25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Warga Seruai dan Orang Suruhan PT MML Bentrok

Tiga Orang Terluka

MEDAN LABUHAN- Suasana di Medan Labuhan tepatnya di Seruai mencekam. Pasalnya, warga yang merasa tertekan dengan keberadaan orang-orang suruhan PT Mandiri Makmur Lestari (MML), mulai melakukan perlawanan, Jumat (9/3) siang pukul 12.30 WIB.

Akibatnya, warga dan orang-orang suruhan tersebut saling bacok. Dua orang suruhan PT MML terpaksa dirawat intensif di Rumah Sakit Ameta Sejahtera Jalan Titi Pahlawan Simpang Kantor, dan seorang lagi jadi bulan-bulanan setelah berhasil disandera massa. Sementara itu, seorang warga mengalami luka-luka.

Dua orang suruhan PT MML yang mengalami luka-luka adalah Arthur Pardede dan Supriadi, sedangkan yang sempat disandra warga bernama Tengku Indra Jaya warga Jalan Selamat Gang Dwikora, Kelurahan Durian, Medan Timur. Sedangkan warga yang mengalami luka-luka adalah Isap (29), warga Lingkungan II, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan.

Data yang dihimpun Posmetro Medan (grup Sumut Pos), kejadian ini berawal dari kedatangan puluhan orang-orang suruhan dari PT MML yang melakukan pematokan lahan-lahan tambak milik warga Batang Kilat, Seruai, Medan Labuhan. Karena merasa lahan mereka yang sudah dikerjakannya sejak 2000 lalu dirampas, warga melakukan perlawanan hingga terjadi bentrok yang mengakibatkan tiga orang luka-luka.

Ketua Kelompok Forum Perjuangan Tanah Rakyat Asli Batang Kilat (FPTRABK), Zulkarnaen mengatakan, sejak 2000 lalu pihaknya sudah mengerjakan lahan-lahan tambak yang saat ini diklaim milik PT MML. “Kami sudah hampir 12 tahun mengerjakan lahan yang dulunya kosong, tapi sejak tiga bulan belakangan ini ada orang yang mengaku-ngaku pemilik lahan tersebut, padahal pada zaman Gubernur Tengku Rizal Nurdin kami sudah meminta agar mememfaatkan lahan tersebut dan kata gubernur agar kami mengerjakannya asal tidak menjual belikan lahan tersebut,”kata Zulkarnaen.

Katanya lagi, pengerjaan lahan tersebut dijadikan tambak warga, karena sebelum adanya tambak di kawasan tersebut sering kebanjiran akibat dari air pasang laut. “Sejak ada tambak, kami tidak lagi kebanjiran, lantaran di daerah tersebut dilakukan pembentengan sungai, agar air tidak masuk ke pemukiman warga,”jelasnya lagi.

Karena itulah warga Seruai melakukan perlawanan terhadap tindakan PT MML yang melakukan pematokan terhadap lahan mereka. “Jangan seenaknya saja mereka melakukan pematokan lahan kami, karena sudah jelas-jelas kami yang mengerjakan sejak dulu, tiba-tiba saja sekarang mereka mengatakan milik mereka,”beber Zulkarnaen.

Sementara itu, Kapolsek Medan Labuhan Kompol Sugeng Riyadi mengatakan, pihaknya akan melakukan pertemuan antara warga dan pihak PT MML. “Untuk menghindari bentrok lagi, kita akan melakukan pertemuan dengan warga, PT MML serta camat. Dan saat ini kita akan siagakan tiga petugas untuk melakukan pengamanan,”ucap Sugeng.(ris/smg)

Tiga Orang Terluka

MEDAN LABUHAN- Suasana di Medan Labuhan tepatnya di Seruai mencekam. Pasalnya, warga yang merasa tertekan dengan keberadaan orang-orang suruhan PT Mandiri Makmur Lestari (MML), mulai melakukan perlawanan, Jumat (9/3) siang pukul 12.30 WIB.

Akibatnya, warga dan orang-orang suruhan tersebut saling bacok. Dua orang suruhan PT MML terpaksa dirawat intensif di Rumah Sakit Ameta Sejahtera Jalan Titi Pahlawan Simpang Kantor, dan seorang lagi jadi bulan-bulanan setelah berhasil disandera massa. Sementara itu, seorang warga mengalami luka-luka.

Dua orang suruhan PT MML yang mengalami luka-luka adalah Arthur Pardede dan Supriadi, sedangkan yang sempat disandra warga bernama Tengku Indra Jaya warga Jalan Selamat Gang Dwikora, Kelurahan Durian, Medan Timur. Sedangkan warga yang mengalami luka-luka adalah Isap (29), warga Lingkungan II, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan.

Data yang dihimpun Posmetro Medan (grup Sumut Pos), kejadian ini berawal dari kedatangan puluhan orang-orang suruhan dari PT MML yang melakukan pematokan lahan-lahan tambak milik warga Batang Kilat, Seruai, Medan Labuhan. Karena merasa lahan mereka yang sudah dikerjakannya sejak 2000 lalu dirampas, warga melakukan perlawanan hingga terjadi bentrok yang mengakibatkan tiga orang luka-luka.

Ketua Kelompok Forum Perjuangan Tanah Rakyat Asli Batang Kilat (FPTRABK), Zulkarnaen mengatakan, sejak 2000 lalu pihaknya sudah mengerjakan lahan-lahan tambak yang saat ini diklaim milik PT MML. “Kami sudah hampir 12 tahun mengerjakan lahan yang dulunya kosong, tapi sejak tiga bulan belakangan ini ada orang yang mengaku-ngaku pemilik lahan tersebut, padahal pada zaman Gubernur Tengku Rizal Nurdin kami sudah meminta agar mememfaatkan lahan tersebut dan kata gubernur agar kami mengerjakannya asal tidak menjual belikan lahan tersebut,”kata Zulkarnaen.

Katanya lagi, pengerjaan lahan tersebut dijadikan tambak warga, karena sebelum adanya tambak di kawasan tersebut sering kebanjiran akibat dari air pasang laut. “Sejak ada tambak, kami tidak lagi kebanjiran, lantaran di daerah tersebut dilakukan pembentengan sungai, agar air tidak masuk ke pemukiman warga,”jelasnya lagi.

Karena itulah warga Seruai melakukan perlawanan terhadap tindakan PT MML yang melakukan pematokan terhadap lahan mereka. “Jangan seenaknya saja mereka melakukan pematokan lahan kami, karena sudah jelas-jelas kami yang mengerjakan sejak dulu, tiba-tiba saja sekarang mereka mengatakan milik mereka,”beber Zulkarnaen.

Sementara itu, Kapolsek Medan Labuhan Kompol Sugeng Riyadi mengatakan, pihaknya akan melakukan pertemuan antara warga dan pihak PT MML. “Untuk menghindari bentrok lagi, kita akan melakukan pertemuan dengan warga, PT MML serta camat. Dan saat ini kita akan siagakan tiga petugas untuk melakukan pengamanan,”ucap Sugeng.(ris/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/