32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Api Diduga dari Bara Dupa

Pengusaha & Keluarga Tewas Terbakar

MEDAN-Penyebab kebakaran rumah toko (roko) di Jalan Gandhi Medan yang menewaskan pengusaha restoran dan keluarganya terus diselidiki. Dugaan sementara, api yang menewaskan empat orang itu berasal dari bara dupa (hio).

“Terlalu banyak barang elektronik termasuk genset. Indikasi kuat api berasal dari bara dupa (hio) dan kabel jaringan kabel listrik di lantai dua,” kata Kapolsekta Medan Area, Kompol Sonny W Siregar SH di ruang kerjanya, Rabu (8/8) siang.

Keterangan ini didukung oleh tim Tim Laboratorium dan Forensik (Labfor) Poldasu. Hio dan kabel listrik adalah dua benda yang dibawa tim tersebut untuk diteliti lebih mendalam.

Sonny pun menjelaskan, tidak ada unsur kesengajaan dalam peristiwa kebakaran tersebut. “Hasil pemeriksaan kita bersama tim dari Labfor Polda dan tidak ada unsur kesengajaan. Saat ini saksi sudah dua orang yang kita mintai keterangannya. Sedangkan saksi dari keluarga korban belum bisa kita mintai keterangannya karena mereka masih dalam keadaan berduka,” ujarnya.

Di sisi lain,  Pemeriksa Muda Labfor Polda Sumut AKP M Ali Akbar hingga hari kedua kebakaran belum bisa menjelaskan secara pasti dari mana asal api. “Belum bisa kita berikan hasil pasti pemeriksaan dari Labfor karena masih lidik. Kedua benda dari rumah korban yakni dupa (hio) dan kabel listrik dari lantai dua sudah kita bawa ke labfor tapi hasilnya belum bisa kita jabarkan,” jelasnya saat di lokasi, Rabu siang.

Lalu, bagaimana dengan kondisi rumah yang ‘berbalut’ jerjak besi? Untuk hal ini, Sonny mengatakan tidak ada masalah dan itu sah saja. Namun, yang pasti penghuni rumah harus mempersiapkan persiapan seperti hydrant, jalur evakuasi atau pintu darurat. “Ketiga hal ini harus ada dalam sebuah rumah. Rumah milik Suandi (korban) sama sekali tidak memiliki ketiga hal itu. Akibatnya korban, istrinya dan kedua puteranya tidak bisa menyelamatkan diri,” kata Sonny.

Apa yang diungkapkan Sonny muruip dengan pernyataan konsultan perumahan dari Astudio Architect Jakarta, Probo Hindarto. Menurutnya, , kepada koran ini di Jakarta, kemarin (8/8). Menurutnya, boleh-boleh saja warga mengkerangkeng rumah dengan terali besi. Namun, tetap harus ada bagian khusus yang bisa dibuka dari dalam untuk penyelamatan penghuninya jika terjadi bencana.

Alternatif lain, lanjut Probo, disiapkan tangga khusus untuk rumah atau ruko yang bertingkat. Memang, diakuinya, adanya tangga darurat ini bisa mengganggu tampilan rumah. Namun, bisa saja tangga didesain dengan permainan bentuk. “Tangganya bisa disembunyikan dengan memainkan bentuknya,” imbuhnya aristek yang membuka jasa konsultasi gratis ini.

Kalau pun bukan tangga permanen, bisa saja yang tidak permanen, tapi harus selalu tersedia. “Di gedung-gedung besar sudah ada regulasi keharusan ada tangga darurat. Nah, yang perlu didorong adalah perlunya regulasi ada ada tangga darurat juga untuk perumahan,” ujar Probo.

Lebih lanjut Probo menjelaskan, pelajaran berharga dapat diambil dari kejadian di Jalan Gandhi tersebut. Ya, jangan sampai upaya untuk mengamankan harta benda, justru tidak mengantisipasi bahaya yang bisa mengancam jiwa penghuninya. “Jangan mengkerangkeng rumah untuk menjaga harta, tapi sebenarnya mengkerangkeng diri sendiri dan keluarga jika terjadi bencana,” pesannya.

Kebakaran juga Terjadi di Jalan Multatuli

Sementara itu, kemarin petang, sebuah rumah di Jalan Multatuli, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun terbakar. Tidak ada korban jiwa maupun luka akibat kejadian itu karena warga yang tinggal di lokasi kebakaran berhasil memadamkan api sebelum pemadam diturunkan ke lokasi kejadian.
Informasi yang dihimpun di lokasi, api pertama kali terlihat dari kamar yang ada di dalam rumah tersebut. Adi, penarik becak bermotor yang ‘mangkal’ tak jauh dari lokasi kebakaran langsung berteriak minta tolong.

Warga yang mengetahui hal itu, langsung berbondong-bondong memadamkan api. Sekitar 10 menit kemudian, api berhasil dipadamkan sepenuhnya. “Apinya ini dari obat nyamuk bakar. Api muncul dari salah satu kamar. Api langsung menyambar ke kasur, sesaat kemudian api mulai membesar,” ujar Adi.
Adi menyebutkan, api sepenuhnya dipadamkan oleh warga sebelum mobil pemadam kebakaran diturunkan ke lokasi. “Gak besar koq apinya. Gak sempat menyambar ke mana-mana. Cuma kasurnya saja yang ludes terbakar,” sebutnya.

Kapolsek Medan Kota, Kompol Sandy Sinurat membenarkan kejadian tersebut. “Ya, tadi ada kebakaran di kawasan Multatuli, tapi api cepat padam sebelum pemadam turun”, ujarnya singkat. (mag-12)

Pengusaha & Keluarga Tewas Terbakar

MEDAN-Penyebab kebakaran rumah toko (roko) di Jalan Gandhi Medan yang menewaskan pengusaha restoran dan keluarganya terus diselidiki. Dugaan sementara, api yang menewaskan empat orang itu berasal dari bara dupa (hio).

“Terlalu banyak barang elektronik termasuk genset. Indikasi kuat api berasal dari bara dupa (hio) dan kabel jaringan kabel listrik di lantai dua,” kata Kapolsekta Medan Area, Kompol Sonny W Siregar SH di ruang kerjanya, Rabu (8/8) siang.

Keterangan ini didukung oleh tim Tim Laboratorium dan Forensik (Labfor) Poldasu. Hio dan kabel listrik adalah dua benda yang dibawa tim tersebut untuk diteliti lebih mendalam.

Sonny pun menjelaskan, tidak ada unsur kesengajaan dalam peristiwa kebakaran tersebut. “Hasil pemeriksaan kita bersama tim dari Labfor Polda dan tidak ada unsur kesengajaan. Saat ini saksi sudah dua orang yang kita mintai keterangannya. Sedangkan saksi dari keluarga korban belum bisa kita mintai keterangannya karena mereka masih dalam keadaan berduka,” ujarnya.

Di sisi lain,  Pemeriksa Muda Labfor Polda Sumut AKP M Ali Akbar hingga hari kedua kebakaran belum bisa menjelaskan secara pasti dari mana asal api. “Belum bisa kita berikan hasil pasti pemeriksaan dari Labfor karena masih lidik. Kedua benda dari rumah korban yakni dupa (hio) dan kabel listrik dari lantai dua sudah kita bawa ke labfor tapi hasilnya belum bisa kita jabarkan,” jelasnya saat di lokasi, Rabu siang.

Lalu, bagaimana dengan kondisi rumah yang ‘berbalut’ jerjak besi? Untuk hal ini, Sonny mengatakan tidak ada masalah dan itu sah saja. Namun, yang pasti penghuni rumah harus mempersiapkan persiapan seperti hydrant, jalur evakuasi atau pintu darurat. “Ketiga hal ini harus ada dalam sebuah rumah. Rumah milik Suandi (korban) sama sekali tidak memiliki ketiga hal itu. Akibatnya korban, istrinya dan kedua puteranya tidak bisa menyelamatkan diri,” kata Sonny.

Apa yang diungkapkan Sonny muruip dengan pernyataan konsultan perumahan dari Astudio Architect Jakarta, Probo Hindarto. Menurutnya, , kepada koran ini di Jakarta, kemarin (8/8). Menurutnya, boleh-boleh saja warga mengkerangkeng rumah dengan terali besi. Namun, tetap harus ada bagian khusus yang bisa dibuka dari dalam untuk penyelamatan penghuninya jika terjadi bencana.

Alternatif lain, lanjut Probo, disiapkan tangga khusus untuk rumah atau ruko yang bertingkat. Memang, diakuinya, adanya tangga darurat ini bisa mengganggu tampilan rumah. Namun, bisa saja tangga didesain dengan permainan bentuk. “Tangganya bisa disembunyikan dengan memainkan bentuknya,” imbuhnya aristek yang membuka jasa konsultasi gratis ini.

Kalau pun bukan tangga permanen, bisa saja yang tidak permanen, tapi harus selalu tersedia. “Di gedung-gedung besar sudah ada regulasi keharusan ada tangga darurat. Nah, yang perlu didorong adalah perlunya regulasi ada ada tangga darurat juga untuk perumahan,” ujar Probo.

Lebih lanjut Probo menjelaskan, pelajaran berharga dapat diambil dari kejadian di Jalan Gandhi tersebut. Ya, jangan sampai upaya untuk mengamankan harta benda, justru tidak mengantisipasi bahaya yang bisa mengancam jiwa penghuninya. “Jangan mengkerangkeng rumah untuk menjaga harta, tapi sebenarnya mengkerangkeng diri sendiri dan keluarga jika terjadi bencana,” pesannya.

Kebakaran juga Terjadi di Jalan Multatuli

Sementara itu, kemarin petang, sebuah rumah di Jalan Multatuli, Kelurahan Aur, Kecamatan Medan Maimun terbakar. Tidak ada korban jiwa maupun luka akibat kejadian itu karena warga yang tinggal di lokasi kebakaran berhasil memadamkan api sebelum pemadam diturunkan ke lokasi kejadian.
Informasi yang dihimpun di lokasi, api pertama kali terlihat dari kamar yang ada di dalam rumah tersebut. Adi, penarik becak bermotor yang ‘mangkal’ tak jauh dari lokasi kebakaran langsung berteriak minta tolong.

Warga yang mengetahui hal itu, langsung berbondong-bondong memadamkan api. Sekitar 10 menit kemudian, api berhasil dipadamkan sepenuhnya. “Apinya ini dari obat nyamuk bakar. Api muncul dari salah satu kamar. Api langsung menyambar ke kasur, sesaat kemudian api mulai membesar,” ujar Adi.
Adi menyebutkan, api sepenuhnya dipadamkan oleh warga sebelum mobil pemadam kebakaran diturunkan ke lokasi. “Gak besar koq apinya. Gak sempat menyambar ke mana-mana. Cuma kasurnya saja yang ludes terbakar,” sebutnya.

Kapolsek Medan Kota, Kompol Sandy Sinurat membenarkan kejadian tersebut. “Ya, tadi ada kebakaran di kawasan Multatuli, tapi api cepat padam sebelum pemadam turun”, ujarnya singkat. (mag-12)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/