SUMUTPOS.CO – PT Angkasa Pura II (Persero) menawarkan dua paket investasi pengembangan Bandara Internasional Kualanamu senilai Rp11 triliun kepada investor asing. Hingga kini, sudah ada lima investor yang mengajukan penawaran, baik dari Eropa maupun Asia.
Manajer Humas Bandara Kualanamu Wisnu Budi Setianto mengungkapkan, adapun dua paket investasi yang ditawarkan, yakni Paket I senilai Rp7 triliun dan Paket II sekitar Rp4 triliun. Menurutnya, kedua paket investasi tersebut ditawarkan ke sektor swasta pada ajang “The 4th Asia-Europe Meeting Transport – Transport Minister Meeting (ASEM – TMM)” di Bali pada 26-28 September 2017 lalu, dan juga pada seminar “Infestasi di Infrastruktur: Peranan BUMN dan Investasi Asing” yang berlangsung di Jakarta pada 28 September 2017.
Diungkapkan Wisnu, investasi Paket 1 senilai Rp7 triliun mencakup pengembangan runway sehingga dapat melayani penerbangan pesawat berbadan lebar Airbus 380-800, lalu perluasan area kargo menjadi 24.715 m2 dari saat ini 13.450 m2, kemudian terminal penumpang dari menjadi 224.256 m2 atau saat ini berkapasitas 9 juta penumpang per tahun menjadi 17 juta penumpang per tahun.
Paket 1 ini merupakan bagian dari tahapan pengembangan bandara dari keseluruhan 3 tahap yang direncanakan. Ditargetkan, pengembangan Paket 1 dapat dimulai pada 2018 ini.
“Kita saat ini sedang menseleksi beberapa investor baik dalam Negri maupun Luar Negri , kita masih menunggu hasilnya,” kata Wisnu kepada Sumut Pos, Jumat (9/2).
Diakuinya, sudah ada lima perusahaan yang mengajukan penawaran. “Sampai saat ini, ada lima perusahaan yang masuk. Saya tidak bisa sebut perusahaannya, yang jelas mayoritas dari Eropa dan sebagian dari Asia,” jelasnya.
Menurutnya, paket investasi yang ditawarkan AP II berkonsep strategy partnership. Nantinya investor tetap mendapatkan konsesi dalam pengembangan Bandara Kualanamu, baik dari sisi aero dan nonaero.
Investor bebas memilih paket aero atau nonaero yang akan dikembangkan. Namun jika satu investor akan mengambil dua paket sekaligus, tetap diperkenankan. “Investor yang minat itu ada yang memang basic-nya kelola bandara, ada maskapai juga. Kita akan coba putuskan pada Mei atau Juni 2018,” tegas dia.
Sementara, pengamat ekonomi dari UIN Sumut, Gunawan Benjamin mendukung langkah AP II yang mencari investor swasta untuk bekerja sama dalam melanjutkan pembangunan Bandara Kualanamu. “Kalau dari sisi pembiayaan kurang, ada banyak cara bisa diambil. Seperti, menerbitkan obligasi, saham atau meminjam ke bank. Akan tetapi, hal itu tidak mudah dilakukan. Oleh karenanya, menjalin kerja sama dengan pihak swasta baik dalam negeri maupun asing merupakan langkah tepat tetapi tidak dibeli (dijual),” ujar Gunawan kepada Sumut Pos.