25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Banjir Rob Rendam 20 Ribu KK

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Banjir rob masih melanda enam kelurahan di Medan Belawan, Sumatera Utara (Sumut). Ada 20 ribu kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir rob. “Untuk warga yang sakit akibat banjir rob ini kami belum dapat informasi dari Kepling dan Lurah. Kami belum dapat data pastinya dari Lurah tapi diperkirakan sekitar 20 ribu KK dengan ribuan rumah yang terendam di enam kelurahan,” kata Camat Medan Belawan, Subhan Harahap, saat dimintai konfirmasi, Senin (8/11/2021).

 Dia mengatakan banjir sebenarnya mulai berangsur surut. Namun, kata Subhan, banjir rob itu bakal naik lagi karena air laut pasang.”Kalau saat ini sudah surut total tapi nanti pasti masih ada pasang lagi. Kondisi warga yang terdampak rob banyak rumah yang terendam, akibatnya banyak juga barang-barang milik warga yang terendam. Setiap hari warga menguras air yang masuk ke dalam rumah dan membersihkan sisa lumpur dari dalam rumah,” sebut Subhan.

Subhan mengatakan pihaknya telah memberi peringatan ke warga bahwa soal banjir rob sejak 1 November. Dia mengatakan pemerintah setempat juga telah melakukan pembersihan saluran agar air cepat kembali ke laut.”Upaya pembersihan saluran drainase yang tersumbat akibat tumpukan sampah yang dibuang masyarakat juga sudah kami lakukan agar pada saat surut air bisa cepat kembali ke laut melalui paluh-paluh. Kami juga mengimbau kepada masyarakat agar jangan lagi membuang sampah sembarangan karena sampah tersebut dapat menyumbat saluran drainase,” ucap Subhan.

Banjir rob telah melanda kawasan Medan Belawan, Medan, sejak Jumat (5/11). Ada enam kelurahan yang terendam banjir.”Betul. Iya (diakibatkan oleh banjir rob),” kata Camat Medan Belawan, Subhan Harahap.

Seorang bayi 1 bulan tewas diduga tenggelam saat terjadi banjir rob. Bayi itu diduga hanyut saat ditinggal neneknya yang mengambil minum untuk korban.”Pada Sabtu (6/11) sekitar pukul 14.00 WIB, korban bersama neneknya, Erlis, duduk di teras rumah. Ibu Erlis kemudian masuk ke rumah untuk mengambil dodot untuk korban,” kata Subhan, Minggu (7/11).

Usai dari dapur, Erlis kemudian kembali ke teras rumahnya. Saat kembali ke teras, Erlis tidak lagi menemukan cucunya.”Ibu Erlis panik menjerit-jerit minta tolong ke warga, warga pun seketika datang dan turun ke laut melakukan pencarian korban,” tutur Subhan.

Korban kemudian ditemukan warga pada pukul 15.45 WIB. Saat ditemukan, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.”Sekitar pukul 15:45 WIB, korban ditemukan warga di sekitar kolong dapur rumah Ibu Erlis dengan posisi terlungkup kepala di bawah,” ucap Subhan.

Warga Diminta Waspada

Masyarakat yang bermukim di kawasan pesisir Belawan, Kota Medan, diimbau mewaspadai banjir rob 2 hingga 9 Nopember 2021, terutama ketika turun hujan. Sebab, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengimbau warga untuk selalu waspada terhadap fenemena alam tersebut.

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II Belawan Medan, Sugiyono mengatakan kepada wartawan, banjir rob berpotensi melanda kawasan pesisir pada malam hari pada tanggal 2 hingga 9 Nopember 2021 Kondisi ini terjadi akibat adanya aktivitas pasang air laut dan curah hujan cukup tinggi yang dapat mempengaruhi banjir pesisir.

Hal yang sama juga dikatakan Camat Medan Belawan, Subhab Harahap. Dikatakannya kondisi air laut berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan Belawan dan aktivitas masyarakat teruama pada malam hari akan terganggu akibat naiknya air laut ke pemukiman warga. “Masyarakat diimbau untuk selalu waspadai dan siaga mengantisipasi dampak dari banjir rob tersebut, serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG,” katanya.

Bulan lalu, kawasan Kecamatan Medan Belawan dan kawasan sekitarnya juga dilanda banjir rob. Kondisi ini terjadi akibat tingginya permuksaan air laut 70 sampai 100 sentimeter yang disebabkan pasang air laut. Setidaknya ada 15.000 rumah terendam dan 70.685 jiwa terdampak akibat peristiwa tersebut.

Syarifah Dinda Br Simanjuntak kepada medanbisnisdaily.com, mengatakan, sejak awal bulan lalu dirinya dan keluarga telah mengantisipasi banjir rob dengan meninggikan bangunan rumah, namun banjir rob pada bulan ini tetap juga memasuki rumah, ujar Dinda Br Simanjuntak. Banjir rob juga telah meminta korban jiwa seorang bocah berusia 1,7 bulan warga Kelurahan Belawan Bahagia, Sabtu (5/11/2021). Korban tewas ketika neneknya membuatkan susu, sementara korban seorang diri terjatuh dan ditemukan di bawah kolong setelah rumah air surut. (mbo/ila)

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Banjir rob masih melanda enam kelurahan di Medan Belawan, Sumatera Utara (Sumut). Ada 20 ribu kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir rob. “Untuk warga yang sakit akibat banjir rob ini kami belum dapat informasi dari Kepling dan Lurah. Kami belum dapat data pastinya dari Lurah tapi diperkirakan sekitar 20 ribu KK dengan ribuan rumah yang terendam di enam kelurahan,” kata Camat Medan Belawan, Subhan Harahap, saat dimintai konfirmasi, Senin (8/11/2021).

 Dia mengatakan banjir sebenarnya mulai berangsur surut. Namun, kata Subhan, banjir rob itu bakal naik lagi karena air laut pasang.”Kalau saat ini sudah surut total tapi nanti pasti masih ada pasang lagi. Kondisi warga yang terdampak rob banyak rumah yang terendam, akibatnya banyak juga barang-barang milik warga yang terendam. Setiap hari warga menguras air yang masuk ke dalam rumah dan membersihkan sisa lumpur dari dalam rumah,” sebut Subhan.

Subhan mengatakan pihaknya telah memberi peringatan ke warga bahwa soal banjir rob sejak 1 November. Dia mengatakan pemerintah setempat juga telah melakukan pembersihan saluran agar air cepat kembali ke laut.”Upaya pembersihan saluran drainase yang tersumbat akibat tumpukan sampah yang dibuang masyarakat juga sudah kami lakukan agar pada saat surut air bisa cepat kembali ke laut melalui paluh-paluh. Kami juga mengimbau kepada masyarakat agar jangan lagi membuang sampah sembarangan karena sampah tersebut dapat menyumbat saluran drainase,” ucap Subhan.

Banjir rob telah melanda kawasan Medan Belawan, Medan, sejak Jumat (5/11). Ada enam kelurahan yang terendam banjir.”Betul. Iya (diakibatkan oleh banjir rob),” kata Camat Medan Belawan, Subhan Harahap.

Seorang bayi 1 bulan tewas diduga tenggelam saat terjadi banjir rob. Bayi itu diduga hanyut saat ditinggal neneknya yang mengambil minum untuk korban.”Pada Sabtu (6/11) sekitar pukul 14.00 WIB, korban bersama neneknya, Erlis, duduk di teras rumah. Ibu Erlis kemudian masuk ke rumah untuk mengambil dodot untuk korban,” kata Subhan, Minggu (7/11).

Usai dari dapur, Erlis kemudian kembali ke teras rumahnya. Saat kembali ke teras, Erlis tidak lagi menemukan cucunya.”Ibu Erlis panik menjerit-jerit minta tolong ke warga, warga pun seketika datang dan turun ke laut melakukan pencarian korban,” tutur Subhan.

Korban kemudian ditemukan warga pada pukul 15.45 WIB. Saat ditemukan, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.”Sekitar pukul 15:45 WIB, korban ditemukan warga di sekitar kolong dapur rumah Ibu Erlis dengan posisi terlungkup kepala di bawah,” ucap Subhan.

Warga Diminta Waspada

Masyarakat yang bermukim di kawasan pesisir Belawan, Kota Medan, diimbau mewaspadai banjir rob 2 hingga 9 Nopember 2021, terutama ketika turun hujan. Sebab, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengimbau warga untuk selalu waspada terhadap fenemena alam tersebut.

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kelas II Belawan Medan, Sugiyono mengatakan kepada wartawan, banjir rob berpotensi melanda kawasan pesisir pada malam hari pada tanggal 2 hingga 9 Nopember 2021 Kondisi ini terjadi akibat adanya aktivitas pasang air laut dan curah hujan cukup tinggi yang dapat mempengaruhi banjir pesisir.

Hal yang sama juga dikatakan Camat Medan Belawan, Subhab Harahap. Dikatakannya kondisi air laut berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan Belawan dan aktivitas masyarakat teruama pada malam hari akan terganggu akibat naiknya air laut ke pemukiman warga. “Masyarakat diimbau untuk selalu waspadai dan siaga mengantisipasi dampak dari banjir rob tersebut, serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG,” katanya.

Bulan lalu, kawasan Kecamatan Medan Belawan dan kawasan sekitarnya juga dilanda banjir rob. Kondisi ini terjadi akibat tingginya permuksaan air laut 70 sampai 100 sentimeter yang disebabkan pasang air laut. Setidaknya ada 15.000 rumah terendam dan 70.685 jiwa terdampak akibat peristiwa tersebut.

Syarifah Dinda Br Simanjuntak kepada medanbisnisdaily.com, mengatakan, sejak awal bulan lalu dirinya dan keluarga telah mengantisipasi banjir rob dengan meninggikan bangunan rumah, namun banjir rob pada bulan ini tetap juga memasuki rumah, ujar Dinda Br Simanjuntak. Banjir rob juga telah meminta korban jiwa seorang bocah berusia 1,7 bulan warga Kelurahan Belawan Bahagia, Sabtu (5/11/2021). Korban tewas ketika neneknya membuatkan susu, sementara korban seorang diri terjatuh dan ditemukan di bawah kolong setelah rumah air surut. (mbo/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/