“Dengan adanya kereta api, maka membuka jalur alternatif selain dari jalur utama jalan Medan Belawan. Menurut saya, ini sangat membuka peluang bagi masyarakat untuk mau menggunakan kereta api. Jadi, alasan PT KAI sangat tidak masuk akal,” tegas Awel.
Harapan Awel, kepada PT KAI mampu menjawab keinginan dari masyarakat Kota Medan, khususnya Medan Utara. Dengan beroperasi kembali kereta api Medan Belawan, mampu membuka pertumbuhan ekonomi. Sebab, menjadi jasa angkutan rakyat dan sebagai jalur alternatif.
“Jadi, ini segera dianalisa, karena Belawan merupakan pusat industri yang bisa membuka peluang bisnis bagi PT KAI yang sangat menjanjikan sebagai perusahaan usaha milik negara,” ungkap Awel.
Sebelumnya, Manager Humas PT KAI Divre I Sumut, Sapto Hartoyo mengatakan, sesuai keputusan dari PT KAI pusat, pengoperasian Kereta Api Medan – Belawan tidak dapat terlaksana.
Alasannya, pihaknya tidak bisa mengoperasikan gerbong ekonomi yang berstatus subsidi. Karena, gerbong ekonomi tidak dapat dialihkan perlintasannya ke arah Belawan. Sedangkan gerbong bisnis, sangat tidak efisien untuk dioperasikan, karena beban biaya operasional Kereta Api Medan – Belawan cukup besar.
“Kalau Kereta Api Bisnis, harga tiket pasti mahal dan beban biaya operasional untuk dijalankan seminggu sekali sangat besar. Berdasarkan pertimbangan itu, maka Kereta Api Medan – Belawan gagal beroperasi,” terang Sapto.
Selain itu, kata Sapto, ada pertimbangan lain mengenai masalah waktu. Dimana, pihaknya harus menyesuaikan jadwal Kereta Api dengan kedatangan dan keberangkatan KM Kelud.
“Kereta Api selalu berangkat sesuai dengan waktu, sedangkan KM Kelud tidak tentu waktunya. Ini juga jadi masalah, makanya kita tidak bisa layani Kereta Api untuk mengangkut penumpang KM Kelud setiap minggu,” ungkap Sapto.
Apabila mereka tetap tetap operasionalkan Kerata Api Belawan – Medan, kemungkinan besar penumpang tidak ada. Sehingga, pihaknya akan mengalami kerugian. ?”Kalau kita paksakan, pasti rugi,” kata Sapto. (fac/ila)