Gebyar Sekolah Menengah Kejuruan
MEDAN- Tak tanggung-tanggung, Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Disdiksu) mengalokasikan dana sebesar Rp1,6 miliar dalam penyelenggaraan Gebyar SMK se-Sumatera 2011, yang digelar di Lapangan Benteng Medan mulai 9-6 Juni mendatang.
Dalam pagelaran itu, diikuti oleh sebanyak 82 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) baik negeri maupun swasta, se Sumatera Utara yang akan mengikuti beberapa perlombaan, antara lain festival tata rias wajah, festival tuneup sepeda motor, festival aransemen musik, festival perancang busana, festival elektronik dan lainnya dengan total hadian Rp89 juta. Selain diikuti 82 SMK, kegiatan ini juga diikuti 16 stand dunia usaha.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) Dinas Pendidikan Sumut sekaligus ketua panitia Latifah Hanum Daulay mengatakan acara berbiaya Rp1,6 miliar bersumber dari Dokumen Penggunaan Anggaran (DPA) APBD Sumut dan ini merupakan yang pertama dari Dinas Pendidikan Sumut.
“Sebelumnya pernah dibuat tahun 1998, tetapi swadana oleh SMK,” ujar perempuan berjilbab tersebut.
Latifah Hanum menambahkan, ajang ini sebagai promosi SMK untuk menyahuti SK Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) tahun 2005 dimana pada tahun 2015, komposisi SMK lebih besar dibanding SMA yakni, 70 berbanding 30 persen.
“Ini sebagai ajang promosi bagi SMK, agar masyarakat dan dunia usaha tahu bahwa SMK sudah siap pakai. Dan mereka bisa terserap ke dunia kerja yang pada akhirnya dapat memberantas kemiskinan dan pengangguran,” jelasnya.
Dikatakannya, kegiatan ini diharapakan dapat meningkatkan minat pelajar memilih SMK dan pemerintah lebih memperhatikan SMK agar tahun 2015 rencana strategis Mendiknas tercapai.
Saat ini, lanjutnya, dari sekitar 825 SMK di Sumut dengan sekitar 15 ribuan siswa, belum ada 50 persen komposisi SMK di Sumut. “Belum sampai 50 persen,” lanjutnya.
Diterangkannya, berdasarkan penelitian yang dilakukannya tahun 2006, baru 40 persen jumlah SMK di Sumut. Dan dari jumlah lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), hanya 30 persen yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Sisanya, menyatu dengan masyarakat.
Namun, sebagian besar adalah tamatan SMA yang belum dibekali keahlian. “Makanya kita buat ini, agar semua tahu bahwa SMK sudah siap pakai,” tandasnya.(ari)