Ludik Simanjuntak (korban) dengan beberapa masyarakat yang turut hadir dalam konfrensi Pers itu mengatakan, akibat kejadian yang menimpa dirinya itu, sampai sekarang ia mengalami sakit dibagian punggung akibat dibanting dan ditendang oleh oknum TNI AL tersebut. Dirinya juga mengaku masih sangat trauma berat akibat kejadian itu dan manjadi takut karena diancam akan dibunuh oleh oknum TNI AL itu.
“Saat itu aku dipaksa untuk meninggal rumah aku itu, karena aku bersikeras, aku diangkat oknum TNI itu, dengan cara dua orang memegang kaki dan dua orang memegang tanganku. Setelah itu aku dilemparkan orang itu keluar rumah. Berikutnya aku disuruh berdiri, namun saat aku hendak berdiri aku ditunjang orang itu sehingga aku tersungkur, dan hal itu dilakukan orang itu sampai 4 kali. Sambil menyeret aku, orang itu juga bilang, “Awas kau nanti diluar ya, kubunuh kau nanti. Kami buang mayat kau ke laut,” terang Ludik.
Karena takut nyawa terancam, akhirnya dia bergegas keluar dari areal lahan. Namun saat keluar dari lahan dirinya mendengar suara ledakkan lagi. Esok harinya dia kembali ke lahan itu, dirinya melihat rumah sudah rata dengan tanah.
“Pertama kali orang itu (oknum TNI AL) meledakkan bom tepat didepan rumah aku, yang berjarak hanya 100 Meter dari pintu rumah. Setelah mendengar suara ledak itu, aku mendengar suara dari oknum TNI yang berteriak, “Kau dengar itu suara ledakan kan, mau kau sama rumahmu kami ledakkan. Pertama aku rasa mereka hanya menggertak, ternyata rumah aku benar-benar diledakkan orang itu sampai rata dengan tanah,” katanya lirih.
Untuk itu Ludik manambahkan, dirinya dan masyarakat sekitar sangat berharap kepada instansi yang terkait untuk dapat menyelesaikan konflik yang sedang memanas itu. Dan untuk oknum TNI AL yang melakukan penganiayaan secara fisik dan yang mengebom rumahnya untuk dapat segera ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.(fad/ras)