MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masliani (73), tak mampu menahan air mata yang membasahi pipinya yang sudah keriput. Kesedihan mendalam dirasakannya. Nenek empat cucu ini gagal berangkat ke tanah suci bersama Kelompok Terbang (Kloter) I Embarkasi Medan, hari ini.
Senin (8/8) pagi, 390 jamaah calon haji dari Padang Lawas begitu ceria saat memasuki Asrama Haji Medan, Jalan AH Nasution, Medan Johor. Dengan tertib, mereka mengikuti arahan panitia untuk duduk di kursi yang sudah disediakan di gedung King Abdul Aziz.
Di saat semua jamaah mengikuti arahan panitia dengan tertib, ada seorang jamaah wanita tua renta sembari menyandang tas bernomor 205, melangkah menuju gerbang Asrama Haji Medan. Hal ini mengusik perhatian Sumut Pos untuk mengetahui, mengapa nenek ini malah ingin meninggalkan Asrama Haji.
Sumut Pos pun menghampiri nenek yang diketahui bernama Masliani ini. Kepada Sumut Pos, Masliani mengaku sangat sedih karena terancam gagal berangkat ke tanah suci. Tak sempat berkomentar banyak, dia langsung dibawa tiga anaknya yang menemaninya, Abdul Hadi Hasibuan, Hasran Hasibuan, dan Rahmad Hasibuan menuju taksi dan langsung berlalu.
Merasa informasi yang didapat belum lengkap, Sumut Pos mencoba melacak rumah nenek itu. Dari informasi yang didapat di Asrama Haji, Nek Masliani ternyata menginap di rumah anaknya Hasran Hasibuan di di Jalan Letda Sujono Gang Apas, Medan Tembung. Sumut Pos pun bergegas ke alamat dimaksud.
Ternayat tak terlalu sulit melacak alamat itu. Begitu tiba di alamat yang dituju, terlihat deretan becak jualan bandrek keliling di depan sebuah rumah. Sejumlah pria terlihat sibuk membersihkan becak-becak tersebut. Saat akan menyapa seorang pria di sana, tiba-tiba Hasran Hasibuan keluar dari rumahnya. Seketika Sumut Pos menyapa dan menyampaikan maksud kedatangan dan Hasran mempersilahkan masuk ke rumah.
Di dalam rumah, Masliani sedang tidur di ruang tamu, beralas tikar dengan bantal mengganjal kepalanya.
“Umak, ngot jolo umak (Mak, bangun dulu mak, Red), “ ujar Hasran pelan kepada ibunya.
Seketika Masliani tersbangun dan langsung terbangun, sembari memperbaiki letak jilbab yang dikenakannya.
Dalam perbincangan itu, Masliani lebih banyak diam. Ternyata, dia kurang lancar berbahasa Indonesia karena terbiasa berbica dalam Bahasa Mandailing. Akhirnya, anaknya Rahmad Hasibuan menjadi menerjemah.
Menurut Rahmad, Masliani merasa sangat sedih dan kecewa karena batal berangkat dengan Kloter I Embarkasi Medan ke Tanah Suci hari ini. Dikatakatan Rahmad, Masliani sudah sangat mendambakan bisa berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji sejak lama. Makanya, untuk menunaikan keinginannya itu, berbekal tabungan serta penjualan kebun dan sawah, Masliani mendaftar sebagai Calon Haji pada 2010 lalu. Namun ia baru mendapat jatah berangkat pada 2016. Setelah enam tahun menanti, ternyata di saat-saat akan berangkat ke Tanah Suci visanya belum keluar, makanya dia sangat sedih hingga meneteskan air mata.
“Saat tahu jadwal berangkatnya tahun 2016, ibu saya aktif dan sering mengikuti bimbingan ibadah haji. Kalau di kampung kami itu, belum ada KBIH, sehingga belajarnya di Pesantren yang ada di kampung kami, “ ungkap Rahmad.