26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Erry – Nur Azizah Punya Modal Bersanding

Tengku Erry Nuradi dan Nur Azizah Marpaung

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Tengku Erry Nuradi dan Wakil Gubenur Sumut, Nur Azizah Marpaung dinilai punya modal yang kuat untuk berdampingan pada Pilgubsu 2018. Hal ini dikatakan pengamat politik, Faisal Akbar.

“Kalau besok (hari ini, Red) Nur Azizah jadi dilantik, maka ada waktu 15 bulan sebelum berakhirnya masa jabatan.  Waktu 15 bulan itu bisa dipergunakan untuk melakukan penjajakan agar bisa berdampingan dengan Tengku Erry di Pilgubsu 2018,” ujar Faisal, Rabu (8/3).

Dia mengaku dengan menjalankan roda pemerintahan secara bersama-sama dalam kurun waktu setahun kedepan, maka chemistry antara satu sama lain akan terjalin secara otomatis.

“Kalau chemistry-nya baik dan bagus, bukan tidak mungkin Erry dan Nur Azizah bakal maju secara bersama-sama di Pilgubsu 2018. Mereka berdua kan petahana, dan yang namanya petahana pasti memiliki modal yang baik,” sebutnya.

Dari sisi pengalaman, kata Faisal, kedua belah pihak saling melengkapi. Yang mana Erry Nuradi sebelum dilantik menjadi gubenur pernah terpilih dua kali pada Pilkada Kabupaten Sergai. Setelah itu, pada 2013 terpilih menjadi wakil gubernur Sumut bersama Gatot Pujo Nugroho.

“Mei 2015 barulah diangkat menjadi gubenur defenitif, berbagai posisi dijalankan. Sedangkan Nur Azizah merupakan jendral bintang satu di TNI, selain itu beliau juga fokus di bidang hukum, selama menjadi TNI, pasti memiliki pengalaman di lapangan,” katanya.

“Keduanya (Erry-Nur Azizah) punya modal, tinggal bagaimana dukungan dari partai politik (Parpol). Saat ini NasDem punya 5 kursi, Hanura punya 10 kursi di DPRD Sumut, butuh 5 kursi tambahan agar bisa mencalonkan diri sebagai Cagub dan Cawagub, kalau mereka berdua sudah kompak, saya pikir tidak sulit untuk mencari 5 kursi tambahan,” imbuhnya.

Keputusan akhir dalam menetapkan seorang maju pada Pilkada berada di tangan ketua umum masing-masing Parpol. “Ketua Hanura Sumut tidak mungkin, tidak ingin maju di Pilgubsu 2018. Kalau sudah chemistry-nya terbangun, pasangan Erry – Nur Azizah bisa maju tanpa dukungan Hanura. Tapi, ini semua masih berproses, setidaknya modal awal sudah kuat, tinggal bagaimana kedepannya,” pungkasnya.

Sementara, Sekretaris DPD Hanura Sumut, Landen Marbun menyebut pihaknya belum menentukan siapa orang yang akan diusung pada Pilgubsu 2018. “Hanura masih mengkaji calon yang tepat dan mampu membangun Sumut dengan menggunakan hati nurani,”katanya.

Komunikasi dengan seluruh Parpol, kata Landen, terjalin dengan baik untuk membahas peluang koalisi. Namun belum membuka diri berkomunikasi dengan Parpol gubernur petahana. “Dengan incumbent kita buka peluang, tapi saat ini belum ada keputusan apapun,” katanya. (dik/yaa)

Tengku Erry Nuradi dan Nur Azizah Marpaung

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Tengku Erry Nuradi dan Wakil Gubenur Sumut, Nur Azizah Marpaung dinilai punya modal yang kuat untuk berdampingan pada Pilgubsu 2018. Hal ini dikatakan pengamat politik, Faisal Akbar.

“Kalau besok (hari ini, Red) Nur Azizah jadi dilantik, maka ada waktu 15 bulan sebelum berakhirnya masa jabatan.  Waktu 15 bulan itu bisa dipergunakan untuk melakukan penjajakan agar bisa berdampingan dengan Tengku Erry di Pilgubsu 2018,” ujar Faisal, Rabu (8/3).

Dia mengaku dengan menjalankan roda pemerintahan secara bersama-sama dalam kurun waktu setahun kedepan, maka chemistry antara satu sama lain akan terjalin secara otomatis.

“Kalau chemistry-nya baik dan bagus, bukan tidak mungkin Erry dan Nur Azizah bakal maju secara bersama-sama di Pilgubsu 2018. Mereka berdua kan petahana, dan yang namanya petahana pasti memiliki modal yang baik,” sebutnya.

Dari sisi pengalaman, kata Faisal, kedua belah pihak saling melengkapi. Yang mana Erry Nuradi sebelum dilantik menjadi gubenur pernah terpilih dua kali pada Pilkada Kabupaten Sergai. Setelah itu, pada 2013 terpilih menjadi wakil gubernur Sumut bersama Gatot Pujo Nugroho.

“Mei 2015 barulah diangkat menjadi gubenur defenitif, berbagai posisi dijalankan. Sedangkan Nur Azizah merupakan jendral bintang satu di TNI, selain itu beliau juga fokus di bidang hukum, selama menjadi TNI, pasti memiliki pengalaman di lapangan,” katanya.

“Keduanya (Erry-Nur Azizah) punya modal, tinggal bagaimana dukungan dari partai politik (Parpol). Saat ini NasDem punya 5 kursi, Hanura punya 10 kursi di DPRD Sumut, butuh 5 kursi tambahan agar bisa mencalonkan diri sebagai Cagub dan Cawagub, kalau mereka berdua sudah kompak, saya pikir tidak sulit untuk mencari 5 kursi tambahan,” imbuhnya.

Keputusan akhir dalam menetapkan seorang maju pada Pilkada berada di tangan ketua umum masing-masing Parpol. “Ketua Hanura Sumut tidak mungkin, tidak ingin maju di Pilgubsu 2018. Kalau sudah chemistry-nya terbangun, pasangan Erry – Nur Azizah bisa maju tanpa dukungan Hanura. Tapi, ini semua masih berproses, setidaknya modal awal sudah kuat, tinggal bagaimana kedepannya,” pungkasnya.

Sementara, Sekretaris DPD Hanura Sumut, Landen Marbun menyebut pihaknya belum menentukan siapa orang yang akan diusung pada Pilgubsu 2018. “Hanura masih mengkaji calon yang tepat dan mampu membangun Sumut dengan menggunakan hati nurani,”katanya.

Komunikasi dengan seluruh Parpol, kata Landen, terjalin dengan baik untuk membahas peluang koalisi. Namun belum membuka diri berkomunikasi dengan Parpol gubernur petahana. “Dengan incumbent kita buka peluang, tapi saat ini belum ada keputusan apapun,” katanya. (dik/yaa)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/