MEDAN, SUMUTPOS.CO -Meski pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) SMA Tingkat Kota Medan dilakukan pengulangan pada 31 Maret lalu, namun hingga kini hasilnya belum juga diumumkan panitia penyelenggara dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Medan. Hal inipun menimbulkan kecurigaan adanya indikasi kecurangan.
Seperti diketahui, pelaksanaan OSN tahun ini pada 31 Maret lalu merupakan pengulangan. Sebab, pelaksanaan OSN sebelumnya pada 14 Maret lalu terdapat kejanggalan dan kesalahan. Sedangkan para peserta OSN di antaranya, SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 7, SMAN 12, dan SMAN 13.
Koordinator Forum Guru Pembina dan Pelatih OSN Sumut, Sofyanto mengungkapkan, untuk hasil OSN tersebut sebetulnya paling lama keluar seminggu. Tapi, hingga saat ini belum ada informasi mengenai itu. Padahal, para peserta sangat menunggu hasilnya.
“Hasil jawaban sudah diperiksa pada hari itu juga setelah perlombaan digelar. Tapi kenapa, kok sampai sekarang hasilnya belum keluar. Karenanya, dengan tidak diumumkan hasilnya maka kemungkinan menimbulkan kecurigaan adanya indikasi kecurangan,” ujar Sofyanto.
Diutarakannya, kalau sistem penilaian OSN tersebut menganut rangking atau peringkat, jelas hasil atau pemenangnya membutuhkan waktu tidak sebentar. Namun ini tidak, dalam OSN SMA tingkat Medan tidak menerapkan sistem rangking.
Menurut Sofyanto, lambatnya hasil OSN tersebut keluar tentunya membawa dampak terhadap pelaksanaan OSN tingkat provinsi. Sebab, OSN tingkat provinsi akan digelar pada bulan depan atau Mei ini. Di mana, sesuai surat edaran Dinas Pendidikan Provinsi Sumut nama-nama pemenang paling lambat dikirim pada pertengahan April.
“Bagaimana mau persiapan menuju tingkat provinsi sementara hasil tingkat kota Medan saja belum keluar. Tentunya, ini menjadi kendala dan akan mempengaruhi prestasi peserta OSN di Medan bila bertanding nantinya,” sebut Sofyanto.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan audiensi atau pertemuan dengan Disdik Sumut guna membahas persoalan tersebut. Sebab, panitia penyelenggara diajak audiensi tidak merespon. Hal ini mengasumsikan mereka menutup diri dan tidak transparan.