Kasus Penembakan Awie dan Istri
MEDAN-Hingga saat ini polisi belum mampu menangkap eksekutor penembak A Wie (38) dan Dora Halim (36). Menurut informasi di kepolisian, para DPO sangat professional dan terindikasi melibatkan oknum petinggi aparat keamanan.
“Indikasi itu dilihat dari cara kerja pelakunya yang sangat rapi dan terencana matang. Sangat profesisional, terlatih dan terbiasa dengan aksi seperti itu. Tidak mungkin dilakukan masyarakat sipil,” ujar sumber di Mapolresta Medan.
Sumber lain menyebutkan, senjata yang digunakan belum ditemukan. Rekaman dan gambar CCTV belum memberikan petunjuk. “CCTV itu tidak jaminan. Soalnya semuanya tidak saling kenal. Para eksekutor ada 5 Tim, Tim A, Tim B, Tim C, Tim D dan Tim E. Kelima tim ini tidak saling kenal, bahkan sesama anggota tim. Terlebih ada dugaan keterlibatan petinggi aparat,” katanya.
Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga membantah keras dugaan keterlibatan oknum aparat dalam perencanaan dan instruktur penembakan. “Gak mungkin ada itu, apalagi dari polisi. Alaaahhh…, jangan mengada-ada. Semalam sudah dijelaskan Pak Kapolda, jadi sudah terang. Mending kita bahas yang lainya aja,” ujarnya.
Melindo Thai Terancam Bangkrut
Rekan bisnis Toh Ce Wie alias A Wie yang bernama Acui kini sedang dikejar sebagai tersangka otak pembunuhan. Dampaknya, usaha ikannya, UD Melindo Thai terancam gulung tikar. Gudang tersebut bangkrut akibat ikan impor yang sudah dibeli, namun setelah sampai Indonesia tidak diperbolehkan beredar. Nama Acui pun ikut dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Dari penelusuran di sekitar UD Melindo Thai di Pelabuhan Perikanan Samudera Gabion Belawan, gudang tersebut sepi. Pagar gudang berwarna biru bertuliskan MLT (Melindo Thai)/PT ASSA dan mobil truk colt diesel parkir didekat pagar tersebut.
“Kalau mau tanya soal gudang ini langsung ke pimpinan saja, saya tidak berani komentar. Tapi pimpinan sudah pulang,” ujar seorang wanita yang berjaga di gudang itu.
Menurut seorang sumber di sekitar, gudang itu terancam gulung tikar karena merugi setelah memesan ikan impor. “Rugi banyak dia karena udah kasih uang kepada impotir ikan, namun sampai di sini ikan impor dilarang beredar sama menteri kelautan dan perikanan,” ujarnya.(mag-8/mag-11)