25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

RI Diminta Keluarkan Travel Warning

MEDAN- Korban meninggal karena flu ini di Arab Saudi kembali bertambah. Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengungkapkan, lima orang kembali meninggal karena penyakit yang disebabkan virus corona tersebut kemarin (9/5).

MASKER: Warga Riyadh mengenakan masker di jalanan Arab Saudi. Korban meninggal setelah mengidap flu Arab di Arab Saudi tercatat 126 orang.//AFP PHOTO/FAYEZ NURELDINE
MASKER: Warga Riyadh mengenakan masker di jalanan Arab Saudi. Korban meninggal setelah mengidap flu Arab di Arab Saudi tercatat 126 orang.//AFP PHOTO/FAYEZ NURELDINE

Dengan jumlah terakhir itu, total korban yang mengembuskan napas terakhir mencapai 126 orang. “Dua lelaki berusia 47 dan 60 tahun meninggal dunia di Medina pada Rabu (7/5) dan seorang pria berusia 84 tahun meninggal di Makkah. Seorang lainnya meninggal di Jeddah,” kata Kementerian Kesehatan Arab Saudi dalam pernyataan resmin mereka.

Dalam pernyataan tersebut dinyatakan, korban terakhir MERS adalah seorang perempuan yang meninggal di Riyadh. Angka kematian terakhir itu menambah jumlah warga yang terinfeksi MERS-CoV menjadi 463 orang.

Arab Saudi belum mengeluarkan status darurat untuk kasus MERS tahun ini. Namun, beberapa negara sudah mengeluarkan peringatan untuk warga mereka yang hendak beribadah umrah dan haji. Sebab, ada tiga kota yang pasti di datangi para calon jamaah umrah dan haji dari seluruh dunia. Padahal, beberapa korban yang meninggal berasal dari tiga kota tersebut.

Menyikapi hal ini, pihak travel tour sebagai pihak penyelenggara umrah meminta pemerintah mengeluarkan travel warning untuk perjalanan ke Arab Saudi. Peringatan ini diperlukan agar jamaah terjadwal yang menunda keberangkatan umrah tidak akan kehilangan uangnya.

“Kami kan satu bulan ke depan sudah membayar tiket dan hotel. Jadi dengan travel warning ini, uangnya tidak hilang,” kata Direktur Siar Tour M Nur Basir dalam rapat dengan Dinas Kesehatan Sumut dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Medan usai melakukan pertemua dengan pihak Dinkes Sumut, Jumat (9/5).

Dia menuturkan, sejak merebaknya MERS-CoV ini, sedikitnya ada 15 jamaah umrah di travelnya yang menunda keberangkatan ke Tanah Suci pada bulan Juni.

“Sekitar 10-15 orang menunda pemberangkatan Juni ini. Ada yang ragu kalau tidak berangkat uangnya hilang. Makanya kita minta travel warning. Biar kita bawa ke arilines dan hotel agar bisa kembali uangnya. Mereka  menunda sampai suasana tenang,” terangnya.

Namun demikian, lanjut Basir, banyak pula jamaah yang tidak terpengaruh dengan flu Arab ini tetap berangkat untuk menunaikan ibadah umroh.

“Yang bulan ini tetap berangkat. Bahkan ada satu grup 200 orang berangkat saja. Dan tadi malam masuk 100 orang sehat-sehat saja. Saya komunikasi tadi malam dengan jamaah sehat semua,” ujarnya.

Dia tidak dapat memastikan apakah ke depan jumlah jamaah yang berangkat umrah makin menurun atau tidak. Pihaknya hanya mengimbau kepada jamaah yang akan berangkat agar mengecek terlebih dahulu kesehatannya.

“Paling tidak, jangan demam. Kalau dari sini sudah sakit, kan makin mudah nanti masuk virus itu,” ujarnya.

Sementara Kabid PMK Dinkes Sumut NG Hikmet menuturkan, hingga kini travel warning belum diadakan oleh seluruh dunia karena MERS-CoV belum menyebar seperti virus SARS. Dinkes hanya minta info keberangkatan dan kepulangan jamaah dari pihak travel.

—-

Untuk menenangkan situasi, Dinkes Sumut meminta semua pihak menyamakan persepsi tentang virus berbahaya ini. Kadinkes Sumut dr RR SH Surjantini pun secara khusus meminta calon jamaah umrah mempersiapkan kesehatan, terutama kondisi fisiknya.

“Kita tidak ada melarang untuk jamaah yang hendak pergi umrah. Harus diperiksa dahulu dan yang membenarkan mereka untuk berangkat umrah adalah dokter,” katanya.

Diterangkannya, terdapat perbedaan antara jamaah haji dan jamaah umrah. Jamaah haji memiliki tim kesehatan dari pemerintah yang selalu memantau jamaah. “Kalau jemaah umrah ini ya, pihak travel yang memberikan informasi pada peserta. Juga mendampingi dan memberi arahan,” ujarnya.

Wanita yang disapa Ninik ini, mengingatkan jamaah penderita Diabetes Melitus, Asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan rentan seperti ibu hamil dan anak agar lebih waspada dan terkontrol kesehatan dan memastikan pergi dalam keadaan sehat.

Ninik mengakui, pengobatan dan vaksin flu Arab ini belum ada. Pun metode pengobatan yang secara spesifik untuk penanganannya belum ada. Pengobatan dilakukan tergantung dari kondisi dan keluhan pasien.

Pasien Suspect Bertambah

Pasien suspect flu Arab di RSUP H Adam Malik Medan yang sebelumnya dua orang kini bertambah lagi dua orang.

Satu pasien yang masuk perempuan berinisial AP (63) warga Belawan, yang mengalami demam, batuk, dan sesak nafas setelah baru pulang melakukan perjalanan umrah 3 Mei 2014 lalu. AP rujukan dari rumah sakit Murni Teguh Medan. Tim medis sudah melakukan investigasi terhadap pasien seperti dilakukan foto thorax, darah dan pengambilan Sweb. “Saat ini Leukosit normal, tapi trombosit rendah. Tapi, bukan mengarah ke MERS. Namun, pasien sudah menjalani rawat inap,” jelas Kasubbag Humas RSUP HAM Sairi M. Saragih, DCN, MKes.

Tim medis telah mememeriksa 4 pasien yang pulang umrah. Diantaranya, FW (51) dan suaminya SM (55) warga Medan, baru pulang umrah tanggal 5 Mei. Lalu perempuan berinisial MA (71) warga Medan baru pulang umrah tanggal 8 Mei.

“Keluhannya sama. Tapi swab tidak diambil, hanya dilakukan foto thorax dan darah rutin. Kalau hasil foto tidak ada menunjukkan adanya pneumoni, keduanya dipulangkan (FW dan SM). Sedangkan MA dirawat karena ada batu berdahak, jadi belum bisa pulang,” jelas Sairi.

Sementara itu, tambahnya pasien SPJ warga Tanjung Morawa dan SHN warga Sergai sudah membaik. “Tetapi, sebelum hasil swabnya secara tertulis kita terima, apakah negatif maupun positif, kita belum boleh memulangkan pasien,” ungkanya. (afp/tia/jpnn/nit/tom)

MEDAN- Korban meninggal karena flu ini di Arab Saudi kembali bertambah. Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengungkapkan, lima orang kembali meninggal karena penyakit yang disebabkan virus corona tersebut kemarin (9/5).

MASKER: Warga Riyadh mengenakan masker di jalanan Arab Saudi. Korban meninggal setelah mengidap flu Arab di Arab Saudi tercatat 126 orang.//AFP PHOTO/FAYEZ NURELDINE
MASKER: Warga Riyadh mengenakan masker di jalanan Arab Saudi. Korban meninggal setelah mengidap flu Arab di Arab Saudi tercatat 126 orang.//AFP PHOTO/FAYEZ NURELDINE

Dengan jumlah terakhir itu, total korban yang mengembuskan napas terakhir mencapai 126 orang. “Dua lelaki berusia 47 dan 60 tahun meninggal dunia di Medina pada Rabu (7/5) dan seorang pria berusia 84 tahun meninggal di Makkah. Seorang lainnya meninggal di Jeddah,” kata Kementerian Kesehatan Arab Saudi dalam pernyataan resmin mereka.

Dalam pernyataan tersebut dinyatakan, korban terakhir MERS adalah seorang perempuan yang meninggal di Riyadh. Angka kematian terakhir itu menambah jumlah warga yang terinfeksi MERS-CoV menjadi 463 orang.

Arab Saudi belum mengeluarkan status darurat untuk kasus MERS tahun ini. Namun, beberapa negara sudah mengeluarkan peringatan untuk warga mereka yang hendak beribadah umrah dan haji. Sebab, ada tiga kota yang pasti di datangi para calon jamaah umrah dan haji dari seluruh dunia. Padahal, beberapa korban yang meninggal berasal dari tiga kota tersebut.

Menyikapi hal ini, pihak travel tour sebagai pihak penyelenggara umrah meminta pemerintah mengeluarkan travel warning untuk perjalanan ke Arab Saudi. Peringatan ini diperlukan agar jamaah terjadwal yang menunda keberangkatan umrah tidak akan kehilangan uangnya.

“Kami kan satu bulan ke depan sudah membayar tiket dan hotel. Jadi dengan travel warning ini, uangnya tidak hilang,” kata Direktur Siar Tour M Nur Basir dalam rapat dengan Dinas Kesehatan Sumut dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di Medan usai melakukan pertemua dengan pihak Dinkes Sumut, Jumat (9/5).

Dia menuturkan, sejak merebaknya MERS-CoV ini, sedikitnya ada 15 jamaah umrah di travelnya yang menunda keberangkatan ke Tanah Suci pada bulan Juni.

“Sekitar 10-15 orang menunda pemberangkatan Juni ini. Ada yang ragu kalau tidak berangkat uangnya hilang. Makanya kita minta travel warning. Biar kita bawa ke arilines dan hotel agar bisa kembali uangnya. Mereka  menunda sampai suasana tenang,” terangnya.

Namun demikian, lanjut Basir, banyak pula jamaah yang tidak terpengaruh dengan flu Arab ini tetap berangkat untuk menunaikan ibadah umroh.

“Yang bulan ini tetap berangkat. Bahkan ada satu grup 200 orang berangkat saja. Dan tadi malam masuk 100 orang sehat-sehat saja. Saya komunikasi tadi malam dengan jamaah sehat semua,” ujarnya.

Dia tidak dapat memastikan apakah ke depan jumlah jamaah yang berangkat umrah makin menurun atau tidak. Pihaknya hanya mengimbau kepada jamaah yang akan berangkat agar mengecek terlebih dahulu kesehatannya.

“Paling tidak, jangan demam. Kalau dari sini sudah sakit, kan makin mudah nanti masuk virus itu,” ujarnya.

Sementara Kabid PMK Dinkes Sumut NG Hikmet menuturkan, hingga kini travel warning belum diadakan oleh seluruh dunia karena MERS-CoV belum menyebar seperti virus SARS. Dinkes hanya minta info keberangkatan dan kepulangan jamaah dari pihak travel.

—-

Untuk menenangkan situasi, Dinkes Sumut meminta semua pihak menyamakan persepsi tentang virus berbahaya ini. Kadinkes Sumut dr RR SH Surjantini pun secara khusus meminta calon jamaah umrah mempersiapkan kesehatan, terutama kondisi fisiknya.

“Kita tidak ada melarang untuk jamaah yang hendak pergi umrah. Harus diperiksa dahulu dan yang membenarkan mereka untuk berangkat umrah adalah dokter,” katanya.

Diterangkannya, terdapat perbedaan antara jamaah haji dan jamaah umrah. Jamaah haji memiliki tim kesehatan dari pemerintah yang selalu memantau jamaah. “Kalau jemaah umrah ini ya, pihak travel yang memberikan informasi pada peserta. Juga mendampingi dan memberi arahan,” ujarnya.

Wanita yang disapa Ninik ini, mengingatkan jamaah penderita Diabetes Melitus, Asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan rentan seperti ibu hamil dan anak agar lebih waspada dan terkontrol kesehatan dan memastikan pergi dalam keadaan sehat.

Ninik mengakui, pengobatan dan vaksin flu Arab ini belum ada. Pun metode pengobatan yang secara spesifik untuk penanganannya belum ada. Pengobatan dilakukan tergantung dari kondisi dan keluhan pasien.

Pasien Suspect Bertambah

Pasien suspect flu Arab di RSUP H Adam Malik Medan yang sebelumnya dua orang kini bertambah lagi dua orang.

Satu pasien yang masuk perempuan berinisial AP (63) warga Belawan, yang mengalami demam, batuk, dan sesak nafas setelah baru pulang melakukan perjalanan umrah 3 Mei 2014 lalu. AP rujukan dari rumah sakit Murni Teguh Medan. Tim medis sudah melakukan investigasi terhadap pasien seperti dilakukan foto thorax, darah dan pengambilan Sweb. “Saat ini Leukosit normal, tapi trombosit rendah. Tapi, bukan mengarah ke MERS. Namun, pasien sudah menjalani rawat inap,” jelas Kasubbag Humas RSUP HAM Sairi M. Saragih, DCN, MKes.

Tim medis telah mememeriksa 4 pasien yang pulang umrah. Diantaranya, FW (51) dan suaminya SM (55) warga Medan, baru pulang umrah tanggal 5 Mei. Lalu perempuan berinisial MA (71) warga Medan baru pulang umrah tanggal 8 Mei.

“Keluhannya sama. Tapi swab tidak diambil, hanya dilakukan foto thorax dan darah rutin. Kalau hasil foto tidak ada menunjukkan adanya pneumoni, keduanya dipulangkan (FW dan SM). Sedangkan MA dirawat karena ada batu berdahak, jadi belum bisa pulang,” jelas Sairi.

Sementara itu, tambahnya pasien SPJ warga Tanjung Morawa dan SHN warga Sergai sudah membaik. “Tetapi, sebelum hasil swabnya secara tertulis kita terima, apakah negatif maupun positif, kita belum boleh memulangkan pasien,” ungkanya. (afp/tia/jpnn/nit/tom)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/