27 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

5 Perusahaan Nasional ‘Jajah’ Malaysia

Setelah diserbu perusahaan asal Malaysia selama lebih dari satu dekade, kini perusahaan nasional mulai melancarkan serangan balik, melebarkan sayap di negara tersebut. Berikut perusahaan Indonesia yang berbalas menjajah Malaysia:

1. Lion Air

Salah satu maskapai dalam negeri, Lion Air telah menantang AirAsia di rumahnya sendiri, Malaysia. Maskapai yang bernama PT Lion Mentari Airlines ini akan bekerjasama dengan pemerintahan Malaysia untuk membentuk maskapai dengan tarif rendah yang diberi nama Malindo Airways. Menurut berita yang dilansir dari Bloomberg, Malindo Airways akan mulai terbang Mei tahun depan dengan 100 awak pesawat yang disiapkan selama 10 tahun. Lion Air telah memesan 230 unit pesawat Boeing seri 737 di bulan Februari lalu. Kontrak penjualan tersebut senilai dengan USD 22,4 miliar (Rp216 triliun).

Kepala Kedirgantaraan Nasional dan Industri Pertahanan Malaysia Ahmad Johan mengatakan, 51 persen saham maskapai baru tersebut dimiliki pemerintah Malaysia, sisanya milik Lion Air. Malindo Air berencana membuka rute penerbangan internasional termasuk Thailand, China, India, Jepang, dan Australia. Rute tersebut diadakan selain dengan rute penerbangan Indonesia-Malaysia.

2. Blue Bird Group

Blue Bird juga turut melaju di jalan raya Malaysia. Menurut laporan Surat Kabar Free Malaysia Today Senin (3/12), Pemerintah Malaysia mengundang Blue Bird Group untuk membuka operasi di Malaysia untuk memperluas jaringan transportasi publik. Pemerintah Malaysia meminta pihak Blue Bird Group untuk ekspansi pada tahun 2014 nanti.

Wakil Presiden Bisnis dan Pengembangan Blue Bird Noni Purnomo mengaku telah melakukan pembicaraan dengan beberapa pihak di Malaysia. Selain Malaysia, Blue Bird berencana memperluas jaringan usaha transportasinya ke Filipina, Singapura, Brunei dan Uni Emirat Arab. Ekspansi tersebut akan berkolaborasi dengan perusahaan lokal. Pemerintah Filipina telah mengundang manajemen Blue Bird untuk studi pasar taksi di negara tersebut.

3. Kimia Farma

Perusahaan peralatan kesehatan dan obat-obatan Nasional, PT Kimia Farma juga akan melebarkan sayap ke Malaysia. Kimia Farma berencana akan membuka gerai apotek di negara tersebut dengan menggandeng perusahaan lokal Averroes Pharmaceuticals Sdn Bhd.

Untuk langkah awalnya, Kimia Farma berencana untuk membuka satu gerai terlebih dahulu. Wacana tersebut telah dilontarkan sejak Mei lalu. Rencananya, perusahaan gerai obat tersebut rencananya akan menjual produk-produk Indonesia dan negara-negara lain.

4. Bank Jabar Banten

Bank Pembangungan Daerah Jawa Barat Banten telah berencana untuk melebarkan sayapnya untuk mengakuisisi perusahaan sekuritas dan multifinance.
Bank BJB berencana untuk akuisisi 45 persen saham Bess Finance dari Prime Capital Malaysia. Namun, hingga saat ini kabar realisasi transaksi tersebut belum ada.

5. Bahtera Niaga International

Tahun lalu, PT Bahtera Niaga International telah menandatangani perjanjian joint venture dengan tiga perusahaan asal Malaysia, yaitu Nam Cheong Dockyard Sdn Bhd, Carimin Sdn Bhd dan CTNS Marin Sdn Bhd.
Empat perusahaan tersebut menginvestasikan sedikitnya SGD 6,3 juta untuk mengakuisisi Intact Fleet Sdn Bhd, perusahaan perkapalan Malaysia yang akan diubah namanya menjadi Synergy Kenyalang Offshore Sdn Bhd.
Perusahaan kapal tersebut akan melayani jasa perkapalan untuk industri minyak dan gas.(merdeka/tms)

Setelah diserbu perusahaan asal Malaysia selama lebih dari satu dekade, kini perusahaan nasional mulai melancarkan serangan balik, melebarkan sayap di negara tersebut. Berikut perusahaan Indonesia yang berbalas menjajah Malaysia:

1. Lion Air

Salah satu maskapai dalam negeri, Lion Air telah menantang AirAsia di rumahnya sendiri, Malaysia. Maskapai yang bernama PT Lion Mentari Airlines ini akan bekerjasama dengan pemerintahan Malaysia untuk membentuk maskapai dengan tarif rendah yang diberi nama Malindo Airways. Menurut berita yang dilansir dari Bloomberg, Malindo Airways akan mulai terbang Mei tahun depan dengan 100 awak pesawat yang disiapkan selama 10 tahun. Lion Air telah memesan 230 unit pesawat Boeing seri 737 di bulan Februari lalu. Kontrak penjualan tersebut senilai dengan USD 22,4 miliar (Rp216 triliun).

Kepala Kedirgantaraan Nasional dan Industri Pertahanan Malaysia Ahmad Johan mengatakan, 51 persen saham maskapai baru tersebut dimiliki pemerintah Malaysia, sisanya milik Lion Air. Malindo Air berencana membuka rute penerbangan internasional termasuk Thailand, China, India, Jepang, dan Australia. Rute tersebut diadakan selain dengan rute penerbangan Indonesia-Malaysia.

2. Blue Bird Group

Blue Bird juga turut melaju di jalan raya Malaysia. Menurut laporan Surat Kabar Free Malaysia Today Senin (3/12), Pemerintah Malaysia mengundang Blue Bird Group untuk membuka operasi di Malaysia untuk memperluas jaringan transportasi publik. Pemerintah Malaysia meminta pihak Blue Bird Group untuk ekspansi pada tahun 2014 nanti.

Wakil Presiden Bisnis dan Pengembangan Blue Bird Noni Purnomo mengaku telah melakukan pembicaraan dengan beberapa pihak di Malaysia. Selain Malaysia, Blue Bird berencana memperluas jaringan usaha transportasinya ke Filipina, Singapura, Brunei dan Uni Emirat Arab. Ekspansi tersebut akan berkolaborasi dengan perusahaan lokal. Pemerintah Filipina telah mengundang manajemen Blue Bird untuk studi pasar taksi di negara tersebut.

3. Kimia Farma

Perusahaan peralatan kesehatan dan obat-obatan Nasional, PT Kimia Farma juga akan melebarkan sayap ke Malaysia. Kimia Farma berencana akan membuka gerai apotek di negara tersebut dengan menggandeng perusahaan lokal Averroes Pharmaceuticals Sdn Bhd.

Untuk langkah awalnya, Kimia Farma berencana untuk membuka satu gerai terlebih dahulu. Wacana tersebut telah dilontarkan sejak Mei lalu. Rencananya, perusahaan gerai obat tersebut rencananya akan menjual produk-produk Indonesia dan negara-negara lain.

4. Bank Jabar Banten

Bank Pembangungan Daerah Jawa Barat Banten telah berencana untuk melebarkan sayapnya untuk mengakuisisi perusahaan sekuritas dan multifinance.
Bank BJB berencana untuk akuisisi 45 persen saham Bess Finance dari Prime Capital Malaysia. Namun, hingga saat ini kabar realisasi transaksi tersebut belum ada.

5. Bahtera Niaga International

Tahun lalu, PT Bahtera Niaga International telah menandatangani perjanjian joint venture dengan tiga perusahaan asal Malaysia, yaitu Nam Cheong Dockyard Sdn Bhd, Carimin Sdn Bhd dan CTNS Marin Sdn Bhd.
Empat perusahaan tersebut menginvestasikan sedikitnya SGD 6,3 juta untuk mengakuisisi Intact Fleet Sdn Bhd, perusahaan perkapalan Malaysia yang akan diubah namanya menjadi Synergy Kenyalang Offshore Sdn Bhd.
Perusahaan kapal tersebut akan melayani jasa perkapalan untuk industri minyak dan gas.(merdeka/tms)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/