26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

3 Nelayan Myanmar Diboyong ke Jakarta

MEDAN-Tiga nelayan Myanmar yang sempat diinapkan di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan akhirnya dibawa ke Jakarta. Mereka dibawa ke Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Selasa (9/4) sekira pukul 07.45 WIB dengan menumpang pesawat jenis Lion.

Hal ini diungkapkan Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kemenkumham, Rostanov. “Iya sudah dibawa mereka tadi pagi (kemarin). Mereka ini sebenarnya ditangkap karena melakukan illegal fishing. Lantas diinapkan di Rudenim Belawan. Tapi mereka selamat, karena saat kejadian tidak sekamar dengan delapan temannya yang tewas dalam bentrokan itu. Kita tetap berkoordinasi dengan petugas kepolisian dari Belawan. Petugas terus berjaga-jaga di sana,” ujarnya.

Rostanov menambahakan ketiga nelayan Myanmar itu masing-masing Win Thike, Soe Paing, dan Kyew Kyew. Nantinya, ketiga nelayan tersebut akan langsung dikembalikan ke negara asalnya.

Terpisah, Plh Kepala Rudenim Medan Yusuf Umardhani mengatakan ketiga nelayan Myanmar tersebut harus mengurus administrasi terlebih dahulu di Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham di Jakarta. Katanya untuk memulangkan ketiga nelayan tersebut ke negara asalnya memerlukan dokumen lengkap dan harus melalui persetujuan Kedutaan Besar Myanmar.

“Mereka sudah tiba di Direktorat Jenderal. Jadi kelanjutannya silakan konfirmasi ke sana. Bukan langsung dipulangkan ke Myanmar, tapi harus melalui prosedur. Kedutaan juga harus mengurus administrasi mereka. Untuk memulangkan mereka ke negara asalnya diperlukan dokumen yang lengkap. Tergantung kedutaannya berapa hari nanti tiga nelayan ini di Jakarta. Kedutaan respon apa nggak. Jadi saya nggak bisa jelaskan berapa hari nanti mereka di sana,” jelasnya.

Selain itu, sekitar 50 imigran yang sebelumnya diinapkan di Rudenim Belawan juga dipindahkan ke tempat penampungan di Medan. Mereka ditempatkan di penampungan pengungsi di Pasar III Padang Bulan Medan dan di Wisma Jalan Binjai.

“Sekarang yang tinggal di Rudenim Belawan ada 222 orang. Bukan nggak nyaman, tapi mereka ‘kan butuh ketenangan. Jadi kita berusaha menempatkan mereka ke tempat-tempat yang aman di beberapa penampungan yang masih memungkinkan di Medan ini,” jelasnya.

7 Imigran Pindah ke Jogja

Sementara itu, 7 imigran gelap asal Myanmar dipindahkan ke Jogja pada Selasa pagi (9/4) kemarin. Pemindahan ini dilakukan sebagai antisipasi terjadinya chaos sesama pengungsi gelap ini.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Seksi Penindakan dan Pengawasan Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan, Hartur Tampubolon SH, kemarin. “Jadi, agar tidak terulang para warga negara Myanmar yang berbeda keyakinan, kita pindahkan,” ujarnya.

Ditambahkannya, ketujuh imigran Myanmar yang dipindahkan tersebut tidak terkait dengan imigran yang berbuat onar di Rudenim Belawan beberapa waktu lalu. Melainkan hanyalah imigran Myanmar lainnya. “Sebab, di tempat penampungan kita, terdapat warga Myanmar lainnya. Memang yang dipindahkan itu bukanlah warga Rohingya. Namun demikian, kami tetap mengantisipasi terjadinya kembali kerusuhan sesama warga Myanmar di tempat penampungan sementara Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan,” ujarnya.

Dijelaskannya dari beberapa tempat penampungan imigran yang ada di Sumatera Utara, sebagian di antaranya mencampurkan pengungsi warga Myanmar dengan warga Rohingya. Seperti di tempat penampungan yang berada di Jalan Pancur Batu dan Jalan Padang Bulan. Di kedua tempat penampungan imigran gelap tersebut terdapat pengungsi Myanmar yang berbeda agama.

“Untuk menghindari kerusuhan terulang kembali, makanya kantor Imigrasi Pusat mengambil kebijakan untuk memindahkan tujuh imigran asal Myanmar yang beragama Buddha ke Jogjakarta. Sebab, di tempat penampungan tersebut terdapat pengungsi Rohingya,” tambahnya.Hartur menjelaskan, pemindahan rumah tampungan ini dikarenakan untuk di Indonesia, hanya ada beberapa rumah penampungan imigrasi. Yaitu di Medan, Jogjakarta, dan Makassar. “Nah, untuk saat ini, rundemin yang di Jogja yang sedikit lowong. Atau tidak terlalu banyak imigrannya,” jelasnya.

Hartur menambahkan bahwa pemindahan ketujuh Imigran Myanmar tersebut diberangkatkan dengan menggunakan pesawat Garuda GT 970 tepat pada pukul 07.00 WIB kemarin (9/4).

8 Mayat Diserahterimakan

Di sisi lain, aparat kepolisian terus melakukan penyelidikan terkait bentrok berdarah yang menewaskan 8 warga Myanmar di Rudenim Belawan. Setelah sebelumnya menetapkan 19 tersangka, kini giliran 3 petugas rumah detensi yang diperiksa, kemarin.

Ketiga petugas Rudenim Belawan yang diperiksa polisi yakni, Yusuf Umardhani selaku plh kepala rumah detensi, Riko selaku kepala keamanan dan Ahmad Pohan petugas keamanan yang malam itu melakukan penjagaan. “Benar, ketiganya diperiksa sebagai saksi. Penyidik kita memintai keterangan tentang seputar peristiwa yang terjadi malam itu,” kata Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Endro Kiswanto.

Sedangkan Polda Sumut sudah melakukan koordinasi dengan Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta, dalam keputusan koordinasi tersebut kedelapan jasad warga Myanmar yang tewas tidak dikembalikan ke negara asalnya, namun akan dilakukan kremasi yang dilakukan Imigrasi Belawan. “Memang kita yang menangani. Untuk tindaklanjut kedelapan mayat, kita sudah koordinasi dengan Kedubes Myanmar untuk dikremasi, tidak dipulangkan,” ungkap Direktur Res Kriminal Umum (Dir Res Krimum) Polda Sumut, Kombes Pol Marsauli Siregar, kemarin.

Perwira melati tiga ini mengungkapkan setelah dilakukan koordinasi dengan Dubes Myanmar, Polda Sumut berencana, hari ini (10/4) pagi sekitar pukul 09.00 WIB akan melakukan serah terima jasad kedelapan mayat ABK, untuk selanjutnya akan dilakukan kremasi yang dilakukan sepenuhnya oleh Imigrasi. “Saya akan melakukan serah terima mayat dengan Imigrasi di kamar mayat RS dr Pirngadi Medan,”sebutnya.

Hal yang sama diucapkan oleh Kasubbid Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PID) Humas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan.”Kremasi seluruhnya. Sudah berkoordinasi dengan Dubes Myanmar di Jakarta, tidak dikembalikan ke Myanmar,” ungkap MP Nainggolan. (far/ram/rul/gus)

MEDAN-Tiga nelayan Myanmar yang sempat diinapkan di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan akhirnya dibawa ke Jakarta. Mereka dibawa ke Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Selasa (9/4) sekira pukul 07.45 WIB dengan menumpang pesawat jenis Lion.

Hal ini diungkapkan Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kemenkumham, Rostanov. “Iya sudah dibawa mereka tadi pagi (kemarin). Mereka ini sebenarnya ditangkap karena melakukan illegal fishing. Lantas diinapkan di Rudenim Belawan. Tapi mereka selamat, karena saat kejadian tidak sekamar dengan delapan temannya yang tewas dalam bentrokan itu. Kita tetap berkoordinasi dengan petugas kepolisian dari Belawan. Petugas terus berjaga-jaga di sana,” ujarnya.

Rostanov menambahakan ketiga nelayan Myanmar itu masing-masing Win Thike, Soe Paing, dan Kyew Kyew. Nantinya, ketiga nelayan tersebut akan langsung dikembalikan ke negara asalnya.

Terpisah, Plh Kepala Rudenim Medan Yusuf Umardhani mengatakan ketiga nelayan Myanmar tersebut harus mengurus administrasi terlebih dahulu di Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham di Jakarta. Katanya untuk memulangkan ketiga nelayan tersebut ke negara asalnya memerlukan dokumen lengkap dan harus melalui persetujuan Kedutaan Besar Myanmar.

“Mereka sudah tiba di Direktorat Jenderal. Jadi kelanjutannya silakan konfirmasi ke sana. Bukan langsung dipulangkan ke Myanmar, tapi harus melalui prosedur. Kedutaan juga harus mengurus administrasi mereka. Untuk memulangkan mereka ke negara asalnya diperlukan dokumen yang lengkap. Tergantung kedutaannya berapa hari nanti tiga nelayan ini di Jakarta. Kedutaan respon apa nggak. Jadi saya nggak bisa jelaskan berapa hari nanti mereka di sana,” jelasnya.

Selain itu, sekitar 50 imigran yang sebelumnya diinapkan di Rudenim Belawan juga dipindahkan ke tempat penampungan di Medan. Mereka ditempatkan di penampungan pengungsi di Pasar III Padang Bulan Medan dan di Wisma Jalan Binjai.

“Sekarang yang tinggal di Rudenim Belawan ada 222 orang. Bukan nggak nyaman, tapi mereka ‘kan butuh ketenangan. Jadi kita berusaha menempatkan mereka ke tempat-tempat yang aman di beberapa penampungan yang masih memungkinkan di Medan ini,” jelasnya.

7 Imigran Pindah ke Jogja

Sementara itu, 7 imigran gelap asal Myanmar dipindahkan ke Jogja pada Selasa pagi (9/4) kemarin. Pemindahan ini dilakukan sebagai antisipasi terjadinya chaos sesama pengungsi gelap ini.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Seksi Penindakan dan Pengawasan Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan, Hartur Tampubolon SH, kemarin. “Jadi, agar tidak terulang para warga negara Myanmar yang berbeda keyakinan, kita pindahkan,” ujarnya.

Ditambahkannya, ketujuh imigran Myanmar yang dipindahkan tersebut tidak terkait dengan imigran yang berbuat onar di Rudenim Belawan beberapa waktu lalu. Melainkan hanyalah imigran Myanmar lainnya. “Sebab, di tempat penampungan kita, terdapat warga Myanmar lainnya. Memang yang dipindahkan itu bukanlah warga Rohingya. Namun demikian, kami tetap mengantisipasi terjadinya kembali kerusuhan sesama warga Myanmar di tempat penampungan sementara Kantor Imigrasi Kelas I Polonia Medan,” ujarnya.

Dijelaskannya dari beberapa tempat penampungan imigran yang ada di Sumatera Utara, sebagian di antaranya mencampurkan pengungsi warga Myanmar dengan warga Rohingya. Seperti di tempat penampungan yang berada di Jalan Pancur Batu dan Jalan Padang Bulan. Di kedua tempat penampungan imigran gelap tersebut terdapat pengungsi Myanmar yang berbeda agama.

“Untuk menghindari kerusuhan terulang kembali, makanya kantor Imigrasi Pusat mengambil kebijakan untuk memindahkan tujuh imigran asal Myanmar yang beragama Buddha ke Jogjakarta. Sebab, di tempat penampungan tersebut terdapat pengungsi Rohingya,” tambahnya.Hartur menjelaskan, pemindahan rumah tampungan ini dikarenakan untuk di Indonesia, hanya ada beberapa rumah penampungan imigrasi. Yaitu di Medan, Jogjakarta, dan Makassar. “Nah, untuk saat ini, rundemin yang di Jogja yang sedikit lowong. Atau tidak terlalu banyak imigrannya,” jelasnya.

Hartur menambahkan bahwa pemindahan ketujuh Imigran Myanmar tersebut diberangkatkan dengan menggunakan pesawat Garuda GT 970 tepat pada pukul 07.00 WIB kemarin (9/4).

8 Mayat Diserahterimakan

Di sisi lain, aparat kepolisian terus melakukan penyelidikan terkait bentrok berdarah yang menewaskan 8 warga Myanmar di Rudenim Belawan. Setelah sebelumnya menetapkan 19 tersangka, kini giliran 3 petugas rumah detensi yang diperiksa, kemarin.

Ketiga petugas Rudenim Belawan yang diperiksa polisi yakni, Yusuf Umardhani selaku plh kepala rumah detensi, Riko selaku kepala keamanan dan Ahmad Pohan petugas keamanan yang malam itu melakukan penjagaan. “Benar, ketiganya diperiksa sebagai saksi. Penyidik kita memintai keterangan tentang seputar peristiwa yang terjadi malam itu,” kata Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Endro Kiswanto.

Sedangkan Polda Sumut sudah melakukan koordinasi dengan Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta, dalam keputusan koordinasi tersebut kedelapan jasad warga Myanmar yang tewas tidak dikembalikan ke negara asalnya, namun akan dilakukan kremasi yang dilakukan Imigrasi Belawan. “Memang kita yang menangani. Untuk tindaklanjut kedelapan mayat, kita sudah koordinasi dengan Kedubes Myanmar untuk dikremasi, tidak dipulangkan,” ungkap Direktur Res Kriminal Umum (Dir Res Krimum) Polda Sumut, Kombes Pol Marsauli Siregar, kemarin.

Perwira melati tiga ini mengungkapkan setelah dilakukan koordinasi dengan Dubes Myanmar, Polda Sumut berencana, hari ini (10/4) pagi sekitar pukul 09.00 WIB akan melakukan serah terima jasad kedelapan mayat ABK, untuk selanjutnya akan dilakukan kremasi yang dilakukan sepenuhnya oleh Imigrasi. “Saya akan melakukan serah terima mayat dengan Imigrasi di kamar mayat RS dr Pirngadi Medan,”sebutnya.

Hal yang sama diucapkan oleh Kasubbid Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PID) Humas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan.”Kremasi seluruhnya. Sudah berkoordinasi dengan Dubes Myanmar di Jakarta, tidak dikembalikan ke Myanmar,” ungkap MP Nainggolan. (far/ram/rul/gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/