TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Puluhan wartawan dari berbagai media massa baik elektronik maupun surat kabar, diserang pihak developer Villa Orchid di Jalan KL Yos Sudarso Kelurahan Lalang Lingkungan 1 Kota Tebingtinggi. Serangan terjadi saat para wartawan melakukan peliputan perusakan musala di lokasi perumahan, Senin (9/2) sekira pukul 17.00 WIB.
Seorang wartawan stranger Trans TV, Erwan (30) warga Jalan Aturmangan menjadi korban penyerangan. Ia tersungkur serta lehernya luka-luka akibat dipukul pihak developer, karena dilarang mengambil gambar.
Kejadian berawal dari aksi warga kompleks Villa Orchid Jalan KL Yos Sudarso yang menuntut pihak developer atas ditumbangkannya musala sejak 5 hari lalu. Warga menuntut agar pihak developer bertanggung jawab atas pembongkaran musala yang sudah berdiri sejak tahun 2010 lalu.
Salah seorang warga, Indra (49) yang tinggal di kompleks Villa Orchid mengatakan warga resah atas dibongkarnya musala tersebut oleh pihak developer yang mengaku sebagai developer baru pengganti developer lama. “Waega tidak terima pembongkaran musala,” jelasnya.
Puluhan wartawan baik televisi maupun surat kabar yang meliput kejadian itu, langsung dilarang pihak developer. “Keluar kalian. Ini tanah saya. Aku juga anggota PWI,” ungkap Wijaya yang mengakui sebagai pihak developer.
Namun puluhan wartawan tak beranjak. Bahkan wartawan meminta Wijaya menunjukkan kartu pers yang dimilikinya. Mendengar itu, pihak developer yang membawa sejumlah preman langsung ngamuk, mengusir, bahkan menyerang puluhan wartawan hingga perkelahian terjadi.
Erwan yang terus didesak, ditendang preman developer, hingga ia tersungkur dan tangannya tergores. Anggota pihak developer, John Edward Sihotang (29) warga Perum Graha Tirta Indah Blok J Kelurahan Batam Lestari Batam Kota, ikut mendorong sejumlah wartawan mendesak agar keluar dari Kompleks Villa Orchid.
Kejadian tersebut membuat personil Polres Tebingtinggi termasuk Kapolsek Tebingtinggi, AKP Burju Siahaan turun ke lokasi, untuk meredam kejadian. Pihak PLN Kota Tebingtinggi pun turut tangan.
Menduga adanya pencurian arus listrik oeh pihak developer dalam pembangunan perumahan tambahan di Villa Orchid, PLN melakukan pemutusan arus.
Salah seorang wartawan televisi, Abdullah Sani Hasibuan yang turut menjadi korban penyerangan mengatakan, wartawan Tebingtinggi menjadi korban kekerasan pihak preman yang disiapkan developer Villa Orchid, pada Hari Pers Nasional. Untuk itu, wartawan mendesak pihak Polres menangkap dan menahan pelaku kekerasan.
“Hari Pers tercoreng akibat perbuatan pihak developer yang mengusir lalu menyerang wartawan hingga luka,” kata Sani Hasibuan.
Korban Erwan membuat pengaduan atas kekerasan yang dialaminya ke Mapolres Tebingtinggi. Termasuk mengadukan pengakuan Wijaya sebagai anggota PWI.
Usai visum di RS Bayangkara Tebingtinggi, puluhan wartawan Tebingtinggi meletakkan kartu pers dan kamera mereka di depan kantor Mapolres Tebingtinggi, sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap kekerasan pada pers. (ian)