap melakukan ilegal fishing di lampu V peraian laut Belawan, Kamis (8/1/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kapal berbendera Malaysia yang ditangkap karena mencuri ikan pada 9 Desember 2014 lalu, kemarin (8/1) diledakkan di Lampu 5, sekitar 3 mil dari Ujung Baru Pelabuhan Belawan. Saat penangkapan di 16 mil timur laut dari Pulau Pandan, di selat Malaka, Kabupaten Asahan, kapal tersebut tidak dapat menunjukkan surat izin dan kelengkapan berlayar lainnya. Sementara, 150 kg ikan berbagai jenis ditemukan di kapal itu.

Dasar itulah, Chen (24) selaku kapten kapal, dan 3 ABK yakni Kyaw, Banmi, Htyata diamankan karena mencuri ikan di perairan Indonesia.

Peledakan kapal dengan nomor lambung PKFA 7738, digelar sekira pukul 13.30 Wib. “Kita ledakkan kapalnya di tengah laut, kita sudah ada izin dari pusat dan pengadilan negeri,” terang Kapoldasu, Irjen Eko Hadi Sutedjo didampingi Kabid Humas, Kombes Helfi Assegaf.

Sebelumnya, sekitar pukul 10.45 Wib, rombongan Kapolda Sumut bergerak menuju pelabuhan Belawan. Tiba di gedung pelabuhan Syahbandar, Kapoldasu langsung disambut pihak kejaksaan dan Bea Cukai Belawan. Kemudian Kapoldasu meminta beberapa berkas dan mendengarkan laporan dari petugas pelabuhan serta direktur Polisi air (Polairud).

Sekitar 45 menit mendengar laporan selanjutnya Kapolda keluar dari gedung pelabuhan dan menghampiri para awak media. “Ayo kita berangkat,” ajak jenderal bintang dua itu, sembari menaiki Kapal Polisi (KP) Bittern nomor lambung 3016. Rombongan lainnya menaiki kapal pengawas, Sea and Coast Guard.

Di tengah perjalanan, rombongan yang dikawal oleh petugas Dit Polair Poldasu dan beberapa BKO dari Ditpolair Mabes Polri mendapat arahan. “Perjalanan kita sekitar 30 menit, mari kita jaga keselamatan. Yang mabuk laut silakan di dalam, dan sebagian boleh di luar,” ucap seorang petugas.

Nelayan-nelayan melihat kedatangan rombongan langsung menyapa dengan melambaikan tangan, sesekali mereka memperlihatkan ikan hasil tangkapannya. Untuk memperlancar laju kapal rombongan, seorang petugas melakukan pengawalan dengan menggunakan speed boat. Bila ada kapal atau perahu nelayan yang hendak melintas di jalur, secepatnya diberi tanda untuk menunggu. “Kalau di darat dia (petugas) itu PJR-nya,” ucap seorang petugas sambil menunjuk petugas yang memakai speed boat.

Sekitar 30 menit di perjalanan, akhirnya kapal berbendera Malaysia terlihat parkir di tengah laut. Kapal bercat kuning yang terlihat di lampu 5 sekitar 3 mil dari Ujung Baru Pelabuhan Belawan itu dikawal oleh beberapa petugas. Sembari menunggu persiapan eksekusi, kapal yang ditumpangi oleh rombongan berputar-putar. Peserta rombongan dan Kapoldasu langsung menunjuk-nunjuk kapal berbendera Malaysia.

Petugas Ditpolair masih terlihat memasang 5 bahan peledak jenis TNT yang dipasang pada lambung kapal. Setelah diyakini aman, tepat pukul 13.30 Wib, kapal diledakkan. Tepuk tangan langsung terdengar dari rombongan usai Kapoldasu menekan tombol untuk meledakan kapalnya. Para nelayan yang melaut pun ikut menyaksikan peledakan tersebut.

Selanjutnya, kapal rombongan memutari kapal yang meledak dari jarak 1 Km. Lamban tapi pasti, kapal tersebut mulai tenggelam dari sisi belakang. “Peledakan sudah selesai, kita akan kembali ke pelabuhan Belawan,” ajak petugas Dit Pol Air, Kompol Martin.

Rombongan pun balik arah, dan menuju pelabuhan Belawan. Namun, akibat jarang naik kapal laut, beberapa awak media dan peserta rombongan terlihat bersandar dan berbaring di ujung kapal.

Setelah tiba di pelabuhan, Chen, kapten kapal berbendera Malaysia langsung diboyong ke mobil tahanan. Ketika diwawancara, pria yang menggunakan sebo tersebut hanya melihat dan tidak berkomentar. “Dia nggak ngerti bang. Tapi dia sudah kawin. Payah kali bicara dia ini, Mas,” bisik seorang petugas.

Kapoldasu, Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo menegaskan pihaknya akan terus melakukan patroli di perairan Sumut, apalagi perairan Sumut berdekatan dengan perairan negara tetangga. “Ini yang pertama kita lakukan di jajaran Polda Sumut, dan kedepanya tetap akan dilanjutkan untuk memberikan efek jera. Bukan hanya ilegal fishing saja, penyelundupan minyak dan narkoba pun menjadi atensi saya. Bila ada kapal asing masuk, laporkan kepada Polisi. Ini operasi Sri Gunting,” tegasnya di pelataran pelabuhan Belawan Medan.

Lanjutnya, dalam upaya Indonesia akan dijadikan poros maritim dunia, maka akan diperkuat pengamanan di jalur wilayah timur, yakni Belawan, Tanjung Balai dan Langkat. “Dalam tatap muka dengan presiden saya sudah sampaikan pentingnya pengamanan di jalur pantai Sumatera, karena ini jalur ramai. Sudah diusulkan penambahan kapal jenis C1 dan P2 yang bisa sampai ke perbatasan. Itu kapal layak dan kuat untuk melakukan patroli,” beber mantan gubernur Akpol itu.(gib/trg)

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Kapal patroli milik Polisi Air Polda Sumatera Utara meledakkan sebuah kapal berbendera Malaysia yang tertangkap melakukan ilegal fishing di lampu V peraian laut Belawan, Kamis (8/1/2015).
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Kapal patroli milik Polisi Air Polda Sumatera Utara meledakkan sebuah kapal berbendera Malaysia yang tertangkap melakukan ilegal fishing di lampu V peraian laut Belawan, Kamis (8/1/2015).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kapal berbendera Malaysia yang ditangkap karena mencuri ikan pada 9 Desember 2014 lalu, kemarin (8/1) diledakkan di Lampu 5, sekitar 3 mil dari Ujung Baru Pelabuhan Belawan. Saat penangkapan di 16 mil timur laut dari Pulau Pandan, di selat Malaka, Kabupaten Asahan, kapal tersebut tidak dapat menunjukkan surat izin dan kelengkapan berlayar lainnya. Sementara, 150 kg ikan berbagai jenis ditemukan di kapal itu.

Dasar itulah, Chen (24) selaku kapten kapal, dan 3 ABK yakni Kyaw, Banmi, Htyata diamankan karena mencuri ikan di perairan Indonesia.

Peledakan kapal dengan nomor lambung PKFA 7738, digelar sekira pukul 13.30 Wib. “Kita ledakkan kapalnya di tengah laut, kita sudah ada izin dari pusat dan pengadilan negeri,” terang Kapoldasu, Irjen Eko Hadi Sutedjo didampingi Kabid Humas, Kombes Helfi Assegaf.

Sebelumnya, sekitar pukul 10.45 Wib, rombongan Kapolda Sumut bergerak menuju pelabuhan Belawan. Tiba di gedung pelabuhan Syahbandar, Kapoldasu langsung disambut pihak kejaksaan dan Bea Cukai Belawan. Kemudian Kapoldasu meminta beberapa berkas dan mendengarkan laporan dari petugas pelabuhan serta direktur Polisi air (Polairud).

Sekitar 45 menit mendengar laporan selanjutnya Kapolda keluar dari gedung pelabuhan dan menghampiri para awak media. “Ayo kita berangkat,” ajak jenderal bintang dua itu, sembari menaiki Kapal Polisi (KP) Bittern nomor lambung 3016. Rombongan lainnya menaiki kapal pengawas, Sea and Coast Guard.

Di tengah perjalanan, rombongan yang dikawal oleh petugas Dit Polair Poldasu dan beberapa BKO dari Ditpolair Mabes Polri mendapat arahan. “Perjalanan kita sekitar 30 menit, mari kita jaga keselamatan. Yang mabuk laut silakan di dalam, dan sebagian boleh di luar,” ucap seorang petugas.

Nelayan-nelayan melihat kedatangan rombongan langsung menyapa dengan melambaikan tangan, sesekali mereka memperlihatkan ikan hasil tangkapannya. Untuk memperlancar laju kapal rombongan, seorang petugas melakukan pengawalan dengan menggunakan speed boat. Bila ada kapal atau perahu nelayan yang hendak melintas di jalur, secepatnya diberi tanda untuk menunggu. “Kalau di darat dia (petugas) itu PJR-nya,” ucap seorang petugas sambil menunjuk petugas yang memakai speed boat.

Sekitar 30 menit di perjalanan, akhirnya kapal berbendera Malaysia terlihat parkir di tengah laut. Kapal bercat kuning yang terlihat di lampu 5 sekitar 3 mil dari Ujung Baru Pelabuhan Belawan itu dikawal oleh beberapa petugas. Sembari menunggu persiapan eksekusi, kapal yang ditumpangi oleh rombongan berputar-putar. Peserta rombongan dan Kapoldasu langsung menunjuk-nunjuk kapal berbendera Malaysia.

Petugas Ditpolair masih terlihat memasang 5 bahan peledak jenis TNT yang dipasang pada lambung kapal. Setelah diyakini aman, tepat pukul 13.30 Wib, kapal diledakkan. Tepuk tangan langsung terdengar dari rombongan usai Kapoldasu menekan tombol untuk meledakan kapalnya. Para nelayan yang melaut pun ikut menyaksikan peledakan tersebut.

Selanjutnya, kapal rombongan memutari kapal yang meledak dari jarak 1 Km. Lamban tapi pasti, kapal tersebut mulai tenggelam dari sisi belakang. “Peledakan sudah selesai, kita akan kembali ke pelabuhan Belawan,” ajak petugas Dit Pol Air, Kompol Martin.

Rombongan pun balik arah, dan menuju pelabuhan Belawan. Namun, akibat jarang naik kapal laut, beberapa awak media dan peserta rombongan terlihat bersandar dan berbaring di ujung kapal.

Setelah tiba di pelabuhan, Chen, kapten kapal berbendera Malaysia langsung diboyong ke mobil tahanan. Ketika diwawancara, pria yang menggunakan sebo tersebut hanya melihat dan tidak berkomentar. “Dia nggak ngerti bang. Tapi dia sudah kawin. Payah kali bicara dia ini, Mas,” bisik seorang petugas.

Kapoldasu, Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo menegaskan pihaknya akan terus melakukan patroli di perairan Sumut, apalagi perairan Sumut berdekatan dengan perairan negara tetangga. “Ini yang pertama kita lakukan di jajaran Polda Sumut, dan kedepanya tetap akan dilanjutkan untuk memberikan efek jera. Bukan hanya ilegal fishing saja, penyelundupan minyak dan narkoba pun menjadi atensi saya. Bila ada kapal asing masuk, laporkan kepada Polisi. Ini operasi Sri Gunting,” tegasnya di pelataran pelabuhan Belawan Medan.

Lanjutnya, dalam upaya Indonesia akan dijadikan poros maritim dunia, maka akan diperkuat pengamanan di jalur wilayah timur, yakni Belawan, Tanjung Balai dan Langkat. “Dalam tatap muka dengan presiden saya sudah sampaikan pentingnya pengamanan di jalur pantai Sumatera, karena ini jalur ramai. Sudah diusulkan penambahan kapal jenis C1 dan P2 yang bisa sampai ke perbatasan. Itu kapal layak dan kuat untuk melakukan patroli,” beber mantan gubernur Akpol itu.(gib/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/